Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersumber dari pandangan fenomenologis yang menggunakan paradigma alamiah atau natural. Penelitian kualitatif dirancang untuk mendeskripsikan situasi, kejadian, peristiwa, menginterpretasi sesuatu, mengungkap makna dan memahami masalah-masalah sosial (manusia) secara alamiah. Penelitian kualitatif bisa berupa penelitian etnografi, isi/konten, kasus, tindakan, grounded, life histories, dan sejenisnya.
Menurut Bodgan dan Taylor[1] metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Kirk dan Miller (1986, Reni, 2006: 7) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan orang-orang tersebut dalam bahasa dan peristilahannya.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang data-datanya bersifat deskriptif berupa: kata-kata, catatan lapangan (pengamatan), foto/gambar, dokumen, dan sejenisnya. Penelitian ini bersifat lentur, flexibel sesuai dengan perolehan data di lapangan. Peneliti berperan menjadi kendali di lapangan. Karakteristik atau ciri penelitian kualitatif adalah sebagai berikut: latar ilmiah, manusia sebagai alat (instrumen), metode kualitatif, analisis data secara induktif, teori dari dasar (grounded theory), deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, adanya “batas” yang ditentukan oleh “fokus”, ada kriteria khusus untuk keabsahan data, desain yang sementara, serta hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.
Penelitian ini berusaha memahami secara personal dorongan dan keyakinan yang mendasari tindakan manusia. Penelitian kualitatif dilakukan untuk memahami fenomena sosial dari pandangan pelakunya. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi secara berpartisipasi, wawancara secara mendalam, dan metode lain yang menghasilkan data yang bersifat deskriptif guna mengungkapkan sebab dan proses terjadinya peristiwa yang dialami oleh subjek penelitian[2].
Dalam penelitian kualitatif ada atau tidaknya suatu atribut dalam suatu analisis isi lebih penting daripada frekuensi atau bilangan yang diberikan kepada atribut tersebut. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari teori yang dipersiapkan sebelumnya, tapi dimulai dari lapangan berdasarkan lingkungan alami. Data dan informasi lapangan ditarik makna dan konsepnya, melalui pemaparan deskriptif analitik, tanpa menggunakan enumerasi, dan statistik, sebab lebih mengutamakan proses terjadinya suatu peristiwa dan tingkah laku dalam situasi alami. Generalisasi tak perlu dilakukan sebab deskripsi dan interpretasi terjadi dalam konteks ruang, waktu, dan situasi tertentu. Realitas berdimensi jamak, berubah dan saling berinteraksi, sehingga peneliti dituntut waktu yang cukup lama di lapangan.
Data penelitian kualitatif diperoleh dengan berbagai cara. Analisa data kualitatifpun berbeda dengan analisi penelitian kuantitatif. Analisa data kualitatif bisa digunakan dengan berbagai cara. Makalah ini akan menjelaskan tentang analisa data kualitatif.
A. ANALISIS DATA
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata data secara sistematis untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya. Catatan dibedakan menjadi dua, yaitu yang deskriptif dan yang reflektif.[3] Catatan deskriptif lebih menyajikan kejadian daripada ringkasan. Catatan reflektif lebih mengetengahkan kerangka pikiran, ide dan perhatian dari peneliti. Lebih menampilkan komentar peneliti terhadap fenomena yang dihadapi.
Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusun dalam satuan-satuan dan kategorisasi dan langkah terakhir adalah menafsirkan dan atau memberikan makna terhadap data.
a. Pemrosesan Satuan (Unitying)
Satuan adalah bagian terkecil yang mengandung makna yang utuh dan dapat berdiri sendiri terlepas dari bagian yang lain. Satuan dapat berwujud kalimat faktual sederhana, misalnya: ”Responden menunjukkan bahwa ia menghabiskan sekitar sepuluh jam seminggu untuk melakukan perjalanan keliling dari satu sekolah ke sekolah lain sebagai pelaksanaan peranannya selaku guru lepas di beberapa sekolah”. Selain itu satuan dapat pula berupa paragraf penuh. Satuan ditemukan dalam catatan pengamatan, wawancara, dokumen, laporan dan sumber lainnya. Agar satuan-satuan tersebut mudah diidentifikasi perlu dimasukkan ke dalam kartu indeks dengan susunan satuan yang dapat dipahami oleh orang lain.
b. Kategorisasi
Kategorisasi disusun berdasarkan kriteria tertentu. Mengkategorisasikan kejadian-kejadian mungkin saja mulai dari berdasarkan namanya, fungsinya atau kriteria yang lain. Pada tahap kategorisasi peneliti sudah mulai melangkah mencari ciri-ciri setiap kategori. Pada tahap ini peneliti bukan sekedar memperbandingkan atas pertimbangan rasa-rasanya mirip atau sepertinya mirip, melainkan pada ada tidaknya muncul ciri berdasarkan kategori. Dalam hal ini ciri jangan didudukkan sebagai kriteria, melainkan ciri didudukkan tentatif, artinya pada waktu hendak memasukkan kejadian pada kategori berdasarkan cirinya, sekaligus diuji apakah ciri bagi setiap kategori sudah tepat.
c. Penafsiran /Pemaknaan Data.
Langkah ketiga Moleong[4] menggunakan istilah penafsiran data,. Noeng Muhadjir[5] menggunakan istilah pemaknaan, karena penafsiran merupakan bagian dari proses menuju pemaknaan. Beliau membedakan antara 1) terjemah atau translation, 2) tafsir atau inerpretasi, 3) ekstrapolasi dan 4) pemaknaan atau meaning. Membuat terjemah berarti upaya mengemukakan materi atau substansi yang sama dengan media yang berbeda; media tersebut mungkin berupa bahasa satu ke bahasa lain, dari verbal ke gambar dan sebagainya. Pada penafsiran, peneliti tetap berpegang pada materi yang ada, dicari latar belakangnya, konsteksnya agar dapat dikemukakan konsep atau gagasannya lebih jelas. Ekstrapolasi lebih menekankan pada kemampuan daya pikir manusia untuk menangkap hal di balik yang tersajikan. Memberi makna merupakan upaya lebih jauh dari penafsiran dan mempunyai kesejajaran dengan ekstrapolasi. Pemaknaan lebih menuntut kemampuan integratif manusia: indriawinya, daya pikirnya dan akal budinya. Di balik yang tersajikan bagi ekstrapolasi terbatas dalam arti empirik logik, sedangkan pada pemaknaan menjangkau yang etik maupun yang transendental. Dari sesuatu yang muncul sebagai empiri dicoba dicari kesamaan, kemiripan, kesejajaran dalam arti individual, pola, proses, latar belakang, arah dinamika dan banyak lagi kemungkinan-kemungkinan lainnya.
Dalam langkah kategorisari dilanjutkan dengan langkah menjadikan ciri kategori menjadi eksplisit, peneliti sekaligus mulai berupaya untuk mengintegrasikan kategori-kategori yang dibuatnya. Menafsirkan dan memberi makna hubungan antar kategori sehingga hubungan antar kategori menjadi semakin jelas. Itu berarti telah tersusun atribut-atribut teori.
d. Perumusan Teori
Perumusan teori dimulai dengan mereduksi jumlah kategori-kategori sekaligus memperbaiki rumusan dan integrasinya. Modifikasi rumusan semakin minimal, sekaligus isi data dapat terus semakin diperbanyak. Atribut terori yang tersusun dari hasil penafsiran/pemaknaan dilengkapi terus dengan data baru, dirumuskan kembali dalam arti diperluas cakupannya sekaligus dipersempit kategorinya. Jika hal itu sudah tercapai dan peneliti telah merasa yakin akan hasilnya, pada saat itu peneliti sudah dapat mempublikasikan hasil penelitiannya.
