Kisah Nabi Yusuf A.s BAG II

Yusuf Dalam Penjara
Yusuf di masukkan ke dalam penjara bukannya karena ia telah melakukan kesalahan atau kejahatan, tetapi karena sewenang-wenangnya penguasa yang memenjarakannya untuk menutupi dosanya sendiri dengan menempelkan dosa itu kepada orang yang dipenjarakan. Akan tetapi bagi Nabi Yusuf, penjara adalah tempat yang aman untuk menghindari segala godaan dan tipu daya yang akan menjerumuskannya ke dalam kemaksiatan dan perbuatan mungkar. Bagi Yusuf hidup di dalam sebuah penjara yang gelap dan sempit, dimana gerak bandanya dan pandangan matanya dibatasi, adalah lebih baik dan lebih disukai drp hidup di alam bebas di mana jiwanya tertekan dan hatinya tidak merasa aman dan tenteram. Di dalam penjara Yusuf dpt membulatkan fikirannya dan jiwanya beribadah dan menyembah kepada Allah.

Disamping itu ia dpt melakukan dakwah di dalam penjara, memberi bimbingan dan nasihat kepada pesalah, agar mrk yang telah berdosa melakukan kejahatan, bertaubat dan kembali menjadi orang-orang yang baik, sedang kepada tahanan yang tidak berdosa yang menjadi korban perbuatan penguasa yang sewenang-wenang dihiburkna agar mrk bersabar dan bertakwa, bertawakkal serta beriman memohon kepada Allah mengakhiri penderitaan dan kesengsaraan mrk.

Bersama dengan Yusuf, dipenjarakan pula dua orang pegawai istana Raja dengan tujuan hendak meracunkan Raja atas perintah dan dengan kerjasama dengan pihak musuh istana. Dua pemuda pegawai yang dipenjara itu, seorang penjaga gudang mknan dan seorang sebagai pelayan meja istana.

Pada suatu hari pagi datanglah kedua pemuda tahanan itu ke tempat Nabi Yusuf mengisahkan bahwa mrk telah mendpt mimpin. Si pelayan melihat ia seakan-akan berada di tengah sebuah kebun anggur memegang gelas, seperti gelas yang sering diguna minumkan oleh Raja, majikannya lalu diisinya gelas itu dengan perahan buah anggur. Sedang pemuda penjaga gudang melihat dalam mimpinnya seolah-olah mendukung di atas kepalanya sebuah keranjang yang berisi roti, roti mana disambar oleh sekelompok burung dan di bawanya terbang. Kedua pemuda tahanan itu mengharapkan dari Nabi Yusuf agar memberi tafsiran bagi mimpi mrk itu.

Nabi Yusuf yang telah dikurniai kenabian dan ditugaskan oleh Allah menyampaikan risalah-Nya kepada hamba-hamba-Nya memulai dakwahnya kepada kedua pemuda yang datang menanyakan tafsiran mimpinnya, mengajak mrk beriman kepada Allah Yangg Maha Esa, meninggalkan persembahan kepada berhala-berhala yang mrk ada-adakan sendiri dengan memberi nama-nama kepada berhala-berhala itu sesuka hati mrk. untuk membuktikan kepada kedua pemuda itu bahwa ia adalah seorang Nabi dan pesuruh Allah, berkata Nabi Yusuf: "Aku tahu dan dapat menerangkan kepada kamu, makanan apa yang akan kamu terima, apa jenisnya dan berapa banyaknya demikian pula jenisnya dan macam mana minuman yang akan kamu terima.


Demikian pula dapat aku memberi tafsiran bagi mimpi seorang termasuk kedua mimpimu. Itu semua adalah ilmu yang dikurniakan oleh Allah kepadaku. Aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan mengingkari adanya hari kiamat kelak. Aku telah mengikuti agama bapa-bapaku, Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub. Tidaklah sepatutnya kami menyekutukan sesuatu bagi Allah yang telah mengurniakan rahmat dan nikmat-Nya atas kami dan atas manusia seluruhnya tetapi kebanyakkan manusia tidak menghargai nikmat Allah itu dan tidak mensyukuri-Nya. Cubalah fikirkan wahai teman-temanku dalam penjara mana yang lebih baik dan lebih masuk akal, penyembahan kepada beberapa tuhan yang berbeda-beda atau penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Perkasa? Tuhan telah memerintahkan janganlah kamu menyembahkan selain drp Dia. Itulah agama yang benar dan lurus, tetapi banyak orang tidak mengetahui dan tidak mahu mengerti."

"Adapun mengenai mimpimu", Nabi Yusuf melanjutkan ceritanya, "Maka takbirnya bahwa engkau, wahai pemuda pelayan, segera akan dikeluarkan dari penjara dan akan dipekerjakan kembali seperit sedia kala, sedangkan engkau wahai pemuda penjaga gudang akan dihukum mati dengan disalib dan kepalamu akan menjadi makan burung-burung yang mematuknya. Demikianlah takbir mimpimu yang telah menjadi hukum Allah bagi kamu berdua."

Berkata Nabi Yusuf selanjutnya kepada pemuda yang diramalkan akan keluar dari penjara: "Wahai temanku, pesanku kepadamu, bila engkau telah keluar dan kembali bekerja di istana sebutlah namaku dihadapan Raja, majikanmu. Katalah kepadanya bahwa aku dipenjarakan sewenang-wenangnya, tidak berdosa dan tidak bersalah. Aku hanya dipenjara untuk kepentingan menyelamatkan nama keluarga Ketua Polis Negara dan atas anjuran isterinya belaka. Jangalah engkau lupakan pesananku ini, wahai temanku yang baik."

Kemudian, maka sesuai dengan takbir Nabi Yusuf, selang tidak lama keluarlah surat pengampunan Raja bagi pemuda pelayan dan hukuman salib bagi pemuda penjaga gudang dilaksanakan. Akan tetapi pesanan Nabi Yusuf kepada pemuda pelayan, tidak disampaikan kepada Raja setelah ia diterima kembali bekerja di istana. Syaitan telah menjadikannya lupa setelah ia menikmati kebebasan dari penjara dan dengan demikian tetaplah Nabi Yusuf berada di penjara beberapa tahun lamanya, penghibur para tahanan yang tidak berdosa dan mendidik serta berdakwah kepada tahanan yang telah bersalah melakukan kejahatan dan perbuatan-perbuatan yang buruk, agar mrk menjadi orang-orang yang baik dan bermanfaat bagi sesama manusia dan menjadi hamba-hamba Allah yang beriman dan bertauhid.

Isi cerita ini ada tersebut di dalam Al-Quran pada surah "Yusuf" ayat 36 sampai ayat 42

Yusuf dibebaskan dari Penjara
Pada suatu hari berkumpullah di istana raja Mesir, para pembesar, penasihat dan para arif bijaksana yang sengaja diundang oelh untuk memberi takbir mimpi yang telah merunsingkan dan menakutkan hatinya. Ia bermimpi seakan-akan melihat tujuh ekor sapi betina lain yang kurus-kurus. Disamping itu ia melihat pula dalam mimpinya tujuh butir gandum hijau disamping tujuh butir yang lain kering.

Tidak seorang drp. pembesar-pembesar yang didatangkan itu yang dapat memberi tafsiran takbir bagi mimpi Raja bahkan sebahagian drp mrk menganggapkannya sebagai mimpi kosong yang tiada bererti dan menganjurkan kepada Raja melupakan saja mimpi itu dan menghilangkannya dari fikirannya.

