Kemahiran Membaca dalam Berbahasa

1. Pengertian Membaca
Membaca mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena membaca dapat membantu seseorang dalam memecahkan masalah, memperkuat keyakinan pembaca, memberi pengalaman estetis, meningkatkan prestasi dan memperluas pengetahuan.

Membaca adalah suatu aktivitas yang kompleks dan bergantung pada kemahiran berbahasa siswa berikut tingkat pembelajarannya.

Djago Tarigan mendefinisikan membaca sebagai kegiatan berinteraksi dengan bahasa yang dikodekan dalam bentuk cetakan (huruf-huruf). Dengan demikian membaca sebetulnya merupakan aktivitas menguraikan kode-kode grafis yang mewakili bahasa ke dalam makna tertentu. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.

Membaca adalah suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan satu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terjadi dengan baik.

Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (recording and decoding process). Membaca pada hakekatnya adalah suatu kegiatan yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir, psikolinguistik, dan metakognitif.

Tujuan membaca memang sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi pembaca, tetapi tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan. Secara umum tujuan membaca adalah sebagai berikut:

Mendapatkan informasi
Meningkatkan citra diri
Melepaskan diri dari kenyataan
Membaca untuk tujuan rekreatif
Mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis

Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara si pembaca waktu dia membaca maka proses membaca dapat dibagi menjadi:

Membaca nyaring, membaca bersuara, membaca lisan.
Membaca dalam hati.

2. Sistem Pengajaran Membaca
Dalam sistem pengajaran kemahiran membaca, guru harus berusaha menciptakan sistem pengajaran yang menyenangkan siswa, siswa harus mampu memahami makna membaca, apa yang disebut dengan ciri-ciri membaca, dan bagaimana meningkatkan kemampuan kemahiran membaca. Ciri-ciri membaca menurut Cross adalah sebagai berikut:

Pilihan - Dalam pembelajaran bahasa asing atau bahasa kedua, sangat sulit bagi siswa untuk membuatnya membaca secara selektif seperti mereka membaca dalam bahasa ibu. Masalah ini bisa teratasi dengan menumbuhkan minat membaca siswa dengan cara menyediakan beraneka ragam buku bacaan dengan tingkat kesulitan yang beragam pula, dan meminta siswa membacanya di rumah.
Tujuan - Kita bisa meminta siswa untuk membaca buku dengan maksud untuk memberikan informasi lalu melatih siswa membaca.
Strategi - Kita harus menumbuhkembangkan sub-sub keterampilan membaca dalam strateginya.
Kuantitas - Semakin sering siswa membaca, semakin baik. Membaca tidak harus membaca wacana. Membaca iklan, resep makanan, label, poster, dll.
Kecepatan - Kita harus terus mendorong siswa untuk membaca cepat, namun tetap harus memperhatikan bentuk teks.
Kesenyapan - Membaca diam (dalam hati) harus jadi kebiasaan. Membaca keras hanya diperlukan pada situasi-situasi tertentu.
Konteks - Yang harus diingat dalam kaitan ini adalah bahwa kita jangan menjelaskan makna kata per kata. Biarkan siswa belajar memahami suatu wacana yang mengandung kosa kata atau sintaksis yang belum pernah mereka jumpai sebelumnya. Siswa harus disadarkan bahwa mereka masih bisa menikmati teks tanpa harus dibantu kamus atau guru.

3. Metode Pengajaran Membaca
Aktivitas pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan metode-metode berikut ini:

Metode Iqra

Scanning

Skimming

Membaca Intensif

4. Strategi Pengajaran Membaca
Didalam pengajaran membaca, strategi-strategi yang bisa dilakukan diantaranya adalah:

Muzakarat al-Talamiz; Yakni dengan mendorong peserta didik untuk mencari tahu dan mempertanyakan hal-hal yang belum dimengerti dari sebuah wacana atau bacaan dengan cara guru menentukan bacaan, guru memberi kesempatan antara 5-10 menit untuk mempelajari teks. Setelah itu, peserta didik mengajukan pertanyaan kepada yang lain, kemudian guru menjelaskan isi teks.
Akhziyat al-Nash; Dengan membagi peserta didik dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok diminta mengambil topik yang terdapat dalam setiap alenia. Setelah selesai perwakilan kelompok menyampaikan hasil kajian dari alenia tersebut pada kelompok lain, dan seterusnya.
Tartib al-Nash; Teknis untuk mengetahui kemampuan dan pemahaman dalam membaca dari peserta didik. Langkahnya adalah peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompok diminta untuk menyusun kembali kalimat atau wacana yang dipotong-potong atau terpisah sehinga tersusun kembali menjadi sebuah bacaan yang sistematis.
Teknik Pengajaran Membaca

Pengajaran membaca didasarkan pada teknik pengajaran yang bertujuan untuk memprediksi, menjaring informasi tertentu, dan memperoleh gambaran umum melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

Guru Mengarahkan Pemahaman - Pada tahap ini guru meyakinkan siswa bahwa siswa tahu apa yang akan mereka lakukan. Apakah mereka akan menjawab pertanyaan-pertanyaan, menceritakan kembali, ataukah melengkapi kalimat. Pada tahap ini guru memberikan penjelasan dan mengarahkan tujuan siswa membaca.
Siswa Membaca untuk Tugas - Siswa kemudian membaca teks dan mempersiapkan diri untuk melakukan tugas-tugas.
Guru Memberi Masukan - Bila siswa telah menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, guru akan membantu siswa untuk melihat dan mengoreksi hasil kerjaannya.
Guru Mengarahkan Tugas follow-up - Guru kemudian bisa mengorganisasikan tugas-tugas follow-up yang berkaitan dengan teks. Jadi, bila siswa telah menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang surat maka tugas follow-up yang diberikan bisa berupa menjawab surat tersebut.