B. ANALISA DATA KUALITATIF: TEKNIK
Analisa kualitatif merupakan analisa yang mendasarkan pada adanya hubungan semantis antar variable yang sedang diteliti. Tujuannya ialah agar peneliti mendapatkan makna hubungan variable-variabel sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian. Hubungan antar semantis sangat penting karena dalam analisa kualitatif, peneliti tidak menggunakan angka-angka seperti pada analisa kuantitatif.[6]
Prinsip pokok teknik analisa kualitatif ialah mengolah dan menganalisa data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna. Prosedur analisa data kualitatif dibagi dalam lima langkah, yaitu[7]:
Analisa Domain: Analisa domain berguna untuk mencari dan memperoleh gambaran umum atau pengertian yang bersifat secara meyeluruh. Hasil yang diharapkan ialah pengertian di tingkat permukaan mengenai domain tertentu atau kategori-kategori konseptual.
a. Contoh: Domain dalam dunia seni mencakup: seni lukis, seni tari, seni ukir, desain komunikasi visual.
b. Cara Menganalisa: cara menganalisa domain ialah dengan menggunakan analisa semantis yang bersifat universal. Dibawah ini contoh domain yang bersifat universal:
Aplikasi Dalam Desain Iklan: di bawah ini diberikan contoh aplikasi analisa domain dalam desain iklan dengan menggunakan pertanyaan structural
Analisa Taksonomi: analisa taksonomi didasarkan pada focus terhadap salah satu domain (struktur internal domain) dan pengumpulan hal-hal / elemen yang sama.
1. a. Taksonomi Logo: taksonomi logi dapat digambarkan seperti di bawah ini:
Analisa Komponensial: analisa komponensial menekankan pada kontras antar elemen dalam suatu domain; hanya karakteristik-karaktersitik yang berbeda saja yang dicari.
Contoh: Cari karakteristik yang berbeda dalam Fungsi Logo suatu perusahaan dengan dimensi-dimensi kontras seperti di bawah ini:
Analisa Tema Kultural: cara melakukan analisa tema kultural ialah dengan mencari benang merah yang ada yang dikaitkan dengan nilai-nilai, orientasi nilai, nilai dasar / utama, premis, etos, pandangan dunia dan orientasi kognitif. Analisa berpangkal pada pandangan bahwa segala sesuatu yang kita teliti pada dasarnya merupakan suatu yang utuh (keseluruhan), tidak terpecah-pecah; oleh karena itu peneliti dalam menganalisa data sebaiknya menggunakan pendekatan yang utuh (holistic approach).[8]
Teknik Analisa: Teknik analisanya ialah peneliti melakukan hal-hal seperti di bawah ini:
===============
Catatan Kaki:
[1]Nuryanti Reni dan Peno Suryanto, Penelitian : Sebuah Pengantar. (Yogyakarta: UKM Penelitian UNY, 2006), H. 6.
[2[Sukardi dkk. Pedoman Penelitian Edisi 2004 (Yogyakarta: Lembaga Penelitian UNY, 2004), h. 15.
[3]Muhadjir Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000), h. 139.
[4]L. J. Moleong,, Metologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosydakarya, 2001), h. 197.
[5]Muhadjir Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 189.
[6]Sanapiah.Faisal, Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasinya. (Malang: YA3, 1990), h. 34.
[7]Ibid.
[8]Catherine Marshal, dan Gretchen B Rossman, Designing Qualitative Research. California: Sage Publication,. Inc, 1995), h. 78.
[9]Ibid.
===============
Daftar Pustaka
Faisal, Sanapiah. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasinya. Malang: YA3. 1990.
Marshal, Catherine dan Gretchen B Rossman. Designing Qualitative Research. California: Sage Publication,. Inc. 1995.