Pelayan Raja, pemuda teman Yusuf dalam penjara, pada masa pertemuan Raja dengan para tetamunya, lalu teringat olehnya pesan Nabi Yusuf kepadanya sewaktu ia akan dikeluarkan dari penjara dan bahwa takbir yang diberikan oleh Nabi Yusuf bagi mimpinya adalah tepat, telah terjadi sebagaimana telah ditakdirkan. Ia lalu memberanikan diri menghampiri Raja dan berkata:

"Wahai Paduka Tuanku! Hamba mempunyai seorang teman kenalan di dalam penjara yang pandai menakbirkan mimpi. Ia adalah seorang yang cekap, ramah dan berbudi pekerti luhur. Ia tidak berdosa dan tidak melakukan kesalahan apa pun. Ia dipenjara hanya atas fitnahan dan tuduhan palsu belaka. Ia telah memberi takbir bagi mimpiku sewaktu hamba berada dalam tahanan bersamanya dan ternyata takbirnya tepat dan benar sesuai dengan apa yang hamba alami. Jika Paduka Tuan berkenan, hamba akan pergi mengunjunginya di penjara untuk menanyakan dia tentang takbir mimpi Paduka Tuan."

Dengan izin Raja, pergilah pelayan mengunjungi Nabi Yusuf dalam penjara. Ia menyampaikan kepada Nabi Yusuf kisah mimpinya Raja yang tidak seorang pun drp anggota kakitangannya dan para penasihatnya dpt memberikan takbir yang memuaskan dan melegakan hati majikannya. Ia mengatakan kepada Nabi Yusuf bahwa jika Raja dpt dipuaskan dengan pemberian bagi takbir mimpinya, mungkin sekali ia akan dikeluarkan dari penjara dan dengan demikian akan berakhirlah penderitaan yang akan dialami bertahun-tahun dalam kurungan.

Berucaplah Nabi Yusuf menguraikan takbirnya bagi mimpi Raja: "Negara akan menghadapi masa makmur, subur selama tujuh tahun, di mana tumbuh-tumbuhan dan semua tanaman gandum, padi dan sayur mayur akan mengalami masa menuai yang baik yang membawa hasil makanan berlimpah-ruah, kemudian menyusuk musim kemarau selama tujuh tahun berikutnya dimana sungai Nil tidak memberi air yang cukup bagi ladang-ladang yang kering, tumbuh-tumbuhan dan tanaman rusak dimakan hama ssedang persediaan bahan makanan, hasil tuaian tahun-tahun subur itu sudah habis dimakan. Akan tetapi, Nabi Yusuf melanjutkan keterangannya, setelah mengalami kedua musim tujuh tahun itu akan tibalah tahun basah di mana hujan akan turun dengan lebatnya menyirami tanah-tanah yang kering dan kembali menghijau menghasilkan bahan makanan dan buah-buahan yang lazat yang dpt diperah untuk diminum."

"Maka jika takbirku ini menjadi kenyataan ," Nabi Yusuf berkata lebih lanjut, "seharusnya kamu menyimpan baik-baik apa yang telah dihasilkan dalam tahun-tahun subur, serta berjimat dalam pemakaiannya untuk persiapan menghadapi masa kering, agar supaya terhindarlah rakyat dari bencana kelaparan dan kesengsaraan."

Raja setelah mendengar dari pelayannya apa yang diceritakan oleh Nabi Yusuf tentang mimpinya merasakan bahwa takbir yang didengarkan itu sgt masuk akal dan dpt dipercayai bahwa apa yang telah diramalkan oleh Yusuf akan menjadi kenyataan. Ia memperoleh kesan bahwa Yusuf yang telah memberi takbir yang tepat itu adalah seorang yang pandai dan bijaksana dan akan sgt berguna bagi negara jikaia didudukkan di istana menjadi penasihat dan pembantu kerajaan. Maka disuruhnyalah kembali si pelayan ke penjara untuk membawa Yusuf menghadap kepadanya di istana.

Nabi Yusuf yang sudah cukup derita hidup sebagai orang tahanan yang tidak berdosa, dan ingin segera keluar dari kurungan yang mencekam hatinya itu, namun ia enggan keluar dari penjara sebelum peristiwanya dengan isteri Ketua Polis Negara dijernihkan lebih dahulu dan sebelum tuduhan serta fitnahan yang ditimpakan ke atas dirinya diterangkan kepalsuannya. Nabi Yusuf ingin keluar dari penjara sebagai orang yang suci bersih dan bahwa dosa yang diletakkan kepada dirinya adalah fitnahan dan tipu-daya yang bertujuan menutupi dosa isteri Ketua Polis Negara sendiri.

Raja Mesir yang sudah banyak mendengar tentang Nabi Yusuf dan terkesan oleh takbir yang diberikan bagi mimpinya secara terperinci dan menyeluruh makin merasa hormat kepadanya, mendengar tuntutannya agar diselesaikan lebih dahulu soal tuduhan dan fitnahan yang dilemparkan atas dirinya sebelum ia dikeluarkan dari penjara. Hal mana menurut fikiran Raja menandakan kejujurannya, kesucian hatinya dan kebesaran jiwanya bahwa ia tidak ingin dibebaskan atas dasar pengampunan tetapi ingin dibebaskan karena ia bersih dan tidak bersalah serta tidak berdosa.

Tuntutan Nabi Yusuf diterima oleh Raja Mesir dan segera dikeluarkan perintah mengumpulkan para wanita yang telah menghadiri jamuan makan Zulaikha dan terhiris hujung jari tangan masing-masing ketika melihat wajahnya. Di hadapan Raja mereka menceritakan tentang apa yang mrk lihat dan alami dalam jamuan mkn itu serta percakapan dan soal jawab yang mrk lakukan dengan Nabi Yusuf. Mrk menyatakan pesan mrk tentang diri Nabi Yusuf bahwa ia seorang yang jujur, soleh, bersih dan bukan dialah yang salah dalam peristiwanya dengan Zulaikha. Zulaikha pun dalam pertemuan itu, mengakui bahwa memang dialah yang berdosa dalam peristiwanya dengan Yusuf dan dialah yang menganjurkan kepada suaminya agar memenjarakan Yusuf untuk memberikan gambaran palsu kepada masyarakat bahwa dialah yang salah dan bahwa dialah yang memperkosa kehormatannya.

Hasil pertemuan Raja dengan para wanita itu di umumkan agar diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat dan dengan demikian terungkaplah tabir yang meliputi peristiwa Yusuf dan Zulaikha. Maka atas, perintah Raja, dikeluarkanlah Nabi Yusuf dari penjara secara hormat, bersih dari segala tuduhan. Ia pergi langsung ke istana Raja memenuhi undangannya.

Bacalah isi cerita ini dalam Al-Quran surah "Yusuf" ayat 43 sehingga ayat 53

Yusuf diangkat sebagai wakil raja Mesir
Raja Mesir yang telah banyak mendengar tentang Nabi Yusuf dari pelayannya, teman Nabi Yusuf dalam penjara, dari kesaksian wanita-wanita, tamu Zulaikha dalam jamuan makan dan dari Zulaikha sendiri, makin bertambah rasa hormatnya dan kagumnya terhadap Nabi Yusuf setelah berhadapan muka dan bercakap-cakap dengan beliau sekeluarnya dari penjara.

Kecerdasan otak Nabi Yusuf, pengetahuannya yang luas, kesabaran , kejujurannya, keramah-tamahannya dna akhlak serta budi pekerti luhurnya, menurut fikiran Raja akan sangat bermanfaat bagi kerajaannya bila Nabi Yusuf diserahi pimpinan negara dan rakyat. Maka kepada Nabi Yusuf dalam pertemuan pertamanya dengan Raja ditawarkan agar ia tinggal di istana mewakili Raja menyelenggarakan pemerintahan serta pengurusan negara serta memimpin rakyat Mesir yang diramalkan akan menghadapi masa-masa sukar dan sulit.

