Luruskan Pikiran Anda: Positive Thinking


Allah Berfirman:

ان الله لا يغير ما بقوم حتي يغيروا ما بانفسهم 
... Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ...” (Ar-Ra’d: 11)

Ayat Al-Qur’an di atas adalah hukum perubahan dalam kehidupan di dunia. Oleh karenanya, keadaan Anda tidak akan berubah dari satu kondisi menjadi kondisi yang lain, kecuali dengan peran tangan Anda sendiri. Demikian pula dengan mukjizat. Memang, semuanya hanya akan terjadi dengan takdir Allah, namun dalam menjadikan segala sesuatu itu, Allah menggunakan sebab. Selama Anda belum mengenal hukum perubahan ini dengan baik, maka segala upaya Anda untuk mengatasi rasa cemas atau agar terbebas dari kesusahan, tidak akan berguna. Anda tidak akan mampu terbebas dari rasa cemas kecuali jika Anda sendiri bersikeras untuk mengatasi hal ini. Anda harus berusaha untuk mencari jalan agar terbebas dari rasa itu. Akan tetapi, bagaimana hal itu dapat terwujud?

Semua itu dapat terwujud dengan mengubah dan meluruskan gaya berfikir Anda. Anda tidak akan merasa bahagia jika memenuhi kepala Anda dengan pikiran kesedihan dan beberapa kesusahan yang berat untuk dipikul.

Hidup Anda tentu merupakan hasil berpikir Anda. Oleh karena itu, dengan kapasitas Anda, Anda dapat mengubah jalan hidup Anda dengan cara mengubah jalan berpikir Anda. Dengan kapasitas Anda pula, Anda bisa sakit atau juga menikmati sehat.

Salah satu cara paling besar pengaruhnya dalam mengatasi penyakit kanker pada saat ini adalah penyembuhan melalui klinik-klinik kesehatan jiwa, dalam arti penanganan penyakit kanker dengan secara kejiwaan. Anda tentu heran bahwa cara ini pun digunakan di Amerika digunakan saat sekaran, dan cara ini telah membuahkan hasil yang menggembirakan. Sungguh di dalam jiwa manusia, terdapat suatu kandungan yang isinya hanya diketahui oleh Allah swt.. Jiwa juga memiliki kapasitas tertentu di luar jangkauan manusia. Aspek kejiwaan ternyata turut berperan dalam beberapa penyakit yang menimpa anggota fisik tubuh, baik dari aspek sebab ataupun akibat.

Ada penyakit yang menimpa fisik tubuh yang disebabkan oleh aspek kejiwaan. Namun penyakit yang bukan berasal dari faktor kejiwaan, dapat pula disembuhkan secara kejiwaan.

Lebih dari setengah jumlah pasien yang pergi berobat ke beberapa rumah sakit dan klinik-klinik khusus, sebenarnya dalam keadaan sehat. Mereka hanya membutuhkan bantuan moral hingga mereka yakin betul bahwa mereka baik-baik saja. Sebagian orang karang merasa heran ketika melihat sebagian orang yang terkena penyakit parah, dapat sembuh di tangan dukun-dukun pembohong yang sangat bodoh. Padahal, sebenarnya mereka sembuh secara kejiwaan. Peran pembohong itu sebatas memberi kepuasan kepada pasien dengan sarana-sarana berat yang mereka gunakan dan sarana-sarana yang mujarab sekali faedahnya. Sarana-sarana itu dinamakan sarana sihir untuk penyembuhan secara cepat dan untuk membebaskan diri dari penyakit-penyakit. Caranya, tukang sihir itu memberikan semacam resep kepada pasien dan pasien itu meyakini betul akan kesembuhan dan manfaat dari resep dukun itu, sehingga akhirnya terjadilah penyembuhan.

Suatu hari, teman dekan saya menjalani pemeriksaan kesehatan dan ia dinyatakan positif terkena penyakit serius di ginjalnya. Awalnya, teman saya ini berangkat ke pusat pemeriksaan kesehatan dengan berjalan kaki. Saat itu ia tidak merasakan sakit sedikit pun. Namun, ketika ia mendengar hasil pemeriksaannya, ia langsung terjatuh hingga kedua kakinya tidak dapat lagi menahan badannya. Ia pun pulang ke rumah diangkut dengan kendaraan dan sesampainya di rumah, ia terbaring dalam keadaan sakit.

