Model-Model Penelitian Agama

Seorang yang akan menyusun konstruksi teori penelitian terlebih dahulu perlu mengetahui bentuk dari macam-penilitian, karena berpebadaan bentuk atau macam penelitian yang dilakukan akan mempengaruhi bentuk konstruksi teori penelitian yang dilakukan, termasuk pula penelitian agama.

Penelitian dapat mengambil bentuk bermacam-macam tergantung dari sudut pandang mana yang akan digunakan untuk melihatnya. Dilihat dari segi hasil yang ingin dicapainya, penelitian dapat dibagi menjadi penelitian menjelajah (exploratory atau deskriptif) dan penelitian yang bersifat menerangkan (explanatory). Dalam penelitian yang bersifat menjelajah, di mana pengetahuan mengenai persoalan masih sangat kurang atau belum ada sama sekalu,m teori-teorinya belum ada atau belum diperlukan. Demikian pula dengan penelitian yang bersifat deskriptif. Sedangkan dalam penelitian yang bersifat menerangkan di mana sudah pasti ada teori-teori yang menjadi dasar hipotesis-hipotesis yang akan diuji, jelas memerlukan teori. 


MODEL PENELITIAN AGAMA

Dari berbagai cara melihat penelitian yang menimbulkan macam-macamnya itu, cara melihat penelitian dari segi metode dan rancangan yang digunakan itulah yang umumnya digunakan sebagai acuan, karena sudah tercakup dalam cara melihat penelitian dari segi metode dan rancangannya. Berbagai macam penelitian yang didasarkan pada segi metode dan rancangannya ini dapat dikemukakan sebagai berikut.

1. Penelitian Historis (Gistorical Research)
Tujuan penelitian historis adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memberifikasi serta mensistematisasikan bukti-bukti untuk mengakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.

Penelitian ini memiliki cici-ciri antara lain:
  1. Bergantung kepada daya observasi orang lain daripada yang diobservasi oleh peneliti sendiri.
  2. Harus tertib, ketat, sistematik dan tuntas, dan bukan sekadar mengkoleksi informasi-informasi yang tak layak, tak reliabel dan berat sebelah.
  3. Bergantung pada data primer dan data sekunder. Data perimer diperoleh dari sumber primer, yaitu si peneliti secara langsung melakukan observasi atau penyaksian kejadian-kejadian yang dituliskan. Data sekunder diperoleh dari sumber sekunder, yaitu peneliti melaporkan hasil observasi orang lain satu kali atau lebih telah lepas dari kejadian aslinya.
  4. Harus melakukan kritik eksternal dan kritik internal. Kritik internal menanyakan apakah dokumen itu otentik atau tidak, apakah data tersebut akurat atau relevan. Sedangkan kritik internal harus menguji motif, berat sebelah, dan sebagainya.
2. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan
Tujuan penelitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat. Penelitian ini seperti studi-studi yang dilakukan piaget mengenai perkembangan kognitif pada anak-anak. Studi secara intensif mengenai kebudayaan kota serta kondisi kehidupannya pada suatu kota metropolitan, serta studi lapangan yang fokus perhatiannya mengenai kebudayaan kelompok-kelompok masyarakan terpencil.

Ciri-ciri penelitian kasus dan penelitian lapangan ini antara lain:
  1. Penelitian kasus adalah penelitian mendalam mengenai sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisasi dengan baik mengenai unit tersebut.
  2. Dibandingkan dengan studi survei yang cenderung meneliti sejumlah kecil variabel pada unit sampel yang besar, studi kasus cenderung untuk meneliti jumlah unit yang kecil, tetapi mengenai variabel-variabel dan kondisi-kondisi yang besar jumlahnya.
Penelitian-penelitian kasus sangat berguna terutama untuk informasi latar belakang guna perencanaan penelitian yang lebih besar dalam ilmu-ilmu sosial. Data yang diperoleh dari penelitian-penelitian kasus memberikan contoh-contoh yang berguna untuk memberi ilustrasi mengenai penemuan-penemuan yang digeneralisasikan dengan statistik.

Adapun kelemahannya antara lain karena fokusnya terbatas pada unit-unit yang sedikit jumlahnya, penelitian kasus itu terbatas sifat representatifnya. Studi ini tidak memungkinkan generalisasi pada populasinya, sebelum penelitian lanjutan yang berfokus pada hipotesis-hipotesis tertentu dan menggunakan sampel yang layak selesai dikerjakan.


3. Penelitian Korelasional (Correlational Research)
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisiensi korelasi.

Di antara contoh penelitian korelasional ini adalah studi yang mempelajari saling hubungan antara skor tes masuk perguruan tinggi dengan indeks prestasi; serta studi untuk meramalkan keberhasilan belajar berdasarkan atas skor pada tes bakat.

Penelitian ini memiliki ciri-ciri antara lain:
  1. Cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimenttal atau tak dapat dimanipulasikan.
  2. Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel yang saling berhubungan secara serentak dalam keadaan realistiknya.

