Zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad (abad ke-14 dan ke-15), yang ditandai dengan munculnya gerakan Renaissance. Renaissance akan banyak memberikan segala aspek realitas.
Bermula dari William Ockham (1295 – 1349), yang mengetengahkan via Moderna (jalan modern) dan via antiqua (jalan kuno). Akibatnya, manusia didewa-dewakan, manusia tidak lagi memusatkan pikirannya kepada Tuhan dan surga.
Dalam era filsafat modern, muncullah berbagai aliran pemikiran: Rasionalisme, Empirisme, Idealisme, Positivisme, Evolusionis, Materialisme, Neo-Kantianisme, Pragmatisme, Filsafat Hidup, Fenomologi, Eksistensialisme, dan Neo-Thomisme.
A. Rasionalisme
Rasionalisme dipelopori oleh Rene Descartes (1596 – 1650) yang disebut sebagai Bapak filsafat modern. Yang harus dipandang sebagai hal yang besar adalah apa yang jelas dan terpilah-pilah (clear and distinctively). Latar belakang munculnya rasionalisme adalah keinginan untuk membebaskan diri dari segala pemikiran tradisional (skolastik).
B. Empirisme
Sebagai tokohnya adalah Thomas Hobbes, John Locke, dan David Hume. Kemudian beranggapan bahwa pengetahuan yang bermanfaat, pasti dan benar hanya diperoleh lewat indra (pemimpi), dan empirilah satu-satunya sumber pengetahuan. Pemikiran tersebut lahir dengan nama empirisme.
C. Kritisisme
Aliran ini muncul abad ke-18. Zaman baru ini disebut zaman Pencerahan (Aufklarung). Sebagai latar belakang nya, manusia melihat adanya kemajuan ilmu pengetahuan (ilmu pasti, biologi, filsafat dan sejarah) telah mencapai hasil yang menggembirakan.
Isaac Newton (1642 – 1727) memberikan dasar-dasar berfikir dengan induksi, yaitu pemikiran yang bertitik tolak pada gejala-gejala dan mengembalikan kepada dasar-dasar yang sifatnya umum.
Seorang ahli pikir Jerman Immanuel Kant (1724 – 1804) mencoba mengikuti rasionalisme, tetapi kemudian terpengaruh oleh empirisme (Hume).
Walaupun semua pengetahuan bersumber pada akal (rasionalisme), tetapi adanya pengertian timbul dari benda (empirisme). Ibarat burung terbang harus mempunyai sayap (rasio) dan udara (empiri). Jadi, metode berpikirnya disebut metode kritis. Walaupun ia mendasarkan diri pada nilai yang tinggi dari akal, tetapi ia tidak mengingkari adanya persoalan-persoalan yang melampaui akal.
D. Idealisme
Pelopor Idealisme : J.G. Fichte (1762 – 1814), F.W.J. Scheling (1775-1854), G.W.F. Hegel (1770-1831), Schopenhauer (1788-1860).
Kan merasa puas tentang ilmu pengetahuan yang dibatasi secara kritis. Artinya, gerak yang menimbulkan tesis, kemudian menimbulkan anti tesis (gerak yang bertentangan), kemudian timbul sintesis yang merupakan tesis baru, yang nantinya menimbulkan antitesis dan seterusnya. Inilah yang disebutnya sebagai dialektika.
E. Positivisme
Filsafat Positivisme lahir pada abad ke-19. Maksud positif adalah segala gejala dan segala yang tampak seperti apa adanya, sebatas pengalamanpengalaman objektif. Beberapa tokoh: August Comte (1798-1857), John S. Mill (1806-1873), Herbert Spencer (1820-1903).
F. Evolusionisme
Aliran ini dipelopori oleh seorang Zoologi yang mempunyai pengaruh sampai saat ini yaitu, Charles Robert Darwin (1809-1882). Ia mendominasi pemikiran filsafat abad ke-19. Pada tahun 1838 membaca bukunya Malthus An Essay on the Principle of Population. Buku tersebut memberikan inspirasi kepada Darwin untuk membentuk kerangka berpikir dari teorinya. Dalam pemikirannya, ia mengajukan konsepnya survival of the fittest dan struggle for life. Dalam pemikirannnya, Darwin tidak melahirkan sistem filsafat, tetapi pada ahli pikir berikutnya (Herbert Spencer) berfilsafat berdasarkan pada evolusionisme.