Setelah itu, dokter datang dan memeriksanya secara klinis. Dokter itu memintanya untuk mengadakan pemeriksaan ulang di tempat lain. Ketika diperiksa ulang, ternyata pemeriksaan pertama dinyatakan salah dan ia sebenarnya memang tidak mengalami gangguan apa pun.

Sebelum kedatangan dokter kedua kalinya untuk meyakinkan kesehatannya, ia sudah mendengar terlebih dahulu bahwa pemeriksaan pertama salah, sehingga teman saya merasa bergembira dan kondisinya pun membaik. Akhirnya, pada hari berikutnya ia dapat kembali berangkat bekerja.

Sesungguhnya, bayangan pikiran yang dimiliki setiap orang mengenai diri sendiri, juga bayangan pikiran mengenai apa yang akan dilakukan, memberikan pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan pribadi. Hal ini sebagaimana ditekankan oleh James Allen, “Segala sesuatu yang dilakukan seseorang adalah reaksi langsung dari apa yang ada dalam pikirannya. Seseorang dapat bangkit dengan dua kakinya dan beraktivitas. Hal itu karena faktor pikirannya. Begitu pula seseorang bisa sakit atau sembuh karena faktor pikirannya.

Oleh karena itu, jelaslah bahwa hidup Anda mengikuti pikiran Anda. Terkadang Anda berada dalam kehidupan yang serba menyenangkan. Anda memiliki harta dan anak, akan tetapi, Anda merasa cemas dengan urusan bisnis Anda karena Anda takut jatuh rugi atau Anda memandang remeh kondisi Anda. Dapat juga karena Anda berkeinginan membeli sesuatu dan bisa berbuat ini dan itu. Dengan begitu, Anda juga telah menyusahkan diri Anda sendiri, memberikan keputusasaan kepada diri Anda, sedangkan seharusnya Anda lebih bahagia daripada orang-orang kebanyakan.

Memang tidak ada yang melarang untuk mencari-cari sesuatu yang lebih utama dan berusaha mencapai yang terbaik. Akan tetapi, pencarian terhadap sesuatu yang lebih utama, tidak mengharuskan seseorang untuk bersedih jika tidak berhasil mendapatkannya. Dalam kondisi seperti ini, Anda perlu meluruskan jalan pikiran Anda agar Anda hidup bahagia dan tidak diliputi kecemasan serta kesusahan.

Terkadang, Anda dapat saja bertentangan dengan hal di atas. Anda bekerja dengan pekerjaan biasa, dengan susah payah penghasilan, namun Anda dapat memenuhi kebutuhan dan dapat tinggal di flat kecil, dan lain sebagainya. Akan tetapi, walaupun begitu Anda bahagia dengan kehidupan Anda. Sebabnya adalah karena Anda rela menerima keberadaan Anda, tidak membenci apa yang terjadi, serta tidak mencemaskan urusan masa depan sama sekali. Bahkan Anda merasa optimis dan bergembira selamanya. Jadi, alangkah bahagianya Anda dalam kondisi seperti ini.

Kesimpulannya, kedudukan seseorang bukanlah penentu kebahagiaan ataupun kesengsaraan seseorang. Hal yang menentukan semua itu adalah dirinya, akalnya, dan pikirannya. Seperti yang dikatakan oleh seorang mujtahid dan alim yang bernama Ibnu Taimiyah, “Apa yang dilakukan musuh-musuhku? Tamanku dan surgaku berada dalam dadaku. Membunuhku sama halnya dengan mati syahid, mengasingkanku sama halnya dengan bertamasya. Memenjarakanku sama halnya dengan berkhalwat (menyendiri dari keramaian).

Lihatlah bagaimana ia mengubah cobaan berat menjadi sebuah karunia? Mengubah bencana menjadi kebaikan? Hal itu karena ia telah membentuk pikirannya dengan cara yang benar, suatu cara yang memberikannya suatu kebahagiaan dan bukan kesedihan.

Anda dapat meluruskan pikiran Anda dengan cara yang akan memberi Anda kebahagian, serta menjadikan Anda mampu mengatasi kecemasan dan kesusahan. Dengan begitu, Anda akan hidup dengan senang dan bahagia, meskipun diliputi masalah.

Artikel Terkait:

comment 0 comments:

Post a Comment

Delete this element to display blogger navbar

 


© 2010 Invest Scenery is proudly powered by Blogger