Kemahiran Menulis dalam Berbahasa

1. Pengertian
Menulis adalah membuat huruf (angka, dsb) dengan pena, melahirkan pikiran dan perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan; mengarang di majalah, mengarang roman (cerita, membuat surat) (Depdikbud, 1986:968).
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang difahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa gambar itu (Tarigan, 1994:21).
Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis (Suriamiharja, 1985:2).
Jadi menulis atau mengarang dapat diartikan dengan suatu proses dan aktivitas melahirkan gagasan, pikiran, perasaan, kepada orang lain atau dirinya melalui media bahasa melui tulisan. Menulis ialah menjelaskan bahasa lisan menjadi tertulis, melalui proses menyalin melahirkan pikiran/perasaan, atau melukiskan lambang-lambang grafik. Melalui tulisan, terjadi komunikasi antara penulis dengan pembaca. Untuk itu fungsi utama menulis adalah melakukan komunikasi secara tidak langsung kepada pembaca.
Dalam kegiatan berbahasa, menulis memiliki fungsi utama yaitu sebagai alat komunikasi secara tertulis dan tidak langsung, sedangkan fungsi yang lainnya adalah;
  1. Fungsi Penataan. Ketika mengarang terjadi penataan terhadap gagasan, pikiran pendapat, imajinasi, dan yang lainnya, serta terhadap penggunaan bahasa untuk mewujudkannya. Oleh karena itu pikiran dan lainnya mempunyai wujud yang tersusun
  2. Fungsi Pengawetan. Mengarang mempunyai fungsi untuk mengawetkan pengutaraan sesuatu dalam wujud dokumen tertulis.
  3. Fungsi Penciptaan. Dengan mengarang kita menciptakan sesuatu yang mewujudkan sesuatu yang baru. Karangan sastra menunjukkan fungsi demikian.
  4. Fungsi Penyampaian. Penyampaian itu terjadi bukan saja kepada orang yang berdekatan tempatnya melainkan juga kepada orang yang berjauhan.
Adapun tujuan penulisan suatu tulisan adalah:
  1. Tujuan Penugasan (Assingment Purpose)
  2. Tujuan Alturistik (Alturistic Purpose). Penulisan bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudan dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
  3. Tujuan Persuasif (Persuasif Purpose). Tulisan bertujuan untuk meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
  4. Tujuan Informasional atau Tujuan Penerangan (Informational Purpose).
  5. Tujuan Pernyataan Diri (Self-Expressive Purpose).
  6. Tujuan Pemecahan Masalah (Problem-Solving Purpose). Dalam tulisan seperti ini sang penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.
2. Sistem Pengajaran Menulis
Sistem pengajaran kemahiran menulis dapat ditempuh dengan cara bimbingan bertahap. Model ini dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa menulis atau mengarang merupakan suatu proses yang meliputi tahap pramenulis, tahap penulisan dan tahap perbaikan. Hakikat pengajaran mengarang dalam membentuk model pengajaran mengarang dengan teknik bimbingan bertahap adalah sebagai berikut:
  1. Mengarang merupakan kemahiran mengubah bentuk ide dan perasaan ke dalam wujud kata-kata pada kertas.
  2. Mengarang merupakan suatu proses yang meliputi tahap pramenulis, tahap menulis, dan tahap perbaikan atau editing.
  3. Pengajaran mengarang merupakan bagian dari pengajaran bahasa yang tujuan utamanya yaitu pembelajar memiliki kemahiran mengarang.
  4. Di dalam proses belajar, pembelajar sangat memerlukan bimbingan pengajar.
  5. Dari sudut pandang pengajar, membelajarkan pembelajar tentang mengarang harus melalui langkah-langkah berikut:
    • Penentuan topik yang sesuai dengan tingkat kebahasaan pembelajar dan dengan ruang lingkup kehidupannya.
    • Penentuan tujuan yang berisi mengapa penulis mengarang tulisan itu.
    • Penentuan sasaran kepada siapa karang itu ditujukan.
    • Pembuatan rencana penulisan.
    • Perwujudan karangan di atas kertas, melalui penyusunan konsep kasar, perivisian, penyuntingan, dan akhirnya penulisan secara rapi.
Dalam menulis karangan sekurang-kurangnya ada 5 unsur yang harus diperhatikan:
  1. Isi karangan atau hal-hal yang akan dikemukakan.
  2. Bentuk karangan atau susunan cara menyajikan isi karangan
  3. Tata bahasa atau penggunaan tata kata dan pola-pola kalimat yang sesuai dengan aturan bahasa yang digunakan.
  4. Gaya dalam pilihan warna atau nada.
  5. Ejaan dan tanda baca, yakni dalam penulisan lambang-lambang bahasa tulis. Dalam bahasa Arab pengajaran mengarang terdapat dalam pengajaran Kitabah, meliputi Khat, Imlak dan Insya’.
3. Metode Pengajaran Menulis
Dalam pengajaran menulis, harus mempertimbangkan beberapa hal seperti organisasi kalimat ke dalam paragraf, bagaimana paragraf-paragraf tersebut digabungkan dan pengaturan gagasan ke dalam suatu wacana yang padu. Beberapa teknik pengajaran menulis dapat digunakan untuk mengembangkan kecakapan ini pada siswa. Proses pembelajaran kitabah terbagi menjadi tiga kategori utama, yaitu menulis terkontrol, menulis terbimbing dan menulis bebas. Jika membuat jenjang, menulis terkontrol akan berada pada tahap pertama dan menulis bebas pada tahap terakhir.
Hal itu dimaksudkan bahwa pada awal-awal program pengajaran menulis, siswa harus dilibatkan pada aktivitas menulis yang masih banyak membutuhkan kontrol guru. Peranan guru masih sangat dominan dalam tahap ini. Selanjutnya yaitu pada tahap menulis terbimbing peranan guru sudah mulai berkurang. Mereka hanya membimbing semata. Pada tahap terakhir, dalam menulis bebas, siswa sudah diberi keleluasaan mengekspresikan gagasannya dengan ketrampilan menulis yang telah dimilikinya tersebut.