Moleong, L. J. Metologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosydakarya, 2001.
Noeng Muhadjir. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi IV. Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000.
Menurut Bodgan dan Taylor[1] metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Kirk dan Miller (1986, Reni, 2006: 7) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan orang-orang tersebut dalam bahasa dan peristilahannya.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang data-datanya bersifat deskriptif berupa: kata-kata, catatan lapangan (pengamatan), foto/gambar, dokumen, dan sejenisnya. Penelitian ini bersifat lentur, flexibel sesuai dengan perolehan data di lapangan. Peneliti berperan menjadi kendali di lapangan. Karakteristik atau ciri penelitian kualitatif adalah sebagai berikut: latar ilmiah, manusia sebagai alat (instrumen), metode kualitatif, analisis data secara induktif, teori dari dasar (grounded theory), deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, adanya “batas” yang ditentukan oleh “fokus”, ada kriteria khusus untuk keabsahan data, desain yang sementara, serta hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.
Penelitian ini berusaha memahami secara personal dorongan dan keyakinan yang mendasari tindakan manusia. Penelitian kualitatif dilakukan untuk memahami fenomena sosial dari pandangan pelakunya. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi secara berpartisipasi, wawancara secara mendalam, dan metode lain yang menghasilkan data yang bersifat deskriptif guna mengungkapkan sebab dan proses terjadinya peristiwa yang dialami oleh subjek penelitian[2].
Dalam penelitian kualitatif ada atau tidaknya suatu atribut dalam suatu analisis isi lebih penting daripada frekuensi atau bilangan yang diberikan kepada atribut tersebut. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari teori yang dipersiapkan sebelumnya, tapi dimulai dari lapangan berdasarkan lingkungan alami. Data dan informasi lapangan ditarik makna dan konsepnya, melalui pemaparan deskriptif analitik, tanpa menggunakan enumerasi, dan statistik, sebab lebih mengutamakan proses terjadinya suatu peristiwa dan tingkah laku dalam situasi alami. Generalisasi tak perlu dilakukan sebab deskripsi dan interpretasi terjadi dalam konteks ruang, waktu, dan situasi tertentu. Realitas berdimensi jamak, berubah dan saling berinteraksi, sehingga peneliti dituntut waktu yang cukup lama di lapangan.
Data penelitian kualitatif diperoleh dengan berbagai cara. Analisa data kualitatifpun berbeda dengan analisi penelitian kuantitatif. Analisa data kualitatif bisa digunakan dengan berbagai cara. Makalah ini akan menjelaskan tentang analisa data kualitatif.
A. ANALISIS DATA
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata data secara sistematis untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya. Catatan dibedakan menjadi dua, yaitu yang deskriptif dan yang reflektif.[3] Catatan deskriptif lebih menyajikan kejadian daripada ringkasan. Catatan reflektif lebih mengetengahkan kerangka pikiran, ide dan perhatian dari peneliti. Lebih menampilkan komentar peneliti terhadap fenomena yang dihadapi.
Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusun dalam satuan-satuan dan kategorisasi dan langkah terakhir adalah menafsirkan dan atau memberikan makna terhadap data.
a. Pemrosesan Satuan (Unitying)
Satuan adalah bagian terkecil yang mengandung makna yang utuh dan dapat berdiri sendiri terlepas dari bagian yang lain. Satuan dapat berwujud kalimat faktual sederhana, misalnya: ”Responden menunjukkan bahwa ia menghabiskan sekitar sepuluh jam seminggu untuk melakukan perjalanan keliling dari satu sekolah ke sekolah lain sebagai pelaksanaan peranannya selaku guru lepas di beberapa sekolah”. Selain itu satuan dapat pula berupa paragraf penuh. Satuan ditemukan dalam catatan pengamatan, wawancara, dokumen, laporan dan sumber lainnya. Agar satuan-satuan tersebut mudah diidentifikasi perlu dimasukkan ke dalam kartu indeks dengan susunan satuan yang dapat dipahami oleh orang lain.