Nabi Yusuf tidak menolak tawaran Raja Mesir itu. Ia menerimanya asal saja kepadanya diberi kekuasaan penuh dalam bidang kewangan dan bidang pengedaran bhn makanan, karena menurut pertimbangan Nabi Yusuf, kedua bidang yang berkaitan antara satu sama lain itu merupakan kunci dari kesejahteraan rakyat dan kestabilan negara. Raja yang sudah mempunyai kepercayaan penuh terhadap diri Nabi Yusuf, terhadap kecerdasan otaknya, kejujuran serta kecekapannya menyetujui fikiran beliau dan memutuskan untuk menyerahkan kekuasaannya kepada Nabi Yusuf dalam suatu upacara penobatan yang menurut lazimnya dan kebiasaan yang berlaku.

Pada hari penobatan yang telah ditentukan, yang dihadiri oleh para pembesarnegeri dan pemuka-pemuka masyarakat, Nabi Yusuf dikukuhkan sebagai wakil Raja, dengan mengenakan pakaian kerajaan dan di lehernya dikalung dengan kalung emas, kemudian raja di hadapan para hadiri melepaskan cincin dari jari tangannya lalu dipasangkannya ke jari tangan Nabi Yusuf, sebagai tanda penyerahan kekuasaan kerajaan.

Setelah selesai penobatan dan serah terima jabatan Nabi Yusuf A.S. maka Raja Mesir berkenan untuk mengahwinkan Yusuf dengan Zulaikha {Ra'il} janda majikannya yang telah mati ketika Nabi Yusuf A.S. masih dalam penjara.

Kemudian setelah Nabi Yusuf bergaul dengan isterinya ia berkata: "Tidakkah ini lebih baik drp apa yang anda kehendaki dahulu itu." Jawab Zulaikha {Raa'il}: "Wahai orang yang jujur baik, jangan mencelaku. Anda mengetahui bahwa aku dahulu sedemikian muda dan cantik, dalam keadaan serba mewah, sedang suamiku lemah, tidak dpt memuaskan isteri dan dijadikan oleh Allah sedemikian tampannya, maka aku kalah dengan hawa nafsuku". Demikianlah keadaannya, karena itu Nabi Yusuf A.S. masih bertemu dengan Zulaikha dalam keadaan gadis, dan mendpt dua orang putera drpnya, Ifratsim dan Minsya bin Yusuf.

Demikianlah rahmat dan kurniaan Tuhan yang telah memberi kedudukan tinggi dan kerajaan besar kepada hamba-Nya Nabi Yusuf setelah mengalami beberapa penderitaan dan ujian yang berat, yang dimulai dengan pelemparannya ke dalam sebuah perigi oleh saudara-saudaranya sendiri, kemudian dijual-belikannya sebagai hamba dalam suatu penawaran umum dan pada akhirnya setelah ia mulai merasa ketenangan hidup di rumah Ketua Polis Mesir datanglah godaan dan fitnahan yang berat bagi dirinya di mana nama baiknya dikaitkan dengan suatu perbuatan maksiat yang menyebabkan ia meringkok dalam penjara selama bertahun-tahun.

Sebagai penguasa yang bijaksana, Nabi Yusuf memulakan tugasnya dengan mengadakan lawatan ke daerah-daerah yang termasuk dalam kekuasaannya untuk berkenalan dengan rakyat jelata serta daerah yang diperintahnya dari dekat, sehingga segala rancangan dan peraturan yang akan diadakan dpt memenuhi keperluan dan sesuia dengan iklim dan keadaan daerah.

Dalam masa tujuh tahun pertama Nabi Yusuf menjalankan pemerintahan di Mesir, rakyat merasakan hidup tenteram , aman dan sejahtera. Barang-barang keperluan cukup terbahagi merata dijangkau oleh semua lapisan masyrakat tanpa terkecuali. Dalam pada itu Nabi Yusuf tidak lupa akan peringatan yang terkandung dalam mimpi Raja Mesir, bahwa akan dtg masa tujuh tahun yang sukar dan sulit. Maka untuk menghadapi masa itu, Nabi Yusuf mempersiapkan gudang dan kepuk-kepuk bagi penyimpanan bhn mknan untuk musim kemarau yang akan dtg.

Berkat pengurusan yang bijaksana dari Nabi Yusuf, maka setelah masa hijau dan subur berlalu dan masa kemarau kering tiba, rakyat Mesir tidak sampai mengalami krisi makanan atau derita kelaparan. Persediaan bhn mknan yang dihimpun di waktu masa hijau dan subur dpt mencukupi keperluan rakyat selama masa kering, bahkan masa dapat menolong masyarakat Mesir yang sudah kekurangan bhn makanan dan menghadapi bahaya kelaparan.

Kisah pengangkatan Nabi Yusuf sebagai penguasa Mesir diceritakan dalam Al-Quran dalam surah "Yusuf" ayat 54 sehingga ayat 57

Pertemuan Yusuf dengan saudara-saudaranya
Kemudian dtglah orang berduyun-duyun dari kota dan desa-desa pinggiran Mesir, bahkan dari negara-negara yang berhampiran Mesir yang sudah kekurangan bhn makanan bagi rakyatnya. Mrk dtg bagi mengharapkan pertolongan Nabi Yusuf untuk memberi kesempatan membeli gandum serta lain-lain bhn mknan yang masih tersedia dalam gudang-gudang pemerintah.

Di antara para pendatang yang ingin berbelanja di Mesir terdapat rombongan orang-orang Palestin, termasuk di antara mrk ialah saudara-saudara Nabi Yusuf sendiri, ialah penyebab utama bagi penderitaan yang telah di alaminya. Nabi Yusuf segera mengenal mereka tetapi sebaliknya mrk tidak mengenal akan Nabi Yusuf yang pernah dilemparkan ke dalam telaga. Bahkan tidak terlintas dalam fikiran mrk bahwa Yusuf masih hidup, apa lagi menjadi orang besar memimpin negara Mesir sebagai wakil Raja yang berkuasa mutlak.

Atas pertanyaan Nabi Yusuf berkatalah jurucakap rombongan putera-putera Ya'qub: "Wahai Paduka Tuan, kami adalah putere-putera Ya'qub yang kesemuanya adalah dua belas orang Yang termuda di antara kami putera ayah yang bongsu kami tinggalkan rumah untuk menjaga ayah kami yang talah lamjut usia dan buta pula. Seorang saudara lain telah lama meninggalkan rumah dan hingga kami tidak mengetahui di mana dia berada. Kami datang kemari atas perintah ayah kami, agar memohon pertolongan dna bantuan Paduka Tuan yang budiman, kiranya dpt memberi kesempatan memperkenankan kami membeli gandum dari pesediaan pemerintahan tuan, bagi memenuhi keperluan kami yang sgt mendesak, sehubungan dengan krisis bhn makanan yang menimpa daerah kami."

Berkata Nabi Yusuf menjawab keterangan-keterangan saudaranya itu: "Sesungguhnya kami meragukan identiti kamu dan menyangsikan keteranganmu ini. Kami tidak dpt mengabaikan adanya kemungkinan bahwa kamu adalah mata-mata yang dikirim oleh musuh-musuh kami untuk mengadakan kekecohan dan kekacauan di negeri kami karenanya kami menghendaki memberi bukti-bukti yang kuat atas kebenaran kata-katamu atau membawa saksi-saksi yang kami percaya bahwa kamu adalah beul-betul putera-putera Ya'qub."

"Paduka Tuan Yang bijaksana", menyambut jurucakap itu, "Kami adalah orang-orang musafir gharib di negeri tuan, tidak seorang pun di sini mengenal kami atau kami kenal, maka sukar sekali bagi kami pada masa ini memberi bukti atau membawa saksi sebagaimana Paduka Tuan serukan. Maka kami hanya berpasrah kepada Paduka Tuan untuk memberi jalan kepada kami dengan cara bagaimana kami dpt memenuhi seruan paduka itu."