G. Materialisme
Seorang tokoh lagi (Materialisme Alam) adlah Ludwig Feueurbach (1804-1872) sebagai pengikut Hegel, mengemukakan pendapatnya, bahwa baik pengetahuan maupun tindakan berlaku adagium, artinya terimalah dunia yang ada, bila menolah agama/ metafisika. Dari Materialisme Historis/ dialektis, yaitu Karl Marx (1818-1883), nama lengkapnya Karl Heinrich Marx. Menurut pendapatnya, tugas seorang filosof bukan untuk menerangkan dunia, tetapi untuk mengubahnya. Hidup manusia ternyata ditentukan oleh keadaan ekonomi.
H. Neo-Kantianisme
Banyak filosof jerman yang tidak puas terhadap Materialisme, Positivisme, dan Idealisme. Mereka ingin kembali ke filsafat kritis. Gerakan ini disebut Neo-Kantianisme. Tokohnya antara lain Wilhelm Windelband (1848-1915), Herman Cohen (1842-1918), Paul Natrop (1854-1924), Heinrich Reickhart (1963-1939).
I. Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari kata pragma yang artinya guna. Maka pragmatisme adalah suatu aliran yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis. Tokohnya William James (1842-1910) lahir di New York, memperkenalkan ide-idenya tentang pragmatisme kepada dunia. Ia ahli dalam bidang seni, psikologi, anatomi, fisiologi dan filsafat.
J. Filsafat Hidup
Tokohnya adalah Henry Bergson (1859-1941). Pada mulanya ia belajar matematika dan fisika, tapi ia terjun ke dalam bidang filsafat. Pemikirannya, alam semesta ini merupakan suatu organisme yang kreatif, tetapi perkembangannya tidak sesuai dengan implikasi logis. Pemikiran filsfat Henry Bergson ini sebagai reaksi dari Positivisme, Materialisme, Subjektivisme, dan Relativisme.
K. Fenomenologi
Fenomologi berasal dari kata fenomen yang artinya gejala, yaitu suatu hal yang tidak nyata dan semua. Dan yang lebih penting dalam filsafat fenomologi sebagai sumber berpikir yang kritis. Tokohnya Edmund Husserl (1839-1939), dan pengikutnya Max Scheler (1874-1928). Pemikirannya, bahwa objek/ benda harus diberi kesempatan untuk berbicara, yaitu dengan cara deskriptif fenomologis yang didukung oleh metode deduktif. Tujuannya adalah untuk melihat hakikat gejala-gejala secara intuitif.
L. Eksistensialisme
Kata eksistensialisme berasal dari kata eks = ke luar, dan sistensi atau sisto = berdiri, menempatkan. Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang memandang
berbagai gejala dengan berdasar pada eksistensinya. Artinya, bagaimana manusia berada (bereksistensi) dalam dunia. Pelopornya adalah Soren Kierkegaard (1831-1855), Martin Heidegger, J.P. Sartre, Karl Jaspers, Gabriel Marcel.
M. Neo-Thomisme
Pada pertengahan abad ke-19, Gereja Katolik banyak penganut paham Thomisme, yaitu aliran yang mengikuti Paham Thomas Aquinas. Kemudian, akhirnya menjadi suatu paham Thomisme, yaitu pertama, paham yang menganggap bahwa ajaran. Kedua, paham yang menganggap bahwa walaupun ajaran Thomas telah sempurna, tetapi masih terdapat hal-hal yang belum dibahas. Ketiga, paham yang menganggap bahwa ajaran Thomas harus diikuti.
FILSAFAT DEWASA INI
A. Filsafat Analitis
Tokoh aliran ini adalah Ludwig Josef Johan Wittgenstein (1889-1951). Ilmu yang ditekuninya adalah ilmu penerbangan yang memerlukan studi dasar matematika yang mendalam. Filsafat Analitis ini berpengaruh di Inggris dan Amerika sejak tahun
1950. Filsfat ini membahas analisis bahasa dan analisis konsep-konsep.
B. Strukturalisme
Tokah strukturalisme adalah J. Lacan yang lahir di Paris pada tahun 1901. Menurut pendapatnya, kita baru menjadi pribadi apabila kita mengabdikan diri pada permainan bahasa. Filsafat dewasa ini juga disebut Filsafat barat Abad ke-20. Ciri nya adalah desentralisasi manusia. Desentralisasi manusia adalah perhatian khusus terhadap bahasa sebagai subjek kenyataan kita sehingga pemikiran filsafat sekarang ini disebut logosentris.