b. Kategorisasi
Kategorisasi disusun berdasarkan kriteria tertentu. Mengkategorisasikan kejadian-kejadian mungkin saja mulai dari berdasarkan namanya, fungsinya atau kriteria yang lain. Pada tahap kategorisasi peneliti sudah mulai melangkah mencari ciri-ciri setiap kategori. Pada tahap ini peneliti bukan sekedar memperbandingkan atas pertimbangan rasa-rasanya mirip atau sepertinya mirip, melainkan pada ada tidaknya muncul ciri berdasarkan kategori. Dalam hal ini ciri jangan didudukkan sebagai kriteria, melainkan ciri didudukkan tentatif, artinya pada waktu hendak memasukkan kejadian pada kategori berdasarkan cirinya, sekaligus diuji apakah ciri bagi setiap kategori sudah tepat.
c. Penafsiran /Pemaknaan Data.
Langkah ketiga Moleong[4] menggunakan istilah penafsiran data,. Noeng Muhadjir[5] menggunakan istilah pemaknaan, karena penafsiran merupakan bagian dari proses menuju pemaknaan. Beliau membedakan antara 1) terjemah atau translation, 2) tafsir atau inerpretasi, 3) ekstrapolasi dan 4) pemaknaan atau meaning. Membuat terjemah berarti upaya mengemukakan materi atau substansi yang sama dengan media yang berbeda; media tersebut mungkin berupa bahasa satu ke bahasa lain, dari verbal ke gambar dan sebagainya. Pada penafsiran, peneliti tetap berpegang pada materi yang ada, dicari latar belakangnya, konsteksnya agar dapat dikemukakan konsep atau gagasannya lebih jelas. Ekstrapolasi lebih menekankan pada kemampuan daya pikir manusia untuk menangkap hal di balik yang tersajikan. Memberi makna merupakan upaya lebih jauh dari penafsiran dan mempunyai kesejajaran dengan ekstrapolasi. Pemaknaan lebih menuntut kemampuan integratif manusia: indriawinya, daya pikirnya dan akal budinya. Di balik yang tersajikan bagi ekstrapolasi terbatas dalam arti empirik logik, sedangkan pada pemaknaan menjangkau yang etik maupun yang transendental. Dari sesuatu yang muncul sebagai empiri dicoba dicari kesamaan, kemiripan, kesejajaran dalam arti individual, pola, proses, latar belakang, arah dinamika dan banyak lagi kemungkinan-kemungkinan lainnya.
Dalam langkah kategorisari dilanjutkan dengan langkah menjadikan ciri kategori menjadi eksplisit, peneliti sekaligus mulai berupaya untuk mengintegrasikan kategori-kategori yang dibuatnya. Menafsirkan dan memberi makna hubungan antar kategori sehingga hubungan antar kategori menjadi semakin jelas. Itu berarti telah tersusun atribut-atribut teori.
d. Perumusan Teori
Perumusan teori dimulai dengan mereduksi jumlah kategori-kategori sekaligus memperbaiki rumusan dan integrasinya. Modifikasi rumusan semakin minimal, sekaligus isi data dapat terus semakin diperbanyak. Atribut terori yang tersusun dari hasil penafsiran/pemaknaan dilengkapi terus dengan data baru, dirumuskan kembali dalam arti diperluas cakupannya sekaligus dipersempit kategorinya. Jika hal itu sudah tercapai dan peneliti telah merasa yakin akan hasilnya, pada saat itu peneliti sudah dapat mempublikasikan hasil penelitiannya.