"Baiklah", Nabi Yusuf berkata, "Kali ini kami memberi kesempatan kepada kamu untuk membeli gandum dari gudang kami secukupnya keperluaan kamu sekeluarga dengan syarat bahwa kamu harus kembali kesini secepat mungkin membawa saudara bongsumu yang kamu tinggalkan dirumah. Jiak syarat ini tidak dipenuhi, maka kami tidak akan melayani keperluan kamu akan gandum untuk masa selanjutnya." Berkata abang kepada Yusuf yang tidak mengenalkannya itu: "Paduka Tuan kami mengira bahwa ayah kami tidak akan mengizinkan kami membawa adik bongsu kami ke sini, karena ia adalah kesayangan ayah kami yang sangat dicintai dan dia adalah penghibur ayah yang menggantikan kedudukan saudara kami Yusuf, sejak ia keluar dari rumah menghilangkan tanpa meninggalkan bekas. Akan tetapi bagaimana pun untuk kepentingan kami sekeluarga, akan kami usahakan sedapat mungkin memujuk ayah agar memngizinkan kami membawa adik kami Benyamin ke mari dalam kesempatan yang akan datang."

Sejak awal Nabi Yusuf melihat wajah-wajah saudaranya yang dtg memerlukan gandum, tidak ada niat sedikit pun dalam hatinya hendak mempersukarkan missi mrk sebagai balas dendam atas perbuatan yang mrk telah lakukan terhadap dirinya. Soal jawab yang dilakukan dengan mrk hanya sekadar ingin mengetahui keadaan ayah dan adik bongsunya, Benyamin yang sudah bertahun-tahun ditinggalkan dan hanya sekadar taktik untuk mempertemukan kembali dengan ayah dan saudara-saudaranya yang sudah lama terpisah.

Kemudian Nabi Yusuf memerintahkan pegawai-pegawainya mengisi karung-karung saudaranya dengan gandum dan bhn makanan yang mrk perlu. Sedang brg-brg emas dan perak yang mrk bawa untuk harga gandum dan bhn makn itu, diisikan kembali ke dalam karung-karung mrk secara diam-diam tanpa mrk ketahui.

Setibanya kembali di Palestin berceritalah mrk kepada ayahnya Ya'qub tentang perjalanan mrk dan bagaimana Yusuf menerima mrk, yang dipujinya sebagai penguasa yang bijaksana, adil, sabar, rendah hati dan sangat ramah-tamah. Tanpa sedikit kesukaran pun mrk telah diberikan hajat mrk dari gandum yang diisikan sekali oleh pegawai-pegawai Yusuf ke dalam karung mrk.Disampaikan pula oleh mrk kepada ayahnya, bahwa mrk diharuskan oleh Yusuf membawa adik bongsu mrk ke Mesir, bila mrk dtg lagi untuk membeli gandum dan bhn mknan. Tanpa membawa adik termaksud, mrk tidak akan dilayani dan diperkenankan membeli gandum yang mrk perlukan. Karenanya mrk dari jauh-jauh mohon agar mrk diperkenankan membawa adik mrk Benyamin bila mrk harus kembali ke Mesir untuk membeli gandum.

Berkata Nabi Ya'qub serta merta setelah mendengar cerita putera-puteranya: "Tidak,sesekali tidak akanku berikan izinkan kepadamu untuk membawa Benyamin jauh drpku. Aku tidak akan mempercayakan Benyamin kepadamu setelah apa yang terjadi dengan diri Yusuf adikmu.Kamu telah berjanji akan menjaganya baik-baik, bahkan sanggup mengorbankan jiwa-ragamu untuk keselamatannya.
Akan tetapi apa yang telah terjadi adalah sebaliknya. Kamu pulang ke rumah dalam keadaan selamat, sedang adikmu Yusuf, kamu lepaskan menjadi mangsa serigala. Cukuplah apa yang telahku alami mengenai diri Yusuf dan janganlah terulang lagi kali ini mengenai diri Benyamin".

Ketika karung-karung yang dibawa kembali dari Mesir dibongkar, ternyata didalamnya terdpt barang-barang emas dan perak yang telah mrk bayarkan untuk harga gandum yang dibeli. Maka seraya tercengang bercampur gembira, berlari-larilah mrk menyampaikan kehairanan mrk kepada ayahnya. Mereka berkata: "Wahai ayah! KAmi tidak berdusta dalam cerita kami tentang itu penguasa Mesir orang baik hati. Lihatlah brg-brg emas dan perak yang telah kami bayarkan untuk ganti gandum yang kami terima, dipulangkan kembali ke dalam karung-karung kami tanpa kami mengetahui. Jadi apa yang kami bawa ini adalah pemberian percuma dari penguasa Mesir yang sgt murah hati itu."

Dengan diperolehnya gandum, bantuan percuma dari putera yang tidak mrk kenali, keluarga Ya'qub menjadi tenang dan merasa buat beberapa waktu, bahwa api didapur rumah akan tetap menyala. akan tetapi persediaan yang terbatas itu tidak bertahan lama jika tidak disusul dengan pengisian stok baru selama musim kemarau belum berakhir. Demikianlah maka Nabi Ya'qub yang melihat persediaan gandumnya makin hari makin berkurangan sedangkan tanda-tanda krisis makanan belum nampak, terpaksalah ia mengutus putera-puteranya kembali ke mesir untuk memperoleh bekalan untuk kedua kalinya dari Yusuf wakil Raja negeri itu. Dan karena putera-putera Ya'qub tidak akan berangkat ke Mesir tanpa Benyamin, sesuai janji mrk kepada Yusuf, maka terpaksa pulalah Ya'qub mengikut sertakan putera bongsunya Benyamin dalam rombongan abg-abgnya.

Dengan iringan doa serta nasihat si ayah, berangkatlah kafilah putera-putera Ya'qub yang terdiri dari sebelas orang Setiba mrk diperbatasan kota berpisahlah menjadi beberapa kelompok memasuki kota dari arah yang berlainan sesuai dengan pesan ayah mrk untuk menghindari timbulnya iri hati penduduk serta prasangka dan tuduhan bahwa mrk adalah mata-mata musuh.

Setibanya di istana kerajaan mrk diterima oleh adik mereka sendiri Yusuf yang belum mrk kenal kembali, dengan penuh ramah-tamah dan dihormati dengan jamuan makan. Bagi mrk disediakan tempat penginapan untuk setiap dua orang sebuah rumah, sedang adik bongsu Yusuf, Benyamin diajak bersamanya menginap didalam istana.

Sewaktu berada berduaan dengan Yusuf, Benyamin mencucurkan airmata seraya berkata kepada abangnya yang belum dikenal kembali: "Andaikan abgku Yusuf masih hidup, nescaya engkau akan menempatkan aku bersamanya di sebuah rumah tersendiri sebagaimana saudara-saudaraku yang lain." Yusuf lalu menghiburkan hati adiknya dengan kata-kata: "Sukakah engkau bila aku menjadi abgmu menggantikan abgmu yang hilang itu?" Benyamin menjawab: "Tentu namun sayang sekali bahwa engkau tidak dilahirkan oleh ayahku Ya'qub dan ibuku Rahil."

Mendengar kata-kata si adik yang merawankan hati itu, bercucurlah air mata Yusuf, lalu memeluk adiknya sambil mengaku bahwa dia adalah Yusuf, abgnya yang hilang itu. Ia menceritakan kepada adiknya penderitaan -penderitaan yang telah dialami sejak ia dicampakkan ke dalam perigi , diperjual-belikan sebagai hamba sahaya, ditahannya dalam penjara selama bertahun-tahun tanpa dosa dan akhirnya berkat rahmat dan kurniaan Tuhan diangkatlah ia sebagai wakil raja yang berkuasa mutlak. Yusuf mengakhiri beritanya dengan berpesan kepada adiknya, agar merahsiakan apa yang telah ia dengarkan dan jangan sampai diketahui oleh saudara-saudaranya yang lain.