Bermula dari William Ockham (1295 – 1349), yang mengetengahkan via Moderna (jalan modern) dan via antiqua (jalan kuno). Akibatnya, manusia didewa-dewakan, manusia tidak lagi memusatkan pikirannya kepada Tuhan dan surga.
Dalam era filsafat modern, muncullah berbagai aliran pemikiran: Rasionalisme, Empirisme, Idealisme, Positivisme, Evolusionis, Materialisme, Neo-Kantianisme, Pragmatisme, Filsafat Hidup, Fenomologi, Eksistensialisme, dan Neo-Thomisme.
A. Rasionalisme
Rasionalisme dipelopori oleh Rene Descartes (1596 – 1650) yang disebut sebagai Bapak filsafat modern. Yang harus dipandang sebagai hal yang besar adalah apa yang jelas dan terpilah-pilah (clear and distinctively). Latar belakang munculnya rasionalisme adalah keinginan untuk membebaskan diri dari segala pemikiran tradisional (skolastik).
B. Empirisme
Sebagai tokohnya adalah Thomas Hobbes, John Locke, dan David Hume. Kemudian beranggapan bahwa pengetahuan yang bermanfaat, pasti dan benar hanya diperoleh lewat indra (pemimpi), dan empirilah satu-satunya sumber pengetahuan. Pemikiran tersebut lahir dengan nama empirisme.
C. Kritisisme
Aliran ini muncul abad ke-18. Zaman baru ini disebut zaman Pencerahan (Aufklarung). Sebagai latar belakang nya, manusia melihat adanya kemajuan ilmu pengetahuan (ilmu pasti, biologi, filsafat dan sejarah) telah mencapai hasil yang menggembirakan.
Isaac Newton (1642 – 1727) memberikan dasar-dasar berfikir dengan induksi, yaitu pemikiran yang bertitik tolak pada gejala-gejala dan mengembalikan kepada dasar-dasar yang sifatnya umum.
Seorang ahli pikir Jerman Immanuel Kant (1724 – 1804) mencoba mengikuti rasionalisme, tetapi kemudian terpengaruh oleh empirisme (Hume).
Walaupun semua pengetahuan bersumber pada akal (rasionalisme), tetapi adanya pengertian timbul dari benda (empirisme). Ibarat burung terbang harus mempunyai sayap (rasio) dan udara (empiri). Jadi, metode berpikirnya disebut metode kritis. Walaupun ia mendasarkan diri pada nilai yang tinggi dari akal, tetapi ia tidak mengingkari adanya persoalan-persoalan yang melampaui akal.
D. Idealisme
Pelopor Idealisme : J.G. Fichte (1762 – 1814), F.W.J. Scheling (1775-1854), G.W.F. Hegel (1770-1831), Schopenhauer (1788-1860).
Kan merasa puas tentang ilmu pengetahuan yang dibatasi secara kritis. Artinya, gerak yang menimbulkan tesis, kemudian menimbulkan anti tesis (gerak yang bertentangan), kemudian timbul sintesis yang merupakan tesis baru, yang nantinya menimbulkan antitesis dan seterusnya. Inilah yang disebutnya sebagai dialektika.
E. Positivisme
Filsafat Positivisme lahir pada abad ke-19. Maksud positif adalah segala gejala dan segala yang tampak seperti apa adanya, sebatas pengalamanpengalaman objektif. Beberapa tokoh: August Comte (1798-1857), John S. Mill (1806-1873), Herbert Spencer (1820-1903).
F. Evolusionisme
Aliran ini dipelopori oleh seorang Zoologi yang mempunyai pengaruh sampai saat ini yaitu, Charles Robert Darwin (1809-1882). Ia mendominasi pemikiran filsafat abad ke-19. Pada tahun 1838 membaca bukunya Malthus An Essay on the Principle of Population. Buku tersebut memberikan inspirasi kepada Darwin untuk membentuk kerangka berpikir dari teorinya. Dalam pemikirannya, ia mengajukan konsepnya survival of the fittest dan struggle for life. Dalam pemikirannnya, Darwin tidak melahirkan sistem filsafat, tetapi pada ahli pikir berikutnya (Herbert Spencer) berfilsafat berdasarkan pada evolusionisme.
