Gada Hati

Martabat wanita telah lama di angkat oleh Rasul bahkan didalam sebuah kutipan hadits dikatakan bahwa “surga itu di bawah telapak kaki ibu”. Begitulah kemuliaan seorang wanita, dan juga masih banyak lagi kemuliaan-kemuliaan lainnya.

Tatkala seorang pria hendak mengkhitbah seorang wanita bukankah berat? Bukankah harga yang telah di tetapkan juga besar? selain harus membayar mahar, sang pria juga di wajibkan untuk bersyahadat dengan nama Allah, dan harus memulainya dengan kalam ilahi. Tetapi pada zaman sekarang ini, mengapa wanita itu menjatuhkan martabatnya sendiri? Dimana yang dulunya lemah lembut, sopan santun, diamnya adalah setujunya, jilbab dan muslimah merupakan ciri khas wanita, sekarang malah sebaliknya... dimana-mana kita tak asing lagi menyaksikan perhiasan-perhiasan wanita yang seharusnya itu di kadokan tetapi di nampak-nampakkan, juga tak asing lagi kita menisbatkan “gosip itu wanita”.



Dimanakah letak cinta kita kepada ALLAH dan Rasul? Toh.. perintah dan laranganNya masih kita abaikan. Jadi marilah kita perbaiki iman kita masing-masing, marilah kita luluhkan hati kita yang diperumpamakan bagaikan batu di dalam Al-Qur’an, dengan cara selalu berdzikir dan mengingat ALLAH, juga shalawat kepada Rasulullah.

Hati adalah sumber segala amal baik, dan sumber segala perbuatan kurang baik. Maka hati-hati lah ketika bermain hati karena:

انما الأعمال بالنيات
“Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung pada niatnya” dan niat itu letaknya di hati.

Di dalam Al-Qur’an ada beberapa jenis hati di jelaskan, marilah kita sama-sama mengukur diri kita masing-masing, sekiranya mungkin ada ciri-ciri kita dalam penjelasan nantinya.

Yang pertama adalah “Hati yang mati” ALLAH berfirman:

ختم الله علي قلوبهم وعلي سمعهم وعلي ابصرهم غشوه ولهم عذاب عظيم
Allah Telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. dan bagi mereka siksa yang amat berat. (Al-Baqarah : 7).

Ayat ini menjelaskan tentang keadaan hati yang di kunci mati oleh ALLAH, dimana orang-orang itu tidak mampu lagi untuk menerima petunjuk, dan segala macam nasihat pun tidak akan berbekas padanya. Mereka itu tidak mau mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran ALLAH SWT. Baik itu yang di langit, di bumi, dan pada diri mereka sendiri.
Nah.. memang ayat sebelumnya menjelaskan kepemilikan hati yang mati ini diperuntukkan untuk orang-orang kafir, tetapi apakah kata-kata “kafir” itu hanya tertuju kepada kaum yang berlainan agama saja?

Secara bahasa “kafir” bisa di artikan ingkar, menutup. Jadi apakah orang-orang yang ketika di perintahkan oleh ALLAH:

وقل للمومنت يغضضن من ابصرهن ويحفظن فروجهن ولا يبدين زينتهن الا ما ظهر منها وليضربن بخمرهن علي جيوب
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menundukkan pandangannya, dan menjaga kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya... (An-Nuur : 31)

Tetapi dia tidak melakukannya, dalam arti kata dia ingkar, apakah ini tergolong kedalam penyakit hati mati? Jawaban ada di hati anda.

Yang kedua adalah “Hati yang sakit” ALLAH berfirman:

في قلوبهم مرض فزادهم الله مرضا ولهم عذاب اليم بما كانوا يكذبون
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (Al-Baqarah : 10).

Seperti kita ketahui ada beberapa macam penyakit hati, yang diantaranya adalah: sombong, angkuh, dengki, hasad, hasut, riya, iri, gunjing dll. Jikalau sekiranya sifat-sifat ini ada melekat di diri kita, marilah kita hilangkan guna untuk membersihkan dan mengobati hati kita dari penyakitnya, perbanyak istighfar, bersyukur, biasakan hati bertasbih, dan peliharalah sikap malu karena Rasul juga pernah bersabda:

فإذا لم تستحى فإصنع ما شئت
“jika engkau tidak malu, maka kerjakan sesuka hatimu”

Tatkala malu diangkat dan di cabut oleh ALLAH dari muka bumi, itu pertanda yaumul akhir sudah dekat. Maka bersegeralah sebelum ALLAH menambah penyakit tersebut yang berakibatkan azab yang sangat pedih.

Yang ketiga adalah “Hati yang tenang atau hati yang sehat”:

انما المومنون الذين اذا ذكر الله وجلت قلوبهم واذا تليت عليهم ءايته زادتهم ايمنا وعلي ربهم يتوكلون
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal(Al-Anfal :02)

Seperti itulah ciri-cirinya hati yang terakhir ini. Hati yang sehat itu jikalau disebutkan Nama-Nama ALLAH maka tergetar ia, jikalau terdengar alunan ayat suci Al-Qur’an luluhlah ia, jikalau adzan dikumandangkan bersegera ia memenuhi panggilan, jikalau didengarkan penghinaan-penghinaan di maafkan olehnya, dan ia tak suka bekecil hati ataupun mengecilkan orang lain.
Ciri lainnya adalah apabila dinampakkan kebesaran ALLAH, ia tidak meratapi, tetapi bersabar seraya berseru “Inna Lillahi wa Inna ilaihi raji’un” dan karena kebesaran ALLAH itu bertambahlah imannya.

Semoga saja dengan kita mengingat ALLAH dan Rasul, dengan cara berdzikir, bertasbih, istighfar, shalawat, dan beramar ma’ruf nahi munkar, kita bisa mencapai hati yang sehat ini, dan pasti terobosannya adalah:

يايتها النفس المطمينه - ارجعي الي ربك راضيه مرضيه - فادخلي في عبدي - وادخلي جنتي
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, Masuklah ke dalam syurga-Ku. (Al-Fajri : 27 – 30).

Artikel Terkait:

comment 0 comments:

Post a Comment

Delete this element to display blogger navbar

 


© 2010 Invest Scenery is proudly powered by Blogger