Alangkah gembiranya Benyamin mendengar cerita abgnya yang selalu dikenangnya sejak ia hilang meninggalkan rumah bersama-sama saudara-saudaranya berkelah beberapa tahun yang lalu. Ia segera memeluk abangnya kembali seraya berkata: "Aku tidak dapat bayangkan betapa gembiranya ayah bila ia mendengar bahwa engkau masih hidup dalam keadaan segar bugar, sihat afiat, menguasai suatu kerajaan besar, tinggal didalam istana yang diliputi oleh segala kemewahan dan kemegahan. Sebab sejak engkau menghilang ayah kami tidak pernah terlihat gembira. Ia selalu diliputi oleh rasa sedih dan duka, tidak pernah sedikit pun bayanganmu terlepas dari ingatannya. Demikianlah keadaan ayah kami hai Yusuf sejal engkau menghilangkan rumah dan menghilang, sampai-sampai menjadi putih matanya karena kesedihan dan tangisnya yang tidak ada hentinya."

Kisah pertemuan Yusuf dengan saudaranya dikisahkan dalam Al-Quran pada surah "Yusuf" ayat 58 sehingga 69

Yusuf menahan Benyamin sebagai Tahanan
Yusuf menerima saudara-saudaranya sebagai tamu selama tiga hari tiga malam. Setelah selesai masa bertamu bersiap-siaplah mrk untuk pulang kembali ke negerinya, sesudah karung-karung mrk diisi dengan penuh {gandum} dam bhn-bhn makanan lain yang mrk perlukan.
Setelah berjabat tangan, meminta diri dari Yusuf, bergeraklah kafilah mrk menuju pintu gerbang ke luar kota. Tetapi sebelum kafilah sempat melewati batas kota, tiba-tiba beberapa pengawal istana yang berkuda mengejar mrk dan memerintah agar berhenti dan dilarang meneruskan perjalanan, sebelum diadakan pemeriksaan terhadap brg-brg mrk bawa. Para pengawal mengatakan bahwa sebuah piala gelas minum raja telah hilang dan mungkin salah seorang drp mrk yang mencurinya.

Kafilah berhenti di tempat dan dengan hairan berkatalah jurucakap mrk: "Demi Allah kami dtg kemari bukannya untuk mengacau dan sgt tidak mungkin bahwa salah seorang drp kami akan mencuri piala itu. Kami adalah putera-putera Ya'qub pesuruh Allah. Kami sudah merasa berhutang budi kepada raja dan banyak berterimakasih atas bantuan yang telah diberikan kepada kami. Masakan kami akan membalas kebaikan hati raja dengan mencuri brg-brgnya? Namun untuk membenarkan kata-kata kami, kami tidak berkeberatan karung-karung dan brg-brg kami dibongkar dan digeledah sepuas-puasnya. Dan bila ternyata ada salah seorang drp kami yang kedapatan piala itu di dalam kumpulan brg-brgnya, kami rela menyerahkannya kepada raja untuk diberi ganjaran yang setimpal."

Penggeledahan dilakukan oleh para pengawal, brg-brg serta karung-karung diturunkan dari atas punggung unta, dibongkar dan diperiksa. Sejurus kemudian berteriaklah salah seorang pengawal dengan memegang piala di tangannya seraya berkata: "Inilah dia piala yang hilang."
Para anggota rombongan terkejut, mengangakan mulut, sambil memandang satu dengan yang lain kehairan-hairanan, seakan-akan masing-masing bertanya di dalam diri sendiri, gerangan musibah apakah yang menimpa mrk ini? sgt berat bahkan tidak mungkin, mrk akanpercaya bahwa salah seorang dari rombongan bersaudara itu melakukan perbuatan yang akan mencemarkan nama baik mrk. Namun yang mrk saksikan dengan mata kepalanya masing-masing tidak dpt dimungkiri dan ditolak kebenarannya.

Bertanya pemimpin rombongan kepada pengawal, dari mana mrk dptkan piala itu. Mereka menujukan kepada salah satu bagasi, yang ternyata bahwa bagasi itu adalah kepunyaan adik bongsu mrk Benyamin. MAka sesuai dengan persetujuan yang telah disepakati, ditahanlah Benyamin dan tidak diizinkan menyertai rombongan itu pulang.

Pada masa itu terbayanglah dihadapan mrk wajah Ya'qub ayah mrk, yang sedang buta dan mengidap penyakit karena tidak henti-hentinya mengenangkan dan mengingati Yusuf. Ayah yang dengan susah payah dan dengan rasa berat melepaskan Benyamin menyertai mrk ke Mesir karena khuatir berulangnya kembali tragedi Yusuf akan dialami oleh adik bongsunya Benyamin. Bagaimana harus mrk hadapi ayah mrk yang telah diberikan janji yang teguh atas nama Allah akan membawa Benyamin kembali? Dan apakah akan percaya ayah mrk bial diberitahu bahwa Benyamin telah ditahan di Mesir karena mencuri piala raja? Tidakkah berita itu kelak akan menjadikan penyakit ayah mrk makin parah, bahkan mungkin akan membinasakannya dan mengakhiri hayatnya?

Selagi pertanya-pertanya itu berputar di dalam fikiran abg-abgnya, Benyamin termenung seorang diri, tidak berkata sepakat kata pun. Ia ternganga kehairanan, bagaimana piala itu boleh didpti di dalam bagasinya. PAdahal ia sesekali tidak merasa menyentuhnya. Ia ingin menolak tuduhan dan menyangkal dakwaan terhadap dirinya, namun akan merasa sia-sia belaka, bahkan akan menambah menjengkelkan para pengawak yang telah mengeluarkan piala dari bagasinya sebagai bukti yang nyata yang tidak dpt dibantah. Ia hanya berpasrah kepada Allah Yang Mengetahui bahwa ia bersih dari tuduhan mencuri.

Anggota rombongan ramai-ramai mendatangi Yusuf, memohon kebijaksanaannya agar menerima salah seorang drp mrk untuk menggantikan Benyamin sebagai tahanan. Berkata mrk: "Wahai Paduka Tuan! kami sedar bahwa adik bongsu kami bersalah dan kami tidak dpt memungkiri kenyataan yang telah kami saksikan dengan mata kepala kami ketika piala diketemukan di dalam bagasinya. Akan tetapi memohon kebijaksanaan dan belas kasihan Tuan agar adik kami Benyamin meninggalkan Mesir dan sebagai gantinya Paduka Tuan dpt menuju salah seorang drp kami sebagai tahanan. Sebab bila rombongan kami tiba di tempat tanpa Benyamin, hal itu akan sgt menyedihkan ayah kami, bahkan mungkin dpt membinasakan jiwanya. Ayah kami yang sudah lanjut usia, hampir mencapai satu abad, berada dalam keadaan sakit, sejak kehinagan putera kesayangannya Yusuf. Adalah adik kami Benyamin ini yang menjadi penghibur hatinya yang dirundung duka dan sedih sepanjang hayatnya. Ia bahkan tidak mengizinkan kami membawanya kemari kalau tidak karena terpaksa telah berkurangnya persediaan gandum di rumah. Maka sangat kami harapkan belas kasihan Paduka Tuan kepada ayah kami dengan melepaskan Benyamin dan menahan salah seorang daripada kami sebagai gantinya."

