Proses Morfologis

Ada beberapa proses dalam terbentuknya Morfologis ataupun Morfem, di antara proses-proses tersebut yaitu:

1. Afiksasi
Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar. Dalam proses ini terlibat unsur-unsur (1) dasar atau bentuk dasar, (2) afiks, dan (3) makna gramatikal yang dihasilkan.
Bentuk dasar atau dasar yang menjadi dasar dalam proses afiksasi dapat berupa akar, yakni bentuk terkecil yang tidak dapat disegmentasikan lagi, misalnya meja, beli, makan, dan sikat dalam bahasa Indonesia; atau go, write, sing, dan like dalam bahasa Inggris.

Afiks adalah sebuah bentuk, biasanya berupa morfem terikat, yang diimbuhkan pada sebuah dasar dalam proses pembentukan kata. Sesuai dengan sifat kata yang dibentuknya, dibedakan adanya dua jenis afiks, yaitu afiks inflektif dan afiks derivatif. Yang dimaksud dengan afiks inflektif adalan afik yang digunakan dalam pembentukan kata-kata inflektif atau paradigma infleksional. Misalnya, sufik -s pada kata books sebagai penanda jamak, atau sufik -ed pada kata looked sebagai penanda kala lampau dalam bahasa inggris. Dalam bahasa Indonesia dibedakan adanya prefiks me- yang di inflektif dan prefiks me- yang derivatif. Sebagai afiks inflektif prefiks me- menandai bentuk kalimat indikatif aktif, sebagai kebalikan dari prefiks di- yang menandai bentuk indikatif pasif. Sebagai afiks derivatif, prefiks me- membentuk kata baru, yaitu kata yang identitas leksikalnya tidak sama dengan bentuk dasarnya.

Yang dimaksud dengan infiks adalah afiks yang diimbuhkan di tengah bentuk dasar. Sedang yang dimaksud dengan sufiks adalah afiks yang diimbuhkan pada posisi akhir bentuk dasar. Adalagi konfiks, konfiks adalah afiks yang berupa morfem terbagi, yang bagian pertama berposisi pada awal bentuk dasar, dan bagian yang kedua berposisi pada akhir bentuk dasar.

Yang dimaksud dengan interfiks adalah afiks atau elemen penyambung yang muncul dalam proses penggabungan dua buah unsur.

Transfiks adalah afiks yang berwujud vokal-vokal yang diimbuhkan pada keseluruhan dasar. Transfiks ini kita dapati dalam bahasa Semit (Arab dan Ibrani). Dalam bahasa ini dasar biasanya berupa konsonan-konsonan, biasanya tiga konsonan, seperti k-t-b ‘tulis’ dan d-r-s ‘belajar.

2. Reduplikasi
Reduplikasi adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhan, secara sebagian (parsial), maupun dengan perubahan bunyi. Oleh karena itu, lazim dibedakan adanya reduplikasi penuh, seperti meja-meja (dari dasar meja), reduplikasi sebagian seperti lelaki (dari dasar laki), dan reduplikasi dengan perubahan bunyi, seperti bolak-balik (dari dasar balik).

Proses reduplikasi banyak terdapat dalam perbagai bahasa di seluruh dunia. Sebagai contoh, diberikan: dalam bahasa di Kepulauan Marshall (daerah Pasifik) ada kata takin ‘kaus kaki’ direduplikasikan menjadi takinkin ‘memakai kaus kaki’; kagir ‘ikat pinggang’ direduplikasikan menjadi kagirgir ‘memakai tali pinggang’; dan wah ‘perahu’ direduplikasikan menjadi wahwah ‘naik perahu’.

Proses reduplikasi dapat bersifat paradigmatis (infleksional) dan dapat pula bersifat derivasional. Reduplikasi yang para digmatis tidak mengubah identitas leksikal, melainkan hanya memberi makna gramatikal. Misalnya, meja-meja berarti ‘banyak meja’ dan kecil-kecil berarti ‘banyak yang kecil’. Yang bersifat derivasional membentuk kata baru atau kata yang identitas leksikalnya berbeda dengan bentuk dasarnya. Misalnya, kata laba-laba dari dasar laba dan pura-pura dari dasar pura.

3. Komposisi / Paduan
Komposisi adalah hasil dan proses penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar, baik yang bebas maupun yang terikat, sehingga terbentuk sebuah konstruksi yang memiliki identitas leksikal yang berbeda, atau yang baru. Misalnya, lalu lintas, daya juang, dan rumah sakit. Pada bahasa Arab terdapat akhirulkalam, malaikalmaut, dan hajarulaswad. Blackboard, bluebird, dan greenhouse dalam bahasa Inggris.

Produktifnya proses komposisi itu dalam bahasa Indonesia menimbulkan berbagai masalah dan berbagai pendapat karena komposisi itu memiliki jenis dan makna yang berbeda-beda.Paralelisme bentuk dan makna bahasa Indonesia dalam ragam bahasa tulis ilmu pengetahuan dan teknologi

Artikel Terkait:

comment 0 comments:

Post a Comment

Delete this element to display blogger navbar

 


© 2010 Invest Scenery is proudly powered by Blogger