a. Menulis terkontrol. Diantara contohnya,
  • Dikte (Imla’), yaitu mendikte baris-baris sebuah wacana. Dan salah satu cara terbaik adalah melakukan dikte dengan berpasang-pasangan atau berkelompok. Dengan cara ini siswa bekerja sesuai dengan kecepatan mereka dan mereka membetulkan sendiri kalimatnya. Sementara guru bias bebas memonitor aktivitas mereka.
  • Menyusun kalimat (Tartib al-jumlah), siswa kelas dibditulis dalam kalimat-kalimat pendek. Siswa menggabungkan kalimat-kalimat ini dengan menggunakankata penghubung yang disajikan pada papan tulis, atau sekaligus dalam lembar mereka.
  • Menyimpulkan (Talkhis), siswa diminta menulis kembali sebuah wacana dengan membuang semua kata atau frase yang tidak perlu. Siswa hanya dibolehkan membuat sedikit perubahan pada struktur kalimat asli. Aktivitas ini sangat baikdilakukan secara berpasangan.
b. Menulis Terbimbing. Diantara contohnya,
  • Menggunakan gambar (picture description), pada aktivitas ini kita bisa mengunakan gambar yang diambil dari majalah atau menggambar sendiri pada sehelai kertas atau transparansi. Subjek gambar biasanya seorang tokoh terkenal, pemandangan lokasi sebuah peristiwa, bangunan terkenal. Salah satu cara memulai aktivitas ini adalah meminta siswa membuat pertanyaan-pertanyaan tentang gambar tersebut. Pertanyaan-pertanyaan ini dapat dijawab dalam bentuk tulis secara deskriptif.
  • Cerita dengan gambar (picture sequence essay), di kelas diperlihatkan sejumlah gambar antara empat sampai enam buah yang membentuk rangkaian cerita. Gambar-gambar tersebut dapat juga diacak bila tujuan pengajarannya menghendaki diskusi antar siswa. Siswa kemudian menulis sebuah cerita dengan bahasa mereka sendiri berdasarkan gambar tersebut.
  • Membalas surat (replying to letters), teknik ini meminta siswa untuk membuat stimulus. Surat stimulus dibuat secara alamiah, tetapi mengandung sejumlah permintaan informasi yang kemudian menjadi dasar pembentuk surat balasannya. Surat ini ditulis dalam sehelai lembar kerja, karena surat ini terlalu banyak memuat kata.
  • Merangkum (making summary), guru membacakan sebuah wacana secara intensif dan meminta siswa menulis ringkasannya.
  • Menggabungkan (making connections), aktivitas ini masih berkaitan dengan menggabungkan sejumlah kalimat, seperti yang dibahas sebelumnya. Kali ini siswa berurusan dengan teks yang mirip esai, tetapi tersusun dari kalimat-kalimat pendek. Dan tugas siswa adalah menghasilkan sebuah tulisan yang elegan dan padu, dengan menggunakan kata-kata penghubung yang sesuai.
Sedangkan untuk pemula, biasanya ketrampilan menulis dimulai dari:
  • Memberi syakal pada tulisan yang ada
  • Latihan menulis dari kanan ke kiri
  • Memindahkan kalimat dari papan tulis ke buku sendiri
  • Menghubungkan antara kalimat satu dengan kelimat lain
  • Menulis kalimat yang benar dari segi mufrodat dan tarkib.
4. Strategi Pembelajaran Menulis
Proses pembelajaran keterampilan menulis akan berbeda-beda sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan. Apakah menggunakan metode nahwu wa tarjamah atau menggunakan metode mubasyarah dan atau metode sam’iyyah syafawiyah. Karena ketika menggunakan metode nahwu wa tarjamah, pembelajaran menulis bisa dimulai sejak awal, sedang kalau menggunakan metode mubasyarah atau sam’iyah syafawiyah guru memulai pembelajaran dengan ketrampilan shautiyah setelah itu kemudian memulai menulis.
Dalam pembelajaran menulis, proses pembelajarannya bisa dengan beberapa tingkatan yaitu di mulai dengan pembelajaran imla’ sampai ta’bir. Untuk mengetahui masing-masing tingkatan akan kita bahas dalam penjelasan berikut.