Yusuf menolong permohonan abg-abgnya dan berpegang teguh pada persepakatan yang telah sama dipersetujui, bahwa brg siapa kedapatan piala di dalam bagasinya akan ditahan, apa lagi menurut syariat Nabi Ya'qub bahwa brg siapa yang mencuri maka hukumannya ialah si pencuri dijadikan hamba satu tahun lamanya.

Dalam permusyawaratan yang telah dilakukan oleh abg-abg Yusuf telah gagal memperoleh persetujuannya melepaskan Benyamin dari tahanan, berkatalah Yahudza, saudara tertua di antara mrk: "Aku tidak mempunyai muka untuk mengadap ayah tanpa Benyamin. Kami telah mendurhakai ayah dengan melemparkan Yusuf ke dalam perigi sehinggakan menjadi ayah menderita sepanjang hayat dan kini akan menambahkan lagi penderitaan ayah dengan meninggalkan Benyamin seorang diri disini tanpa kami mengetahui nasib apa yang akan dialaminya sedang kami talah berjanji dan bersumpah akan membawanya kembali jika apa pun yang akan kami hadapi untuk menjaga keselamatannya. Karenanya aku akan tinggal disini buat sementara dan tidak akan pulang ke rumah sebelum ayah memanggilku dan mengizinkanku kembali. Pergilah kamu segera pulang kembali dan ceritakanlah kepada ayah apa yang telah terjadi dengan sebenarnya dan bila ayah tidak mempercayaimu, disebabkan pengalamannya dengan Yusuf, maka biarlah ia menanya kepada kafilah-kafilah dan orang -orang yang telah menyaksikan peristiwa penggeledahan dengan mata kepala mrk sendiri di tempat kami ditahan."

Berangkatlah kafilah Ya'qub kembali ke tanah airnya dengan hanya terdiri dari sembilan orang, meninggalkan di belakang mrk abg sulungnya Yahudza dan adik bongsunya Benyamin. Setiba mrk di rumah hanya dengan sembilan orang dan menghadap ayahnya menceritakan apa yang telah terjadi pada diri Benyamin dan Yahudza. Nabi Ya'qub berkata seraya berpaling drp mereka dan mengusap dada: "Oh alangkah sedihnya hatiku karena hilangnya Yusuf yang masih terbayang wajahnya di depan mataku. Kini kamu tambah lagi penderitaanku dengan meninggalkan Benyamin di negeri orang untuk kedua kalinya kamu melanggar janjimu dan sumpahmu sendiri dan untuk kedua kalinya aku kehilangan putera yang sgt aku sayangi dan hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan itu. Semoga Allah memberi kesabaran kepadaku dan mempertemukan ku kembali dengan anak-anakku semuanya."

Berkata putera-puteranya menjawab: "Wahai ayah! Demi Allah engkau akan mengidap penyakit yang berat dan akan binasalah engkau bila engkau terus menerus mengenangkan Yusuf dan tidak berusaha menghilangkan bayangannya dari fikiranmu."

Menjawab teguran putera-puteranya itu berucaplah Ya'qub: "Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan nasibku, kesusahan dan kesedihanku. Aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya."

Kemudian, mengenai diri Benyamin yang ditahan oleh pengawal-pengawal kerajaan, maka sepeninggalan abg-abgnya, oleh Yusuf diberitahu bahwa piala raja yang terdapat di dalam bagasinya, adalah perbuatan pengawal-pengawalnya yang memang sengaja diperintah oleh beliau untuk diisikan ke dalam bagasi Benyamin itu dengan maksud menahannya tinggal bersamanya di dalam istana. Ia membesarkan hati adiknya dengan meramalkan bahwa akan tiba kelak suatu saat di mana ia dengan adiknya dan seluruh keluarga akan bertemu dan berkumpul kembali.

Bacalah tentang isi cerita di atas ayat 70 sehingga 86 dari surah "Yusuf"

Pertemuan Kembali Keluarga Ya'qub
Sejak kembalinya kafilah putera-puteranya dari Mesir tanpa Benyamin dan Yahudza, maka duka nestapa dan kesedihan Ya'qub makin mendalam dan menyayat hati. Ia tidak merasakan tidur bermalam-malam, mengenangkan ketiga puteranya yang tidak berketentuan tenpat dan nasibnya. Ia hanya terasa terhibur bial ia sedang menghadap kepada Allah, bersolat, bersujud seraya memohon kepada Allah agar mengurniainya kesabaran dan keteguhan iman menghadapi ujian dan percubaan yang sedang ia alami.

Ia kadangkala berkhalwat seorang diri melepaskan air matanya bercucuran sebebas-bebasnya untuk melegakan dadanya yang sesak.

Fisikal Nabi Ya'qub makin hari makin menjadi lemah, tubuhnya makin kurus hungga tunggal kulit melekat pada tulang, ditambah pula dengan kebutaan matanya yang menjadi putih. Hal mana menjadikan putera-puteranya khuatir terhadap kelangsungan hidupnya. Mrk menegurnya dengan mengatakan: "Wahai ayah! Ayah adalah seorang Nabi dan pesuruh Allah yang drp-Nya wahyu diturunkan dan drpnya kami mendpt tuntutan dan ajaran beriman. Sampai bilakah ayah bersedih hati dan mencucurkan air mata mengenangkan Yusuf dan Benyamin. Tidak cukupkah sudah bahwa banda ayah hanya tinggal kulit di atas tulang dan mata ayah menjadi buta? Kami sgt khuatir bahwa ayah akan menjadi binasa bila tidak menyedarkan diri dan berhenti mengenangkan Yusuf dan Benyamin".

Ya'qub menjawab teguran putera-puteranya itu mengatakan: "Kata-kata teguranmu bahkan menambahkan kesedihan hatiku dan bahkan membangkitkan kembali kenangan-kenanganku pada masa yang lalu, di mana semua anak-anak ku berkumpul di depan mataku. Aku berkeyakinan bahwa Yusuf masih hidup dan suara hatiku membisikkan kepadaku bahwa ia masih berkeliaran di atas bumi Allah ini, namun di mana ia berada dan nasib apa yang ia alami, hanya Allahlah yang mengetahuinya. Bila kamu benar-benar sayang kepadaku dan ingin melegakan hatiku serta menghilangkan rasa sedih dan dukacitaku, pergilah kamu merantau mencari jejak Yusuf dan berusahalah sampai menemuinya dan setidak-tidaknya mendapat keterangan di mana ia berada sekarang dan jangan sesekali berputus asa karena hanya orang-orang kafirlah yang berputus asa dari rahmat Allah".

Seruan Ya'qub dipertimbangkan oleh putera-puteranya dan diterimanyalah saranannya, setidak-tidaknya ia sekadar membesarkan hati si ayah dan meredakan rasa penderitaannya yang berlarut-larutan. Dan sekali pun mrk merasa tidak mungkin mendapat Yusuf dalam keadaan hidup, namun bila mrk berhasil memujuk penguasa Mesir mengembalikan Benyamin, maka hal itu sudah cukup merupakan penghibur bagi ayah mrk serta ubat yang dpt meringankan rasa sakit hatinya.

Racangan perjalanan dirundingkan dan terpilihlah Mesir sebagai tujuan pertama dari perjalanan mrk mencari jejak Yusuf sesuai dengan seruan Ya'qub dengan maksud sampingan ialah membeli gandum untuk mengisi persediaan yang sudah berkurang.

