Jumlah Ayat Al-Qur'an

Jumlah ayat Al-Quran telah ada pada zaman Rasul. Ada be­berapa hadis yang menyebutkan suatu jumlah tertentu dari ayat­ayat suatu surat, seperti sepuluh ayat dari surat Ali Imran, umpamanya. Bahkan ada pula beberapa hadis yang menyebutkan jumlah ayat suatu surat, seperti surat al-Fatihah itu terdiri atas tujuh ayat,31) dan surat al-Mulk itu terdiri atas tiga puluh ayat.32)

Para ulama berbeda pendapat tentang jumlah keseluruhan ayat Al-Quran. Ada enam pendapat yang dikemukakan oleh ad-Dani: ada yang mengatakan jumlahnya 6000, 6204, 6214, 6219, 6225, dan ada yang mengatakan jumlahnya 6236 ayat.33) Dua di antara enam pendapat itu dikemukakan oleh ulama Madinah, dan empat yang lainnya oleh ulama-ulama dari kota-kota lain yang dikirimi mus-haf Usman; yakni Makkah, Kufah, Basrah dan Suriah. Setiap orang yang mengemukakan satu pendapat dari enam pen­dapat di atas menyandarkan pendapatnya kepada sebagian sahabat. Kemudian para ulama menganggap pendapat-pendapat itu sebagai riwayat-riwayat yang sanad-sanad-nya berhenti kepada sahabat (mauquf), lalu dinisbatkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. Oleh karena itu, mayoritas ulama menganggap jumlah dan pemisahan ayat-ayat itu sebagai tauqifi (ditentukan oleh Nabi sendiri).


Ulama-ulama Madinah, seperti telah dikatakan tadi, menge­mukakan dua pendapat. Yang pertama dikemukakan oleh Abu Ja'far Yazid bin al-Qa'qa' dan Syaibah bin Nashah, dan yang kedua oleh Ismail bin Ja'far bin Abi Katsir al-Anshari. Jumlah yang dikemukakan oleh ulama Makkah adalah jumlali yang di­kemukakan oleh Ibnu Katsir yang meriwayatkannya dari Mujahid dari Ibnu Abbas dari Ubay bin Ka'b. Jumlah yang dikemukakan oleh ulama Kufah adalah jumlah yang dikemukakan oleh Kisa'i, Hamzah dan Khalaf. Hamzah meriwayatkan jumlah itu dari Ibnu Abi Laila dari Abu Abdurrahman as-Sulami dari Ali bin Abi Thalib a.s. Jumlah yang dikemukakan oleh ulama Basrah adalah yang dikemukakan oleh 'Ashim bin al-'Ajaj al-Jahdari. Sedangkan jumlah yang dikemukakan oleh ulama Suriah adalah jumlah yang disebutkan oleh Ibnu Zakwan dan Hisyam bin Ammar. Jumlah itu dinisbatkan kepada Abu Darda 34)

Perbedaan pendapat tentang jumlah keseluruhan ayat Al­Quran itu disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat tentang jumlah ayat tiap-tiap surat. Para ulama juga menyebutkan jurnlah huruf dan kata dari tiap-tiap surat, dan jumlah keseluruhan huruf dan kata Al-Quran. Tetapi, saat ini kami tidak perlu menyebutkan perinciannya di sini.


Nama Surat-Surat Al-Quran
Pembagian Al-Quran menjadi ayat-ayat dan surat-surat me­rupakan pembagian yang dikemukakan oleh Al-Quran sendiri. Dalam beberapa tempat, Allah telah menegaskan dengan kata "surat". Dia berfirman:

سوره انزلنها
"Sebuah surat yanq telah Kami turunkan..... " (QS 24:1)

واذا انزلت سوره
"Apabila telah diturunkan suatu surat..... " (QS 9:86)

فاتوا بسوره
"Maka datangkanlah sebuah surat..... " (QS 2:23)

Pemberian nama surat-surat itu sesuai dengan tema yang di­bicarakan di dalamnya, atau nama itu sendiri terdapat di dalam­nya, seperti al-Baqarah, Ali Imran, al-Isra' dan at-Tauhid. Dalam naskah-naskah kuno AI-Quran, sering dituliskan

سورة تذكر فيها اليقرة
(Surat yang membicarakan sapi betina [al-Baqarah] ) dan

سورة يذكر فيها ال عمران
(Surat yang membicarakan keluarga Imran [Ali Imran] ).