a. Pembelajaran Imla’
  1. Imla’ manqul. Tingkat pertama ini dalam pembelajaran menulis bahasa Arab bertujuan untuk memperbaiki kemampuan siswa dalam menulis huruf, dan kata bahasa Arab. Pada tingkat ini hendaknya tidak hanya terfokus pada cara penulisan huruf tapi juga diikuti dengan latihan-latihan lain seperti tarkib, qawaid yang juga dipelajari kalam dan qiraah. Dan diantara latihan yang bisa digunakan pada tingkat imla’ ini adalah sebagai berikut:
    • Memberikan pertanyaan-pertanyaan yang jawabanya diambil dari teks bacaan.
    • Memberikan beberapa kata yang tidak urut dan meminta siswa untuk mengurutkan sehingga menjadi kalimat (jumlah) sempurna
    • Menyalin teks pendek yang isinya berhubungan meneyenangkan siswa.
    • Latihan merubah kalimat (jumlah).
  2. Imla’ Mandhur. Tingkat imla’ ini kelanjutan dari imla’ manqul di mana mana tingkat ini guru bisa memberikan latihan sebagai berikut:
    • Guru meminta siswa untuk menyiapkan tema tulisan atau imla’, siswa membaca teks di rumah dan kemudian ketika di kelas didiskusikan dengan guru secara tertulis di papan tulis dan mengeluarkan kata-kata yang sulit membacanya kemudian guru mnjelaskan cara penulisannya.
    • Siswa diminta untuk menghafal teks pendek dan sederhana kemudian mengeja kata-katanya. Setelah itu siswa diminta untuk menulisnya dan diperbolehkan melihat teks sekirannya dibutuhkan.
    • Meminta siswa menulis sebagian kalimat atau jumlah yang telah dipelajari, dibaca dan ditulis dalam imla’ manqul tanpa melihat kembali pada buku. Kemudian membandingkan tulisan yang ditulis dalam imla’ mandhur dengan tulisan pada imla’ manqul dari sisi kebenaran tulisannya.
    • Juga bisa dengan mengemukakan satu atau dua paragraf yang pernah dibaca siswa kemudian dibuang sebagian kata-kata kuncinya, kemudian siswa diminta menyempurnakannya. Pada latihan ini guru bisa membantu siswa dengan pertanyaan dengan mengisi titik. Setelah itu guru menampilkan jawaban yang benar dan siswa mengoreksi pekerjaannya.
    • Juga bisa dengan guru memberikan pertanyaan yang jawabannya berupa satu kalimat atau dua kalimat yang telah dihafal siswa kemudian guru meminta siswa untuk menuliskan jawabannya tersebut.
    • Mungkin juga pada tingkatan ini dengan mengeluarkan kata-kata sulit dari teks imla’ dan menuliskan pada papan tulis, kemudian siswa menulisnya beberapa kali pada bukunya.
  3. Imla’ Ikhtibary. Imla’ ikhtibary ini pelaksanaanya membutuhkan tiga kemampuan, yaitu kemampuan mendengar, kemampuan menghafal apa yang didengar dan kemampuan untuk menuliskan apa yang didengar skaligus dalam waktu yang sama. Imla’ ikhtibary ini bertujuan untuk :
    • Memperkuat hubungan antara suara dan rumus yang telah dipelajari siswa ketika membaca. Siswa-siswa yang tidak bisa melihat kata dan mengucapkannya tidak akan bisa menulis kata itu dengan benar dalam imla’.
    • Mengevaluasi perkembangan dan kemajuan ingatan terhadap yang didengar siswa.
    Pada awal penggunaan imla’ ikhtibary sebagai media untuk belajar menulis yang benar hendaknya dimulai dengan menggunakan teks-teks yang diambil dari buku pedoman yang sekiranya memuat unsur-unsur kebahasaan baru yang belum dipelajari baik dalam kalam maupun kitabah pada tingkatan sebelumnya. Seiring dengan kemajuan pelajaran bisa dengan menggunakan kosa kata yang sering didengar dalam bentuk baru di luar buku. Atau juga bisa dengan menggunakan kosa kata asing untuk menguji kemampuan pendengaran siswa untuk mendengarkan suara-suara atau kata-kata dan menuliskan dengan benar.