Tibalah kafilah putera-putera Ya'qub di Mesir untuk ketiga kalinya dan dalam pertemuan mrk dengan Yusuf, wakil raja Mesir yang berkuasa, berkatalah juru bicara mrk: "Wahai Paduka Tuan! Keadaan hidup yang sukar dan melarat di negeri kami yang disebabkan oleh krisis bhn makanan yang belum teratasi memaksa kami dtg kembali untuk ketiga kalinya mengharapkan bantuan dan murah hati paduka tuan, kedatangan kami kali ini juga untuk mengulang permohonan kami kepada paduka tuan dptlah kiranya adik bongsu kami Benyamin dilepaskan untuk kami bawa kembali kepada ayahnya yang sudah buta kurus kering dan sakit0sakit sejak Yusuf, abang Benyamin hilang. Kami sgt mengharapkan kebijaksanaan paduka tuan agar melepaskan permohonan kami ini, kalau-kalau dengan kembalinya Benyamin kepada pangkuan ayahnya dpt meringankan penderitaan batinnya serta memulihkan kembali kesihatan badannya yang hanya tinggal kulit melekat pada tulangnya."

Kata-kata yang diucapkan oleh abg-abgnya menimbulkan rasa haru pd diri Yusuf dan tepat mengenai sasaran di lubuk hatinya, menjadikan ia merasakan bahwa masanya telah tiba untuk mengenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya dan dengan demikian akan dapat mengakhiri penderitaan ayahnya yang malang itu. Berucaplah Yusuf kepada saudara-saudaranya secara mengejek: "Masih ingatkah kamu apa yang telah kamu lakukan terhadap adikmu Yusuf, tatkala kamu memperturutkan hawa nafsu melemparkannya ke dalam perigi di suatu tempat yang terpencil? Dan masih teringatkah olehmu tatkala seorang drpmu memegang Yusuf dengan tangannya yang kuat, menanggalkan pakaiannya daritubuhnya lalu dalam keadaan telanjang bulat ditinggalkannyalah ia seorang diri di dalam perigi yang gelap dan kering itu, lalu tanpa menghiraukan ratap tangisnya, kamu kembali pulang ke rumah dengan rasa puas seakan-akan kamu telah membuang sebuah benda atau seekor binatang yang tidak patut dikasihani dan dihiraukan nasibnya?"

Mendengar kata-kata yang diucapkan oleh wakil raja Mesir itu, tercenganglah para saudara Yusuf, bertanya-tanya kepada diri sendiri masing-masing, seraya mamandang antara satu dengan yang lain, bagaimana peristiwa itu sampai diketahuinya secara terperinci, padahal tidak seorang pun drp mereka pernah membocorkan berita peristiwa itu kepada orang lain, juga kepada Benyamin pun yang sedang berada di dalam istana raja. Kemudian masing-masing dari mereka menyorotkan matanya, mulutmya dan seluruh tubuhnya dari kepala sampailah ke kaki. Dicarinya ciri-ciri khas yang mrk ketahui berada pada tubuh Yusuf semasa kecilnya. Lalu berbisik-bisiklah mrk dan sejurus kemudian keluarlah dari mulut mereka secara serentak suara teriakan : "Engkaulah Yusuf".

"Benar", Yusuf menjawab, "Akulah Yusuf dan ini adalah adikku setunggal ayah dan ibu, Benyamin. Allah dengan rahmat-Nya telah mengakhiri segala penderitaanku dan segala ujian berat yang telah aku alami dan dengan rahmat-Nya pula kami telah dikurniai nikmat rezeki yang melimpah ruah dan penghidupan yang sejahtera. Demikianlah barangsiapa yang bersabar, bertaqwa serta bertawakkal tidaklah akan luput dari pahala dan ganjarannya."

Setelah mendengar pengakuan Yusuf, berubahlah wajah mereka menjadi pucat. Terbayang di depan mata mrk apa yang mrk perbuat terhadap diri adik mrk Yusuf yang berada di depan mereka sebagai wakil raja Mesir yang berkuaa penuh. Mereka gelisah tidak dpt membayangkan pembalasan apa yang akan mrk terima dari Yusuf atas dosa mereka itu.

Berkatalah saudara-saudara Yusuf dengan nada yang rendah: "Sesungguhnya kami telah berdosa terhadap dirimu dan bertindak kejam ketika kami melemparkan kamu ke dasar telaga. Kami lakukan perbuatan kejam itu, terdorong oleh hawa nafsu dan bisikan syaitan yang terkutuk. Kami sgt sesalkan peristiwa yang terjadi itu yang berakibat penderitaan bagimu dan bagi ayah kami.Akan tetapi kini nampak kepada kami kelebihanmu di atas diri kami dan bagaiman Allah telah mengurniakan nikmat-Nya kepadamu sebagai ganti penderitaan yang disebabkan oleh perbuatan kami yang durhaka terhadap dirimu. Maka terserah kepadamu untuk tindakan pembalasan apakah yang akan engkau timpakan di atas diri kami yang telah berdosa dan mendurhakaimu".

Berucaplah Yusuf menenteramkan hati saudara-saudaranya yang sedang ketakutan: "Tidak ada manfaatnya menyesalkan apa yang telah terjadi dan menggugat kejadian-kejadian yang telah lalu. Cukuplah sudah bila itu semua menjadi pengajaran bahwa mengikuti hawa nafsu dan suara syaitan selalu akan membawa penderitaan dan mengakibatkan kebinasaan di dunia dan di akhirat. Mudah-mudahan Allah mengampuni segala dosamu, karena Dialah Yang Maha Penyayang serta Maha Pengampun. Pergilah kamu sekarang juga kembali kepada ayah dengan membawa baju kemejaku ini. Usapkanlak ia pada kedua belah matanya yang insya-Allh akan menjadi terang kembali, kemudian bawalah ia bersama semua keluarga ke sini secepat mungkin."

Maka bertolaklah kafilah putera-putera Ya'qub dengan diliputi rasa haru bercampur gembira, kembali menuju ke Palestin membawa berita gembira bagi ayah mereka yang sedang menanti hasil usaha pencarian Yusuf yang disarankannya. Dan selagi kafilah sudah mendekati akhir perjalanannya dan hampir memasuki Palestin ayah mereka Nabi Ya'qub memperoleh firasat bahwa pertemuan dengan Yusuf, putera kesayangannya sudah berada di ambang pintu. Firasat itu diperolehnya sewaktu ia berkhalwat seorang diri di mihrab tempat ibadahnya bermunajat kepada Allah, berzikir dan bersujud seraya melepaskan air matanya bercucuran dan suara tangisnya menggema di seluruh sudut rumah, sekonyong-konyong suara tangisnya berbalik menjadi gelak ketawa, air matanya berhenti bercucuran dan keluarlah ia dari mihrabnya berteriak: "Aku telah mencium bau tubuh Yusuf dan aku yakin bahwa aku akan menemuinya dalam waktu dekat. Ini bukan khayalan dan bukannya pula bawaan kelemahan ingatan yang selalu kamu tuduhkan kepadaku."

Sejurus kemudian berhentilah kafilah di depan pintu rumah turunlah putera-putera Ya'qub dari atas unta masing-masing, beramai-ramai masuk ke dalam rumah dan berpeluknyalah ayah sambil mengusapkan baju kemeja Yusuf pada kedua belah matanya. Seketika itu pula terbuka lebarlah kedua belah mata Ya'qub, bersinar kembali memandang wajah putera-puteranya dan mendengar kisah perjalanan putera-puteranya dan bagaimana mrk telah menemukan Yusuf bersama adiknya Benyamin. Disampaikan pula kepada ayah seruan dan undangan Yusuf agar semua sekeluarga berhijrah ke Mesir dan bergabung menjadi satu di dalam istananya. Dan segera berkemas-kemaslah Ya'qub sekeluarga menyiapkan diri untuk berhijrah ke Mesir.

