Mesir
Di masa tua Djuha, kawan-kawannya mulai mengingatkannya akan kebahagiaannya di akhirat.
“Lebih baik kamu mulai sering berdo’a bukannya bercanda terus sepanjang waktu,” kata seseorang.
“Mestinya kamu melewatkan hari-harimu dengan khusuk beribadah dan mempelajari hadis,” saran yang lainnya.
“Aku belum pernah melalaikan ucapan-ucapan Nabi,” sahut Djuha, “Aku yakin bahwa di antara kalian tidak ada yang pernah mendengar Hadis Ikrimah.”*
“Sampaikan pada kami,” kata kawan-kawannya.
“Ikrimah yang pandai,” Djuha memulai, “berkata bahwa menurut Ibn ‘Abbas, yang mendengarnya dari Nabi sendiri, ada dua sifat yang dapat menjamin kebahagiaan orang beriman di dunia ini dan di akhirat nanti.”
“Cepat katakan pada kami, apakah itu ...,” kawan-kawannya memohon penuh semangat.
“Ikrimah lupa yang satu,” kata Djuha, “dan aku lupa yang satu lagi.”
---------------
* Salah seorang tabi’in, para penerus Nabi. Sebagai budak di rumah Ibn ‘Abbas, Ikrimah menjadi salah seorang penyebar Al-Qur’an menurut Ibn ‘Abbas.
Di masa tua Djuha, kawan-kawannya mulai mengingatkannya akan kebahagiaannya di akhirat.
“Lebih baik kamu mulai sering berdo’a bukannya bercanda terus sepanjang waktu,” kata seseorang.
“Mestinya kamu melewatkan hari-harimu dengan khusuk beribadah dan mempelajari hadis,” saran yang lainnya.
“Aku belum pernah melalaikan ucapan-ucapan Nabi,” sahut Djuha, “Aku yakin bahwa di antara kalian tidak ada yang pernah mendengar Hadis Ikrimah.”*
“Sampaikan pada kami,” kata kawan-kawannya.
“Ikrimah yang pandai,” Djuha memulai, “berkata bahwa menurut Ibn ‘Abbas, yang mendengarnya dari Nabi sendiri, ada dua sifat yang dapat menjamin kebahagiaan orang beriman di dunia ini dan di akhirat nanti.”
“Cepat katakan pada kami, apakah itu ...,” kawan-kawannya memohon penuh semangat.
“Ikrimah lupa yang satu,” kata Djuha, “dan aku lupa yang satu lagi.”
---------------
* Salah seorang tabi’in, para penerus Nabi. Sebagai budak di rumah Ibn ‘Abbas, Ikrimah menjadi salah seorang penyebar Al-Qur’an menurut Ibn ‘Abbas.
0 comments:
Post a Comment