b. Pembelajaran Ta’bir
  1. Ta’bir Muwajjah (terbimbing). Pada tingkat ini siswa telah mengenal ejaan dengan beratus-ratus kata dan telah menguasai perbendaharaan kata yang banyak serta telah berkembang konsep-konsep kebahasaannya. Mereka disiapkan untuk berlatih menulis dengan menggunakan bentuk-bentuk tata bahasa, susunan-susunan bahasa yang telah diperoleh pada pelajaran kalam, qiraah dan imla’. Pada pembelajaran tingkat ini harus dimulai bertahap dari menulis sederhana dengan menulis satu kalimat kemudian berkembang menjadi beberapa kalimat kemudian berlanjut menjadi satu paragraf kemudian dua paragraf dan seterusnya.
  2. Ta’bir Hurr. Tingkatan ini merupakan tingkat terakhir dari pembelajaran menulis. Pada tingkat ini siswa diberi kebebasan untuk memilih tema, mengembangkan pikiran-pikirannya, penggunaan mufradat atau tarkib dalam tulisannya, akan tetapi bukan berarti siswa lepas dari bimbingan dan bantuan guru. Dan pada tingkat ini siswa sampai pada tingkat kreasi dalam menggunakan bahasa Arab walaupun tidak sampai pada tingkat seperti ketika manggunakan bahasa ibu.
    Dalam strategi pembelajaran ketrampilan menulis terdapat permainan bahasa sebagai tata cara pembelajaran kitabah, diantarannya:
    • TTS (al kalimah al mutaqaati’ah). Guru menyiapkan beberapa pertanyaan dalam bentuk TTS kemudian guru menyuruh siswa menjawab soal TTS secara individu atau kelompok.
    • Permainan huruf yang kurang atau hilang. Guru menyuruh siswa menuliskan satu huruf yang hilang pada kata tertentu yang dibantu dengan gambar, yang menunjukkan kata dari jawaban yang dimaksud.
    • Menyempurnakan gambar dan menulis namannya.. Ada beberapa gambar yang digambar dengan terputus-putus kemudian guru menyuruh siswa untuk menyempurnakannya dan menulis gambar apa yang dimaksud.
    • Apakah kamu tahu (hal ta’rif?). Guru memberi beberapa soal secara tertulis dan menyuruh siswa menjawabnya secara tertulis juga. Terkait dengan sesuatu yang ada di lingkungan siswa atau peristiwa yang aktual.
    • Mengurutkan kalimat (tartibul jumal). Guru menyuruh siswa mengurutkan berbagai kata sehingga menjadi kalimat sempurna untuk mengurutkan beberapa kalimat sehingga menjadi paragraf yang sempurna. Alangkah baiknya kosa kata tertulis dikartu dengan dilengkapi gambar.
6. Teknik Pengajaran Menulis
Ada beberapa teknik pengajaran menulis yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemahiran menulis pada siswa.
  1. Mengarang Terpimpin. Untuk mengetahui kemampuan menulis siswa, cara yang paling praktis adalah meminta siswa untuk menulis sebuah karangan.
  2. Teknik Membaca dan Menulis Permulaan. Tujuan utama pengajaran membaca dan menulis permulaan adalah mendidik anak-anak dalam waktu singkat dan cara yang mudah agar ia mampu membaca dan menulis.
  3. Teknik Pengajaran Struktur. Istilah “struktur” dalam bidang linguistik umumnya merujuk pada rangkaian satuan kebahasaan yang memiliki hubungan tertentu antara sesamanya.
  4. Teknik Pembelajaran Kosakata. Kosakata berarti perbendaharaan kata atau kekayaan kata yang dipakai. Sebagai tolak ukur kemahiran berbahasa, kosakata merupakan tolak ukur perbendaharaan kata yang dipakai, wawasan kata yang digunakan, serta ketetapan pemakaiannya dalam konteks kalimatnya.

Artikel Terkait:

comment 0 comments:

Post a Comment

Delete this element to display blogger navbar

 


© 2010 Invest Scenery is proudly powered by Blogger