Dirangkulnyalah si ayah oleh Yusuf seraya mencucurkan air mata setiba Ya'qub di halaman istana bersama seluruh keluarga. Demikian pula ayah tidak ketinggalan mencucurkan air mata, namun kali ini adalah air mata suka dan gembira. Semuanya pada merebahkan diri bersujud sebagai tanda syukur kepada Allah serta penghormatan bagi Yusuf, kemudian dinaikkannyalah ayah dan ibu tirinya yang juga saudara ibunya ke atas sigahsana seraya berkata: "Wahai ayahku! Inilah dia takbir mimpiku yang dahulu itu, menjadi kenyataan. Dan tidak kurang-kurang rahmat dan kurniaan Allah kepadaku yang telah mengangkatku dari dalam perigi, mengeluarkan aku dari penjara dan mempertemukan kami semua setelah syaitan telah merusakkan perhubungan persaudaraan antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Allah Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki dan sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". Kemudian Yusuf mengangkat kedua tangannya berdoa: "Ya Tuhanku! Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan mengajarkan kepadaku pengentahuan serta kepandaian mentakbir mimpi. Ya Tuhanku Pencipta langit dan bumi! Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam, beriman dan bertakwa dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang soleh."

Bacalah ayat 87 sehingga 101 dari surah "Yusuf", tentang isi cerita di atas

Beberapa ibrah dari kisah Nabi Yusuf A.S.
Banyak ajaran dan ibrah yang dapat dipetik dari Kisah Nabi Yusuf yang penuh dengan pengalaman hidup yang kontriversi itu. Di antaranya ialah


Bahwasanya penderitaan seseorang yang nampaknya merupakan suatu musibah dan bencana, pd hakikatnya dalam banyak hal bahkan merupakan rahmat dan barakah yang masih terselubung bagi penderitaannya.Karena selalunya bahwa penderitaan yang di anggapkan itu suatu musibah adalah menjadi permulaan dari kebahagiaan dan menjadi kesejahteraan yang tidak diduga semula. Demikianlah apa yang telah dialami oleh Nabi Yusuf dengan pelemparan dirinya ke dalam sebuah perigi oleh saudara-saudaranya sendiri, disusuli dengan pemenjaraannya oleh para penguasa Mesir. Semuanya itu merupakan jalan yang harus ditempuh oleh beliau untuk mencapai puncak kebesaran dan kemuliaan sebagai nabi serta tngkat hidup yang mewah dan sejahtera sebagai seorang penguasa dalam sebuah kearajaan yang besar yang dengan kekuasaannya sebagai wakil raja, dapat menghimpunkan kembali seluruh anggota keluarganya setelah sekian lama berpisah dan bercerai-berai.

Maka seseorang mukmin yang percaya kepada takdir, tidak sepatutnya merasa kecewa dan berkecil hati bila tertimpa sesuatu musibah dalam harta kekayaannya, kesihatan jasmaninya atau keadaan keluarganya. Ia harus menerima percubaan Allah itu dengan penuh kesabaran dan tawakkal seraya memohon kepada Yang Maha Kuasa agar melindunginya dan mengampuni segala dosanya, kalau-kalau musibah yang ditimpakan kepadanya itu merupakan peringatan dari Allah kepadanya untuk bertaubat.

Dan sebaliknya bila seseorang mukmin memperoleh nikmat dan kurinia Allah berupa perluasan rezeki, kesempurnaan kesihatan dan kesejahteraan keluarga, ia tidak sepatutnya memperlihatkan sukacita dan kegembiraan yang berlebih-lebihan. Ia bahkan harus bersyukur kepada Allah dengan melipat gandakan amal solehnya sambil menyedarkan diri bahwa apa yang diperolehnya itu kadang-kadang boleh tercabut kembali bila Allah menghendakinya. Lihatlah sebagaimana teladan Nabi Yusuf yang telah kehilangan iman dan tawakkalnya kepada Allah sewaktu berada seorang diri di dalam perigi mahupun sewaktu merengkok di dalam penjara, demikian pula sewaktu dia berada dalam suasana kebesarannya sebagai Penguasa Kerajaan Mesir, ia tidak disilaukan oleh kenikmatan duniawinya dan kekuasaan besar yang berada di tangannya. Dalam kedua keadaan itu ia tidak melupakan harapan, syukru dan pujaan kepada Allah dan sedar bahwa dirinya sebagai makhluk yang lemah tidak berkuasa mempertahankan segala kenikmatan yang diperolehnya atau menghindarkan diri dari musibah dan penderitaan yang Allah limpahkan kepadanya. Ia mengembalikan semuanya itu kepada takdir dan kehendak Allah Yang Maha Kuasa.

Nabi Yusuf telah memberi contoh dan teladan bagi kemurnian jiwanya dan keteguhan hatinya tatkala menghadapi godaan Zulaikha, isteri ketua Polis Mesir, majikannya. Ia diajak berbuat maksiat oleh Zulaikha seorang isteri yang masih muda belia, cantik dan berpengaruh, sedang ia sendiri berada dalam puncak kemudaannya, di mana biasanya nafsu berahi seseorang masih berada di tingkat puncaknya. Akan tetapi ia dapat menguasai dirinya dan dapat mengawal nafsu kemudaannya, menolak ajak isteri yang menjadi majikannya itu, karena ia takut kepada Allah dan tidak mahu mengkhianati majikannya yang telah berbuat budi kepadanya dirinya dan memperlakukannya seolah-olah anggota keluarganya sendiri. Sebagai akibat penolakannnya itu ia rela dipenjarakan demi mempertahankan keluhuran budinya, keteguhan imannya dan kemurnian jiwanya.



Nabi Yusuf memberi contoh tentang sifat seorang kesatria yang enggan dikeluarkan dari penjara sebelum persoalannya dengan Zulaikha dijernihkan. Ia tidak mahu dikeluarkan dari penjara kerana memperoleh pengampunan dari Raja, tetapi ia ingin dikeluarkan sebagai orang yang bersih, suci dan tidak berdosa. Karenanya ia sebelum menerima undangan raja kepadanya untuk datang ke istana, ia menuntut agar diselidik lebih dahulu tuduhan-tuduhan palsu dan fitnahan-fitnahan yang dilekatkan orang kepada dirinya dan dijadikannya alasan untuk memenjarakannya. Terpaksalah raja Mesir yang memerlukan Yusuf sebagai penasihatnya, memerintahkan pengusutan kembali peristiwa Yusuf dengan Zulaikha yang akhirnya dengan terungkapnya kejadian yang sebenar, di mana mereka bersalah dan memfitnah mengakui bahawa Yusuf adalah seorang yang bersih suci dan tidak berdosa dan bahwa apa yang dituduhkan kepadanya itu adalah palsu belaka.

Suatu sifat utama pembawaan jiwa besar Nabi Yusuf menonjol tatkala ia menerima saudara-saudaranya yang datang ke Mesir untuk memperolehi hak pembelian gandum dari gudang pemerintah karajaan Mesir. Nabi Yusuf pada masa itu, kalau ia mahu ia dapat melakukan pembalasan terhadap saudara-saudaranya yang telah melemparkannya ke dalam sebuah perigi dan memisahkannya dari ayahnya yang sangat dicintai. Namun sebaliknya ia bahkan menerima mereka dengan ramah-tamah dan melayani keperluan mereka dengan penuh kasih sayang, seolah-olah tidak pernah terjadi apa yang telah dialami akibat tindakan saudara-saudaranya yang kejam dan tidak berperikemanusiaan. Demikianlah Nabi Yusuf dengan jiwa besarnya telah melupakan semua penderitaan pahit yang telah dialaminya akibat tindakan saudara-saudaranya itu dengan memberi pengampunan kepada mereka, padahal ia berada dalam keadaan yang memungkinkannya melakukan pembalasan yang setimpal. Dan pengampunan yang demikian itulah yang akan berkesan kepada orang yang diampuni dan yang telah dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam beberapa ayat Al-Quran dan beberapa hadis nabawi.

Artikel Terkait:

comment 0 comments:

Post a Comment

Delete this element to display blogger navbar

 


© 2010 Invest Scenery is proudly powered by Blogger