Filsafat Pendidikan Esensialisme

Dalam dunia pendidikan, manusia memiliki rasionalitas berpikir untuk memecahkan masalahnya, baik berupa reaksi, aksi maupun keinginan (cita-cita). Pengertian masing-masing suatu kesimpulan sebagai belum final, valid, tidak mutlak dan lain sebagainya, memberi kebebasan untuk menganut atau menolak suatu aliran. Sikap demikian pra kondisi bagi perkembangan aliran-aliran filsafat, salah satunya adalah esensialisme.


A. Pengertian Esensialisme
Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak peradaban umat manusia.

Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas. Menurut esensialisme pendidikan harus bertumpu pada nilai-nilai yang telah teruji ketangguhannya, dan kekuatannya sepanjang masa sehingga nilai-nilai yang tertanam dalam warian budaya / sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan yang berbentuk secara berangsur-angsur melalui kerja keras dan susah payah selama beratus tahun, di dalam telah teruji dalam gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah teruji dalam perjalanan waktu.

B. Sejarah Lahirnya Aliran Esensialisme
Esensialisme muncul pada zaman Renaissance, ia memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh flexibilitas dimana terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.


Dengan demikian Renaissance adalah pangkal sejarah timbulnya konsep-konsep pikir esensialisme, karena timbul di zaman itu, esensialisme adalah konsep meletakkan ciri modern. Aliran muncul sebagai reaksi terhadap simbolisme mutlak dan dogmatis, abad pertengahan. Maka disusunlah konsep yang sistematis dan menyeluruh mengenai manusia dan alam semesta, yang memenuhi tuntutan zaman.

C. Dasar Filosofis Filsafat Pendidikan Esensialisme
Esensialisme dalam melakukan gerakan pendidikan bertumpun pada mazhab filsafat idealisme dan realisme, meskipun kaum idealisme dan kaum realisme berbeda pandangan filsafatnya, mereka sepaham bahwa:
  1. Hakikat yang mereka anut bahwa makna pendidikan anak harus menggunakan kebebasannya, dan ia memerlukan disiplin orang dewasa untuk membantu dirinya sebelum ia dapat mendisiplinkan dirinya sendiri.
  2. Manusia dalam memilih suatu kebenaran untuk dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya mengandung makna pendidikan bahwa generasi perlu belajar untuk mengembangkan diri setinggi-tingginya dan kesejahteraan sosial.

D. Karakteristik Filsafat Pendidikan Esensialisme
Ciri-ciri filsafat pendidikan esensialisme yang didasari oleh Welli am.c.Bagley adalah sebagai berikut:
  1. Minat-minat yang kuat dan tahan lama sering tumbuh dari upaya belajar awal yang memikat atau menarik perhatian bukan karena dorongan dari dalam jiwa.
  2. Pengawasan, pengarahan, dan bimbingan orang yang belum dewasa adalah melekat dalam masa balita yang panjang atau keharusan ketergantungan yang khusus pada spesies manusia.
  3. Mendisiplin diri harus menjadi tujuan pendidikan, maka menegakkan disiplin adalah suatu cara yang diperlukan untuk mencapat tujuan tersebut. di kalangan individu maupun bangsa, kebebasan yang sesungguhnya selalu merupakan sesuatu yang dicapai melalui perjuangan, tidak pernah merupakan pemberian.
  4. Esensialisme menawarkan teori yang kokoh dan kuat tentang pendidikan, sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya (progressive) memberikan sebuah teori yang lemah.

E. Teori Pendidikan Esensialisme
  1. Tujuan Pendidikan
  2. Tujuan pendidikan esensialisme adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, dasar bertahan sepanjang waktu untuk diketahui oleh semua orang. Pengetahuan ini diikuti oleh keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang tepat untuk membentuk unsur-unsur yang inti (esensialisme), sebuah pendidikan sehingga pendidikan bertujuan mencapai standart akademik yang tinggi, pengembangan intelek atau kecerdasan.
  3. Metode Pendidikan
  4. Pendidikan berpusat pada guru (teacher centered). Umumnya diyakini bahwa pelajar tidak betul-betul mengetahui apa yang diinginkan, dan mereka harus dipaksa belajar. Metode utama adalah latihan mental, misalnya melalui diskusi dan pemberian tugas, penguasaan pengetahuan, misalnya melalui penyampaian informasi dan membaca.
  5. Pelajar
  6. Siswa adalah makhlum rasional dalam kekuasaan fakta dan keterampilan-keterampilan pokok yang siap melakukan latihan-latihan intelektif atau berfikir.
  7. Pengajar
  8. Peranan guru sangat kuat mempengaruhi dalam menguasai kegiatan-kegiatan di kelas. Guru berperan sebagai sebuah contoh dalam pengawasan nilai-nilai dan penguasaan pengetahuan atau gagasan.

F. Tokoh-tokoh Esesnsialisme dan pandangannya
Adapun pandangan tentang pendidikan dari tokoh-tokoh pendidikan Renaisans yang pertama adalah:
  1. Johan Amos Cornenius (1592 – 1670) yaitu agar segala sesuatu diajarkan memalui indra, karena indra adalah pintu gerbangnya jiwa.
  2. Johan Freddrich Herbart (1776 – 1841) mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah menyesuaikan jiwa seseorang dengan kebijaksanaan Tuhan. Artinya di sini yaitu adanya penyesuaian dengan hukum kesusilaan. Proses untuk mencapai tujuan pendidikan itu oleh Herbert disebut dengan pengajaran.
  3. William T. Harris (1835 – 1909) menyatakan bahwa tugas pendidikan adalah menjadikan terbukanya realitas berdasarkan susunan yang tidak terelakkan dan bersendikan kepada kesatuan spiritual. Sedangkan sekolah adalah suatu lembaga yang memelihara nilai-nilai yang turun menurun, dan menjadi penuntun penyesuaian orang pada masyarakat.
  4. George Wilhelm Freidrich Hegel (1770 – 1831) mengeemukakan tentang adanya sintesa antara ilmu pengetahuan dan agama dalam menjadi suatu pemahaman yang menggunakan landasan spiritual.
  5. George Santayana: Dia memadukan antara aliran idealisme dan realisme dalam suatu sintesa dengan mengatakan bahwa nilai tidak dapat ditandai dengan suatu konsep tunggal, karena minat, perhatian dan pengalaman seseorang menentukan adanya kualitas tertentu.

==============
DAFTAR PUSTAKA

Idi Abdullah, Jalaluddin. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997.
http://pendidikan-infogue.com/aliran-aliran-pendidikan

Artikel Terkait:

comment 0 comments:

Post a Comment

Delete this element to display blogger navbar

 


© 2010 Invest Scenery is proudly powered by Blogger