Kadang-kadang beberapa kata dari suatu surat dipakai untuk menamakan surat itu, seperti surat Iqra' Bismi Rabbika, surat Inna Anzalnahu, surat Lam Yakun dan lain-lain. Dan terkadang sifat suatu surat dipakai untuk menamakan surat itu, seperti surat Fatihatul Kitab,35) surat Ummul Kitab dan as-Sab'ul Matsani, surat al-Ikhlas,36) surat Nisabatur Rabbi dan lain-lain. Nama-nama dan sifat-sifat ini telah ada pada masa awal Islam berdasarkan kesaksi­an atsar dan sejarah. Bahkan nama-nama sebagian surat Al-Quran telah disebutkan dalam beberapa hadis Nabi, seperti surat al­Baqarah, Ali Imran, Hud dan surat al-Waqi'ah. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa banyak dari nama surat-surat ini telah ditentukan di zaman Nabi, karena nama-nama tersebut sering di­pakai dan bukan merupakan sesuatu yang ditentukan oleh Nabi secara syar'i.


Tulisan dan I'rab Al-Quran
Pada zaman Nabi dan abad pertama serta kedua Hijrah, Al­Quran ditulis dengan khath (tulisan) kufi. Karena ada kesalahan pada kebanyakan kata khath ini, maka para sahabat dan yang lain berpedoman kepada hapalan, periwayatan dan para qurra’, sebagai­mana yang telah kami sebutkan di atas. Meskipun demikian, tetap ada sedikit kesalahan pada orang-orang awam, dan hanya para penghapal Al-Quran dan perawi saja yang mengetahui bacaan Al­Quran yang benar. Oleh karena itu, bukan merupakan sesuatu yang mudah untuk membuka dan membaca mus-haf dengan benar. Oleh karena itu, Abul Aswad ad-Duwali membuat dasar-dasar ilmu bahasa Arab dengan petunjuk dari Ali bin Abi Thalib a.s. Begitu pula, dalam masa sesudah itu ia membuat titik-titik huruf-huruf Arab dengan perintah seorang Khalifah Bani Umayyah, Abdul Malik bin Marwan.

Dengan demikian kekeliruan berkurang, tetapi belum semua­nya bisa dihilangkan sampai ketika Khalil bin Ahmad al-Farahidi37) penemu ilmul 'arudh, membuat bentuk-bentuk bagi cara pengucapan huruf-huruf Arab. Yakni mad, tasydid, fathah, kasrah, dhammah, sukun, tanwin bersama-sama tiga harakat sebelumnya, ar-raum dan al-isymam. Dengan ini maka hilanglah seluruh ke­keliruan itu. Sebelum al-Farahidi membuat tanda-tanda itu, di­pasanglah titik-titik untuk menunjuk harakat-harakat. Sebagai ganti dari fathah, dipasang titik di awal huruf. Sebagai ganti dari kasrah, dipasang titik di bawah huruf, Dan sebagai ganti dhammah, dipasang titik di atas huruf pada bagian akhirnya. Tetapi kadang­kadang cara ini malah menambah kebingungan (kekeliruan).


===================
31). Al-Itqan, I, h. 68.
32). IIbid.,
33). IIbid.,h.69.
34). Ibid.
35). Surat al-Fatihah dinamakan "Fatihatul Kitab" karena terletak di awal AI-Quran, dan dinamakan "as-Sab'ul Matsani" karena terdiri atas tujuh ayat yang diulang-ulang.
36). Surat Qul Huwallah dinamakan al-lkhlas karena mengandung ajaran tauhid yang murni, dan dinamakan "Nisbatur Rabbi" karena mcnjelaskan sifat-sifat Allah. Nisbat di sini berarti sifat.
37). Al-Itqan, I, h. 171.

Artikel Terkait:

comment 0 comments:

Post a Comment

Delete this element to display blogger navbar

 


© 2010 Invest Scenery is proudly powered by Blogger