4. Penelitian Kausal-komparatif (Causal Comperative Research)
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.

Di antara contoh penelitian ini adalah penelitian untuk menentukan ciri-ciri guru yang efektif dengan mempergunakan daya yang berupa cataran mengenai sejarah pekerjaan selengkap mungkin.

Adapun ciri dari penelitian ini antara lain bahwa data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (lewat masanya). Peneliti mengambil satu atau lebih akibat (sebagai dependen variabel) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab saling hubungan dan maknanya.


5. Penelitian Eksperimental Sungguhan
Penelitian eksperimental sungguhan dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenal kondisi perlakuan.

Di antara contoh penelitian eksperimental sungguhan ini adalah penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki pengaruh dua metode mengajar sejarah pada murid-murid kelas III SMA sebagai fungsi ukuran kelas (besar dan kecil) dan taraf inteligensi murid (tinggi, sedang, dan rendah) dengan cara menempatkan guru secara random (acak) berdasarkan inteligensi, ukuran kelas, dan metode mengajar.

Penelitian ini memiliki ciri-ciri antara lain:
  1. Menuntut pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental secara tertib ketat, baik dengan kontrol atau manipulasi langsung maupun dengan menggunakan pengaturan secara acak.
  2. Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk membandingkan dengan kelompok-kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental.

6. Penelitian Tindakan (Action Research)
Penelitian tindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain.
Di antara contoh penelitian tindakan ini adalah suatu program inservise training untuk melatih para konselor bekerja dengan anak putus sekolah untuk menyusun program penjajakan dalam pencegahan kecelakaan pada pendidikan pengemudi, untuk memecahkan masalah apatisme dalam penggunaan teknologi modern atau metode menanam padi yang inovatif.

Penelitian ini memiliki ciri-ciri antara lain praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja, serta fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan-perubahan selama masa penelitiannya dan mengorbankan kontrol untuk kepentingan inovasi.

7. Penelitian Survei
Dalam survei, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Umumnya pengertian survei dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atau populasi untuk mewakili seluruh populasi. Ini berbeda dengan sensus yang informasinya dikumpulkan dari seluru populasi. Dengan demikian penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

Penelitian survei dapat digunakan paling kurang untuk tujuh tujuan
  1. Digunakan untuk maksud penjajakan (eksploratif)
  2. Untuk menggambarkan (deskriptif)
  3. Untuk penjelasan (explanatory, atau penegasan (conformatory). Yakni untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis
  4. Untuk keperluan penilaian (evaluasi)
  5. Untuk prediksi atau meramalkan kejadian-kejadian yang mungkin akan timbul di masa mendatang
  6. Untuk digunakan sebagai bahan atau landasan bagi penelitian yang lebih bersifat operasional
  7. Dan terakhir, sebagai upaya untuk mengembangkan indikator-indikator sosial

8. Grounded Research
Jika penelitian survei merupakan pendekatan kuantitatif, maka titik berat grounded research adalah pada pendekatan yang bersifat kualitatif. Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara bebas di mana para peneliti tidak memulai penelitiannya dengan tori atau hipotesis yang akan diuji, melainkan bertolak dari data yang dikumpulkan. Berkenaan dengan penelitian ini Glaser dan Strauss (1967) mengatakan bahwa grounded research merupakan reaksi yang tajam dan sekaligus menyajikan jalan keluar dari “stagnasi teori” dalam ilmu-ilmu sosial, dengan menitikberatkan pada sosiologi. Kritik dilontarkan baik kepada pendekatan yang kuantitatif maupun yang kualitatif yang selama ini dilakukan.

Dengan kata lain, grounded research dalam operasionalnya tidak terikat pada tori tertentu. Penelitian model ini pada hakikatnya merupakan upaya mengkritik terhadap keterikatan para peneliti yang berlebihan terhadap teori-teori yang sangat umum (frand theories) dari tokoh-tokoh besar seperti Weber, Parsons, Veblen, Cooley, yaitu kritik terhadap studi yang menjurus ke arah verifikasi yang bermunculan seperti jamur di musim hujan, yakni verifikasi dari teori-teori tersebut melalui pendekatan kuantitatif dan te statistik yang hasil akhirnya merupakan verifikasi dari teori atau hipotesis untuk diterima atau ditolak. Penelitian grounded research bukan seperti itu, karena di dalam penelitian ini tidak dimulai dari teori atau hipotesis.

Grounded research, sebagaimana dikatakan Masri singarimbun, adalah menyajikan suatu pendekatan yang baru. Dapat merupakan sumber teori, teori berdasarkan data, dan karena itu dinamakan grounded. Kategori-kategori dan konsep-konsep dikembangkan oleh peneliti di lapangan. Data yang bertambah dimanfaatkan untuk verifikasi teori yang timbul di lapangan, yang terus menerut disempurnakan selama penelitian berlangsung.

Artikel Terkait:

comment 0 comments:

Post a Comment

Delete this element to display blogger navbar

 


© 2010 Invest Scenery is proudly powered by Blogger