Morfem dan Jenis-Jenisnya

Morfologi,merupakan tataran ilmu bahasa yang disebut gramatika. Morfologi – yang juga disebut tata kata atau tata bentuk – merupakan studi gramatikal struktur intern kata.


A. Morfem
Morfologi mengenal unsur dasar atau satuan terkecil dalam wilayah pengamatannya. Satuan gramatikal yang terkecil disebut morfem. Sebagai bagian terkecil, morfem tidak bisa dipecah menjadi bagian-bagian terkecil yang masing-masing memiliki makna.

Dalam praktek morfem ditemukan dengan jalan membandingkan satuan-satuan ujaran yang mengandung kesamaan dan pertentangan, yaitu kesamaan dan pertentangan dalam bentuk (fonologis) dan dalam makna. Contoh, dengan kita membandingkan kata “ambil dan diambil” Dalam hal ini bentuk di mempunyai makna dan tidak bisa di pecah menjadi bagian yang lebih kecil yang mempunyai makna.


B. Morfem dan alomorf
Sebagian besar morfem mempunyai wujud lahiriah yang tetap dimanapun tempatnya, sedang sebagian berbeda wujud lahiriahnya jika berbeda tempatnya. Morfem “di” Di atas merupakan contoh morfem yang mempunyai beberapa wujud fonologis: mә, mәm, mәn, mәň, mәŋ, mәŋә (?). Kesamaan makna dari keenam bentuk ini disebut sebagai anggota-anggota dari satu morfem saja. Anggota-anggota suatu morfem di sebut alomorf.


C. Jenis morfem
  1. Jenis morfem berdasarkan banyaknya almorof yang menyatakannya. Morfem di beralmorof satu.
  2. Morfem menurut kemungkinannya berdiri sebagai kata. Morfem “me dan ber” di sebut morfem terikat. Sedang kata separti kata “orang dan liat” disebut morfem bebas.
  3. Menurut jenis fonem yang menyusunnya morfem di bagi tiga yaitu:
    • Morfem segmental, contoh: liat, orang ter.
    • Morfem suprasigmental, ini merupakan bahasa sudan di congo utara contoh: á, ā yang artinya menaruh, wá, wā, yang artinya memnersihkan
    • Morfem sigmenta-supersigmental.
  4. Menurut maknanya morfem di bagi menjadi dua, Yaitu: pertama, morfem yang mempunyai makna dasar yang menunjuk pada benda, hal, perbuatan, atau sifat yang ada di sekitar kita. Hal ini juga bisa disebut makna lesikal. kedua yaitu morfem yang tidak mempunyai makna dasar. Contoh: ber, me, kan, di.

D. Morf
Tiap bentuk terkecil yang mempunyai makna, yang tidak atau belum dibicarakan dalam hubungan keanggotaan terhadap suatu morfem, disebut morf.

E. Morfem dan kata
Kata bermorfem satu disebut monomorfemis dan kata yang bermorfem lebih dari satu disebut polimorfemis.Kata polimorfemis dapat dilihat sebagai proses morfologis yang berupa perangkaian morfem. Salah satu contohproses morfologis adalah pengimbuhan atau afiksasi (penambahan afiksi). Penambahan ini dapat dilakukan di depan (prefiks), di tengah (infiks), di akhir (sufiks), di belakang dan di depan (srikumfiks atau konfiks).



Afiks selalu berupa morfem terikat, sedangkan morfem dasar dapat berupa morfem bebas atau terikat. Pengulangan atau reduplikasi merupakan contoh proses morfologi. Prosess morfologi ada juga yang disebut penambahan intern, perubahan intern atau modifikasi intern. Proses morfologi yang membentuk satu kata dari dua (atau lebih) morfem dasar disebut pemajmukan atau komposisi. Contoh: barangkali, hulubalang, jajar genjang, dan lain-lain.

Proses morfologi, sebagai proses yang mengubah mentuk kata, memberikan kedudukan gramatikalyang sangat penting. Dalam banyak bahasa. Proses morfologis – pada umumnya afiksasi – dibagi menjadi dua tipe, yaitu infleksi dan derivasi.

Infleksi mengubah bentuk suatu kata untuk menetapkan hubunganya dengan kata-kata lain dalam kalimat. Pemakaian penanda jamak dalam bahassa inggris dapat dijadikan contoh proses infleksi.


F. Morfem dan makna gramatikal
Makna gramatikal bermacam-macam. Bahasa yang berbeda menggunakan macam dan warna makna yang berbeda. Di bawah ini adalah katagori makna gramatikal.
  1. Jumlah
  2. Jenis
  3. Milik
  4. Kala, ialah waktu terjadinya suatu perbuatan. Dalam beberapa bahasa dinyatakan dengan afiks.
  5. Aspek, pertalian dengan macam perbuatan, tidak mempersoalkan tempatnya dalam waktu.
  6. Diatesis, menggambarkan hubungan antara pelaku dengan perbuatan.
  7. Orang, seperti orang pertama, kedua, dan ketiga.
  8. Modus, menggambarkan suasana psikologis suatu perbuatan sebagaimana ditafsirkan oleh pembicara.

G. Tahapan pembentukan kata
Kata yang menggunakan beberapa afiks, seperti dipertanggungjawabkan dan diperjualbelikan, dapat terjadi dalam beberapa tahap. Artinya penambahan afiks tidak dilakukan sekaligus, melainkan melalui beberapa tahap.

Artikel Terkait:

comment 0 comments:

Post a Comment

Delete this element to display blogger navbar

 


© 2010 Invest Scenery is proudly powered by Blogger