Proses Morfofonemik Bahasa Indonesia

A. PENGERTIAN MORFOFONEMIK
Morfofonemik disebut juga Morfonemik Morfofonologi, atau Morfonemik, atau perisrtiwa berubahnya wujud morfemis dalam suatu proses morfologis. Baik itu afiksasi, reduplikasi, maupun komposisi.

Dalam proses fiksasi bahasa Indonesia dengan prefiks me- akan terlihat bahwa prefiks me- itu akan berubah menjadi mem-, men-, meny-, meng-, menge-, atau tetap me-, menurut aturan-aturan fonologis tertentu. Kalau bentuk dasarnya mulai dengan konsonan /b/ dan /p/ maka prefiks me- itu akan menjadi mem-, seperti pada kata membeli dan memotong (bentuk dasarnya beli dan potong); kalau bentuk dasarnya mulai dengan konsonan /s/, maka prefiks me- itu akan menjadi menye-, seperti pada kata menyikat dan menyusul (bentuk dasarnya sikat dan susul); kalau bentuk dasarnya mulai dengan konsonan /g/ dan /k/, atau juga fonem vokal, maka prefiks me- itu akan menjadi meng, seperti pada kata menghitung, mengirim, dan mengobral (bentuk dasarnya adalah hitung, kirim dan obral); kalau bentuk dasarnya hanya terdiri dari satu suku, maka prefiks me- itu akan berubah menjadi menge-, seperti tampak pada mengetik, mengelas, dan mengecat (bentuk dasarnya tik, las dan cat); dan kalau bentuk dasarnya mulai dengan konsonan /i/ dan /r/, maka prefiks me- itu mengalami perubahan, seperti pada kata menawar (bentuk dasarnya tawar).

B. PROSES-PROSES MORFOFONEMIK
Dalam bahasa Arab banyak kita melihat proses morfofonemik, misalnya pada penggabungan artikulus al- dengan bentuk dasar; al-taqwa menjadi attaqwa, al-rahman menjadi arrahman, dan al-dhuha menjadi addhuha. Tetapi seperti kata al-hilal dan al-qamar tetap menjadi alhilal dan alqamar. Perubahan fonem dalam proses morfofonemik ini terbagi menjadi:
1. Pemunculan Fonem
Pemunculan fonem dapat kita lihat dari proses pengimbuhan prefiks me- dengan bentuk dasar baca yang menjadi membaca; di mana terlihat muncul konsonan sengau /m/. Juga dalam proses pengimbuhan sufiks –an dengan bentuk dasar hari yang menjadi /hariyan/ di mana terlihat muncul konsonan /y/ yang semula tidak ada.

2. Pelepasan Fonem
Pelepasan fonem dapat kita lihat dalam proses pengimbuhan akhiran -wan pada kata sejarah dimana fonem /h/ pada kata sejarah itu menjadi hilang; juga dalam proses penggabungan kata anak dan partikel –nda di mana fonem /k/ pada kata anak menjadi hilang; dan juga pada pengimbungan dengan prefiks ber- pada kata renang di mana fonem /r/ dari prefiks itu dihilangkan. Perhatikan!!
Sejarah + wan = Sejarawan
Anak + nda = Ananda
Ber + renang = Berenang

3. Peluluhan Fonem
Proses peluluhan fonem dapat kita lihat dalam proses pengimbuhan dengan prefiks me- pada kata sikat di mana fonem /s/ pada kata sikat itu diluluhkan dan disenyawakan dengan bunyi /ny/ dari prefiks tersebut. demikian juga dalam pengimbuhan dengan prefiks pe- pada kata sikat, di mana fonem /s/ dari kata sikat itu diluluhkan dan disenyawakan dengan bunyi /ny/ dari prefiks tersebut.
Me + sikat = Menyikat
Pe + sikat = Penyikat

4. Perubahan Fonem
Proses perubahan fonem dapat kita lihat pada proses pengimbuhan prefiks ber- pada kata ajar di mana fonem /r/ dari prefiks itu berubah menjadi fonem /L/. Begitu juga dalam pengubahan artikulus al- dengan kata rahman dalam bahasa Arab yang menjadi arrahman, di mana fonem /L/ berubah menjadi /r/.
Ber + ajar = Belajar
Al + rahman = Arrahman

5. Pergeseran Fonem
Pergeseran fonem adalah pindahnya sebuah fonem dari silabel yang satu ke silabel yang lain, biasanya ke silabel berikutnya. Peristiwa itu dapat kita lihat dalam proses pengimbuhan sifiks /an/ pada kata jawab, di mana fonem /b/ yang semula berada pada silabel /wab/ pindah ke silabel /ban/. Juga dalam proses pengimbuhan sufiks /i/ pada kata lompat di mana fonem /t/ yang semula berada pada silabel /pat/ pindah ke silabel berikutnya /ti/.
Ja. Wab + an = Ja. Wa. Ban
Lom. Pat + i = Lom. Pa. Ti

Seperti yang tampak dari namanya, yang merupakan gabungan dari dua bidang studi yaitu morfologi dan fonologi, atau morfologi dan fonemik, bidang kajian morfonologi atau morfofonemik ini, meskipun biasanya dibahas dalam tataran morfologi, tetapi sebenarnya lebih banyak menyangkut masalah fonologi. Kajian ini tidak dibicarakan dalam tataran fonologi karena masalahnya baru muncul dalam kajian morfologi terutama dalam proses afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Masalah morfofonemik ini terdapat hampir pada semua bahasa yang mengenal proses-proses morfologis.

Artikel Terkait:

comment 0 comments:

Post a Comment

Delete this element to display blogger navbar

 


© 2010 Invest Scenery is proudly powered by Blogger