G. Materialisme
Seorang tokoh lagi (Materialisme Alam) adlah Ludwig Feueurbach (1804-1872) sebagai pengikut Hegel, mengemukakan pendapatnya, bahwa baik pengetahuan maupun tindakan berlaku adagium, artinya terimalah dunia yang ada, bila menolah agama/ metafisika. Dari Materialisme Historis/ dialektis, yaitu Karl Marx (1818-1883), nama lengkapnya Karl Heinrich Marx. Menurut pendapatnya, tugas seorang filosof bukan untuk menerangkan dunia, tetapi untuk mengubahnya. Hidup manusia ternyata ditentukan oleh keadaan ekonomi.
H. Neo-Kantianisme
Banyak filosof jerman yang tidak puas terhadap Materialisme, Positivisme, dan Idealisme. Mereka ingin kembali ke filsafat kritis. Gerakan ini disebut Neo-Kantianisme. Tokohnya antara lain Wilhelm Windelband (1848-1915), Herman Cohen (1842-1918), Paul Natrop (1854-1924), Heinrich Reickhart (1963-1939).
I. Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari kata pragma yang artinya guna. Maka pragmatisme adalah suatu aliran yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis. Tokohnya William James (1842-1910) lahir di New York, memperkenalkan ide-idenya tentang pragmatisme kepada dunia. Ia ahli dalam bidang seni, psikologi, anatomi, fisiologi dan filsafat.
J. Filsafat Hidup
Tokohnya adalah Henry Bergson (1859-1941). Pada mulanya ia belajar matematika dan fisika, tapi ia terjun ke dalam bidang filsafat. Pemikirannya, alam semesta ini merupakan suatu organisme yang kreatif, tetapi perkembangannya tidak sesuai dengan implikasi logis. Pemikiran filsfat Henry Bergson ini sebagai reaksi dari Positivisme, Materialisme, Subjektivisme, dan Relativisme.
K. Fenomenologi
Fenomologi berasal dari kata fenomen yang artinya gejala, yaitu suatu hal yang tidak nyata dan semua. Dan yang lebih penting dalam filsafat fenomologi sebagai sumber berpikir yang kritis. Tokohnya Edmund Husserl (1839-1939), dan pengikutnya Max Scheler (1874-1928). Pemikirannya, bahwa objek/ benda harus diberi kesempatan untuk berbicara, yaitu dengan cara deskriptif fenomologis yang didukung oleh metode deduktif. Tujuannya adalah untuk melihat hakikat gejala-gejala secara intuitif.
L. Eksistensialisme
Kata eksistensialisme berasal dari kata eks = ke luar, dan sistensi atau sisto = berdiri, menempatkan. Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang memandang
berbagai gejala dengan berdasar pada eksistensinya. Artinya, bagaimana manusia berada (bereksistensi) dalam dunia. Pelopornya adalah Soren Kierkegaard (1831-1855), Martin Heidegger, J.P. Sartre, Karl Jaspers, Gabriel Marcel.
M. Neo-Thomisme
Pada pertengahan abad ke-19, Gereja Katolik banyak penganut paham Thomisme, yaitu aliran yang mengikuti Paham Thomas Aquinas. Kemudian, akhirnya menjadi suatu paham Thomisme, yaitu pertama, paham yang menganggap bahwa ajaran. Kedua, paham yang menganggap bahwa walaupun ajaran Thomas telah sempurna, tetapi masih terdapat hal-hal yang belum dibahas. Ketiga, paham yang menganggap bahwa ajaran Thomas harus diikuti.
FILSAFAT DEWASA INI
A. Filsafat Analitis
Tokoh aliran ini adalah Ludwig Josef Johan Wittgenstein (1889-1951). Ilmu yang ditekuninya adalah ilmu penerbangan yang memerlukan studi dasar matematika yang mendalam. Filsafat Analitis ini berpengaruh di Inggris dan Amerika sejak tahun
1950. Filsfat ini membahas analisis bahasa dan analisis konsep-konsep.
B. Strukturalisme
Tokah strukturalisme adalah J. Lacan yang lahir di Paris pada tahun 1901. Menurut pendapatnya, kita baru menjadi pribadi apabila kita mengabdikan diri pada permainan bahasa. Filsafat dewasa ini juga disebut Filsafat barat Abad ke-20. Ciri nya adalah desentralisasi manusia. Desentralisasi manusia adalah perhatian khusus terhadap bahasa sebagai subjek kenyataan kita sehingga pemikiran filsafat sekarang ini disebut logosentris.
0 comments:
Post a Comment