A. PENGELOLAAN GURU
Pengelolaan berasal dari kata Kelola yang berarti proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain, atau proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.
Pada dasarnya pengetahuan tidak bersifat spontan, melainkan pengetahuan harus diajarkan dan dipelajari. Dengan kata lain pengetahuan itu harus diusahakan. Guru adalah orang yang bertugas membantu murid untuk mendapatkan pengetahuan sehingga ia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Ada beberapa prinsip dasar kode etik pengajaran untuk menciptakan seorang guru yang di idam-idamkan, yang dikemukakan oleh M. Jawad Ridha dalam bukunya al-Fikr al-Tarbawiyah al-Islamiyyu Muqaddimat fi ushulih al-Ijtima’iyyat wa al-aqlaniyyati antara lain :
Berkenaan dengan standar kompetensi guru, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional telah menyusun secara khusus rumusan standar kompetensi guru yang terdiri dari tiga komponen, yaitu:
Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses pembelajaran, sebaliknya iklim belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan.
Lingkungan kondusif menurut E.Mulyasa (2004:16) dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut.
Dalam mewujudkan pengelolaan kelas yang baik, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, di antaranya yaitu kondisi fisik kelas tersebut. lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Lingkungan fisik yang dimaksud meliputi:
a. Ruang tempat berlangsungan proses belajar mengajar
Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak leluasa tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara siswa yang satu dengan yang lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar, dan apabila kelas dipakaikan hiasan-hiasan maka pakailah perhiasan yang mengandung atau mempunyai nilai pendidikan.
b. Pengaturan tempat duduk
Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku siswa. pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar.
c. Ventilasi dan pengaturan cahaya
Suhu, Ventilasi dan penerangan (kendati pun guru sulit mengatur karena sudah ada) adalah aset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman. Oleh karena itu ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.
d. Pengaturan penyimpanan barang-barang
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai bila diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan belajar. Barang-barang yang karena nilai praktisnya tinggi dan dapat disimpan di ruang kelas seperti buku pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi dan sebagainya, hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu gerak kegiatan siswa.
Suhaenah Suparno (2001:82) mengemukakan kriteria yang harus dipenuhi ketika melakukan penataan fasilitas ruang kelas sebagai berikut.
Di dalam pengelolaan pembelajaran, ada beberapa pertanyaan yang mesti diajukan terlebih dahulu oleh seorang guru agar mendapatkan hasil pengelolaan pembelajaran yang baik. Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain:
1. Bagaimana mengelola kegiatan pembelajaran?
Kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru perlu disiasati sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran, teknik bertanya, penyediaan umpan balik yang bermakna dan penilaian yang mendorong siswa berkinerja juga menentukan keberhasilan pembelajaran.
Pengelolaan isi pembelajaran perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
Pengelolaan sumber pembelajaran perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
Pengelolaan berasal dari kata Kelola yang berarti proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain, atau proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.
Pada dasarnya pengetahuan tidak bersifat spontan, melainkan pengetahuan harus diajarkan dan dipelajari. Dengan kata lain pengetahuan itu harus diusahakan. Guru adalah orang yang bertugas membantu murid untuk mendapatkan pengetahuan sehingga ia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Ada beberapa prinsip dasar kode etik pengajaran untuk menciptakan seorang guru yang di idam-idamkan, yang dikemukakan oleh M. Jawad Ridha dalam bukunya al-Fikr al-Tarbawiyah al-Islamiyyu Muqaddimat fi ushulih al-Ijtima’iyyat wa al-aqlaniyyati antara lain :
- Keharusan ilmu dibarengi dengan pengamalannya.
- Bersikap kasih sayang terhadap siswa/i, dan memperlakukan mereka seperti putra-putrinya sendiri.
- Menghindarkan diri dari ketamakan.
- Bersikap toleran dan pemaaf.
- Menghargai kebenaran dan juga menyampaikannya.
- Keadilan dan keinsafan.
- Rendah hati.
- Ilmu adalah untuk pengabdian kepada orang lain.
Ing ngarsa sung tulada: Di depan memberi suri teladan.
Ing madya mangun karsa: Di tengah membangun.
Tut wuri handayani: Dari belakang memberikan dorongan dan motivasi.
Berkenaan dengan standar kompetensi guru, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional telah menyusun secara khusus rumusan standar kompetensi guru yang terdiri dari tiga komponen, yaitu:
- Komponen kompetensi pengelolaan pembelajaran yang meliputi: 1) penyusunan rencana pembelajaran; 2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar; 3) penilaian prestasi belajar peserta didi; 4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian.
- Komponen kompetensi pengembangan potensi yaitu pengembangan-pengembangan profesi.
- Komponen kompetensi penguasaan akademik yang meliputi: 1) pemahaman wawasan pendidikan; dan 2) penguasaan bahan kajian .
- Selalu membuat perencanaan konkrit dan detail yang siap untuk dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar
- Bergeser pada pola baru yaitu guru sebagai “mitra” atau “fasilitator” pada semua individu
- Bersikap kritis, keratif dan produktif
- Mengubah pola tindakan peran siswa sebagai konsumen (mendengar, menghafal, mencatat) ke arah pola baru peran siswa sebagai produsen (bertanya, meneliti, mengarang, menulis dan lain sebagainya)
- Kreatif untuk menghasilkan karya pendidikan seperti: pembuatan alat bantu belajar, analisis bahan ajar, penyusunan alat penilaian yang beragam dan lain sebagainya.
Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses pembelajaran, sebaliknya iklim belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan.
Lingkungan kondusif menurut E.Mulyasa (2004:16) dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut.
- Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan tugas pemberian.
- Memberikan pembelajaran remedial bagi para peserta didik yang kurang berprestasi, atau berprestasi rendah.
- Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal.
- Menciptakan suasana kerjasama saling menghargai, baik antar peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru pengelolaan pembelajaran lain.
- Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran.
- Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama antara peserta didik dan guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan sebagai sumber belajar.
- Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri.
a. Ruang tempat berlangsungan proses belajar mengajar
Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak leluasa tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara siswa yang satu dengan yang lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar, dan apabila kelas dipakaikan hiasan-hiasan maka pakailah perhiasan yang mengandung atau mempunyai nilai pendidikan.
b. Pengaturan tempat duduk
Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku siswa. pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar.
c. Ventilasi dan pengaturan cahaya
Suhu, Ventilasi dan penerangan (kendati pun guru sulit mengatur karena sudah ada) adalah aset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman. Oleh karena itu ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.
d. Pengaturan penyimpanan barang-barang
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai bila diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan belajar. Barang-barang yang karena nilai praktisnya tinggi dan dapat disimpan di ruang kelas seperti buku pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi dan sebagainya, hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu gerak kegiatan siswa.
Suhaenah Suparno (2001:82) mengemukakan kriteria yang harus dipenuhi ketika melakukan penataan fasilitas ruang kelas sebagai berikut.
- Penataan ruangan dianggap baik apabila menunjang efektifitas proses pembelajaran yang salah satu petunjuknya adalah bahwa anak-anak belajar dengan aktif dan guru dapat mengelola kelas dengan baik.
- Penataan tersebut bersifat fleksibel (luwes) sehingga perubahan dari satu tujuan ke tujuan yang lain dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan sifat kegiatan yang dituntut oleh tujuan yang akan dicapai pada waktu itu.
- Ketika anak belajar tentang suatu konsep, maka ada fasilitas-fasilitas yang dapat memberikan bantuan untuk memperjelas konsep-konsep tersebut yaitu berupa gambar-gambar atau model atau media lain sehingga konsep-konsep tersebut tidak bersifat verbalitas.
- Penataan ruang dan fasilitas yang ada di kelas harus mampu membantu siswa meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga mereka merasa senang belajar.
Di dalam pengelolaan pembelajaran, ada beberapa pertanyaan yang mesti diajukan terlebih dahulu oleh seorang guru agar mendapatkan hasil pengelolaan pembelajaran yang baik. Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain:
1. Bagaimana mengelola kegiatan pembelajaran?
Kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru perlu disiasati sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran, teknik bertanya, penyediaan umpan balik yang bermakna dan penilaian yang mendorong siswa berkinerja juga menentukan keberhasilan pembelajaran.
- Teknik bertanya yang diajarkan dalam pembelajaran adalah pertanyaan yang mendorong siswa untuk berpikir dan berproduksi
- Penyediaan umpan balik yang bermakna merupakan pernyataan atau pertanyaan guru yang didasarkan pada prilaku siswa yang bisa mendorong siswa untuk menyadari perilakunya.
Pengelolaan isi pembelajaran perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
- Materi dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
- Tingkat keluasan dan kedalaman materi disesuaikan dengan karakteristik peserta didik (termasuk yang cepat dan lambat, yang bermotivasi tinggi dan rendah).
- Peserta didik yang memiliki kemampuan berbeda diberikan layanan pembelajaran yang berbeda, misalnya variasi dalam pengorganisasian materi, pemberian ilustrasi, dan penggunaan istilah.
- Penataan materi disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran.
- Kemungkinan tidaknya keluasan dan kedalaman materi dapat dicapai dalam waktu yang disesuaikan.
- Menyajikan berbagai materi mata pelajaran lain secara integratif untuk keperluan pembelajaran.
- Menggunakan variasi materi ajar yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.
- Menggunakan materi ajar yang dapat diterapkan, dimanfaatkan atau difungsikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Pengelolaan sumber pembelajaran perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
- Sumber belajar atau media pembelajaran yang dipilih dapat dipakai untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai, misalnya buku, modul untuk kompetensi kognitif, media audio untuk kompetensi keterampilan dan sebagainya.
- Sumber belajar atau media pembelajaran yang dipilih dapat memudahkan pemahaman peserta didik. Misalnya lidi atau sempoa digunakan untuk operasi hitung, lampu senter, globe, dan bola untuk mengilustrasikan proses terjadinya gerhana, dll.
- Sumber belajar atau media pembelajaran dideskripsikan secara spesifik dan sesuai dengan materi pembelajaran.
- Sumber belajar atau media pembelajaran yang dipilih sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif, karakteristik afektif, dan keterampilan motorik peserta didik.
0 comments:
Post a Comment