Prilaku atau Behavior

1. Pengertian Perilaku
Dalam bahasa Inggris disebut dengan .behavior. yang artinya kelakuan, tindak-tanduk jalan.[1] Perilaku juga tediri dari dua kata peri dan laku, peri yang artinya sekeliling, dekat, melingkupi.[2] Dan laku artinya tingkah laku, perbuatan, tindak tanduk.

Secara etimologis perilaku artinya setiap tindakan manusia atau hewan yang dapat dilihat.[3] Melihat beberapa uraian di atas nampak jelas bahwa perilaku itu adalah kegiatan atau aktifitas yang melingkup seluruh aspek jasmaniah dan rohaniah yang bisa dilihat.

Para ahli psikologi membedakan dua macam tingkah laku yakni tingkah laku intelektual dan tingkah laku mekanistis.[4] Tingkah laku intelektual adalah sejumlah perbuatan yang dikerjakan seseorang yang berhubungan dengan kehidupan jiwa dan intelektual. Ciri-ciri utamanya adalah berusaha mencapai tujuan tertentu. Sedangkan tingkah laku mekanistis atau refleks adalah respon-respon yang timbul pada manusia secara mekanistis dan tetap, seperti kedipan mata sebab terkena cahaya dan gerakangerakan perangsang yang kita lihat pada anak-anak, seperti menggerakkan kedua tangan, dan kaki secara terus menerus tanpa aturan.

2. Perkembangan Perilaku
Perkembangan pribadi manusia menurut Ilmu Psikologi berlangsung sejak terjadinya konsepsi sampai mati, yaitu sejak terjadinya pertemuan sperma dan sel telur (konsepsi) sampai mati, individu senantiasa mengalami perubahan-perubahan atau pertumbuhan.[5]


Pembentukan yang dimaksud di atas adalah suatu proses tertentu terus menerus dan proses yang menuju kedepan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali, atau secara umum diartikan sebagai serangkaian perubahan dalam susunan yang berlangsung secara teratur, progresif, jalin menjalin, dan terarah kepada kematangan dan kedewasaan.

Adapun perkembangan perilaku anak yang dimaksud di sini yaitu anak pada masa puber dan remaja (antara umur 13-18). Pada masa puber ini anak banyak mengalami perubahan-perubahan fisik sangat mempengaruhi perilaku anak. Masa ini pula yang diistilahkan oleh Alisuf Sabri dalam bukunya Psikologi Perkembangan dengan masa negatif yang diekspresikan sebagai berikut:
  1. Negatif dalam prestasi, baik jasmani maupun prestasi mental
  2. Negatif dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik diri dari masyarakat maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat.[6]
Sedangkan pada masa remaja adalah suatu periode peralihan yaitu masa peralihan dari masa kanak-kanak kepada masa dewasa. Ini berarti anak-anak pada masa ini harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan dan juga harus mempelajari sikap dan pola perilaku yang baru sebagai pengganti perilaku dan sikap yang ditinggalkannya. Akibat sifat peralihan ini remaja bersikap ambivalensi, di satu pihak ingin diperlakukan seperti orang dewasa, di lain pihak segala kebutuhannya masih minta dipenuhi seperti halnya pada anak-anak.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Perilaku
Ada tiga aliran yang sudah amat populer yang mempengaruhi perkembangan perilaku anak yaitu:
  • Aliran Nativisme yang dipelopori oleh Schopen Houer yang berpendapat bahwa anak sejak lahir telah mempunyai pembawaan yang kuat sehingga tidak dapat menerima pengaruh dari luar.
  • Aliran Empirisme yang dipelopori oleh John Locke berpendapat bahwa perkembangan individu semata-mata dimungkinkan dan ditentukan oleh faktor lingkungan. Sedangkan faktor dasar atau pembawaan tidak memainkan peran sama sekali.
  • Aliran Konfergensi yang dipelopori oleh William Stem berpendapat bahwa perkembangan individu dipengaruhi oleh faktor dasar (pembawaan, bakat, keturunan) maupun lingkungan, yang keduanya memainkan peranan penting.
Oleh karena itu dalam memenuhi segala kebutuhan perilaku yaitu dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain :
  1. Faktor pembawaan dan kelahiran yang cenderung memberi corak dan perilaku tertentu pada yang bersangkutan
  2. Faktor keluarga dimana lingkungan keluarga banyak berperan dalam menghiasi perilaku anak
  3. Faktor pengalaman dalam masyarakat sekitar, karena watak manusia sangat dipengaruhi oleh kecendrungan-kecendrungan dan norma-norma sosial, kebudayaan, konsep-konsep, gaya hidup, bahasa dan keyakinan yang dipeluk oleh masyarakat.[7]

Keterangan-keterangan di atas tadi dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan perilaku itu intinya ada dua :
  1. Faktor intern yaitu faktor-faktor yang datangnya dari dalam diri anak baik keturunan, bakat, pembawaan, sangat mempengaruhi dan merubah perilaku anak. Dan jika orang tua mempunyai sifat-sifat baik fisik ataupun mental psikologis, sedikit banyak akan terwariskan kepada anak.
  2. Faktor ekstern yaitu faktor yang datang dari luar diri anak seperti faktor lingkungan (orang tua/keluarga, sekolah, masyarakat dan teman-teman bermain) yang juga akan mempengaruhi kepribadian dan perilaku anak..

==============
EndNote:
  • 1 John M.Echol, et al., Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta : PT. Gramedia,1996), Cet. Ke-13, h.80
  • 2 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1996), Cet. Ke-5, h.91
  • 3 Dali Gulo, Kamus Psikologi, ( Bandung : Tonis, 1982), Cet. Ke-1, h.9
  • 4 Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam. (Jakarta : Pustaka al-Husna. 1988). Cet. Ke-2, h. 274
  • 5 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Jaya, 1996) ce. Ke-2, h. 10
  • 6 Ibid, h. 159
  • 7 Yedi Kurniawan, (ed), Pendidikan Anak Sejak Dini Hingga Masa Depan, (Tinjauan Islam dan Permasalahannya), (Jakarta : CV. Firdaus, 1992), h.18

Artikel Terkait:

comment 0 comments:

Post a Comment

Delete this element to display blogger navbar

 


© 2010 Invest Scenery is proudly powered by Blogger