B. ANALISA DATA KUALITATIF: TEKNIK
Analisa kualitatif merupakan analisa yang mendasarkan pada adanya hubungan semantis antar variable yang sedang diteliti. Tujuannya ialah agar peneliti mendapatkan makna hubungan variable-variabel sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian. Hubungan antar semantis sangat penting karena dalam analisa kualitatif, peneliti tidak menggunakan angka-angka seperti pada analisa kuantitatif.[6]
Prinsip pokok teknik analisa kualitatif ialah mengolah dan menganalisa data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna. Prosedur analisa data kualitatif dibagi dalam lima langkah, yaitu[7]:
- mengorganisasi data: Cara ini dilakukan dengan membaca berulang kali data yang ada sehingga peneliti dapat menemukan data yang sesuai dengan penelitiannya dan membuang data yang tidak sesuai;
- membuat kategori, menentukan tema, dan pola: langkah kedua ialah menentukan kategori yang merupakan proses yang cukup rumit karena peneliti harus mampu menglompokkan data yang ada kedalam suatu kategori dengan tema masing-masing sehingga pola keteraturan data menjadi terlihat secara jelas;
- menguji hipotesa yang muncul dengan menggunakan data yang ada: setelah proses pembuatan kategori maka peneliti melakukan pengujian kemungkinan berkembangnya suatu hipotesa dan mengujinya dengan menggunakan data yang tersedia;
- mencari eksplanasi alternatif data: proses berikutnya ialah peneliti memberikan keterangan yang masuk akal data yang ada dan peneliti harus mampu menerangkan data tersebut didasarkan pada hubungan logika makna yang terkandung dalam data tersebut; dan
- menulis laporan: penulisan laporan merupakan bagian analisa kualitatif yang tidak terpisahkan. Dalam laporan ini peneliti harus mampu menuliskan kata, frasa dan kalimat serta pengertian secara tepat yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan data dan hasil analisanya.
Analisa Domain: Analisa domain berguna untuk mencari dan memperoleh gambaran umum atau pengertian yang bersifat secara meyeluruh. Hasil yang diharapkan ialah pengertian di tingkat permukaan mengenai domain tertentu atau kategori-kategori konseptual.
a. Contoh: Domain dalam dunia seni mencakup: seni lukis, seni tari, seni ukir, desain komunikasi visual.
b. Cara Menganalisa: cara menganalisa domain ialah dengan menggunakan analisa semantis yang bersifat universal. Dibawah ini contoh domain yang bersifat universal:
Hubungan Semantis
|
Bentuk
|
Contoh
|
1. Jenis
|
X adalah jenis Y
|
Iklan adalah salah satu jenis promosi
|
2. Ruang
|
X adalah tempat di Y atau bagian dari Y
|
Ruang gambar adalah bagian dari laboratorium
|
3. Sebab - Akibat
|
X adalah akibat dari Y
|
Desain iklan jelek akibat komposisi warna salah
|
4. Alasan
|
X merupakan alasan melakukan Y
|
Iklan itu bagus, sehingga konsumen membeli produk yang diiklankan
|
5. Lokasi untuk melakukan
|
X merupakan tempat melakukan Y
|
Ruang gambar adalah tempat untuk menggambar
|
6 Cara ke Tujuan
|
X merupakan cara melakukan / mencapai Y
|
Membuat logo yang bagus untuk mencapai citra perusahaan yang baik
|
7. Urutan / tahap
|
X merupakan urutan atau tahap dalam Y
|
Mewarnai merupakan salah satu tahap dalam membuat logo
|
8. Fungsi
|
X digunakan untuk Y
|
Jenis huruf digunakan untuk menarik pembaca
|
9. Karaktersitik
|
X merupakan karaktersitik dari Y
|
Komposisi warna merupakan atribut logo
|
Aplikasi Dalam Desain Iklan: di bawah ini diberikan contoh aplikasi analisa domain dalam desain iklan dengan menggunakan pertanyaan structural
Hubungan Semantis
|
Bentuk
|
Contoh
|
1. Jenis
|
X adalah jenis Y
|
Apa saja jenis iklan yang ada?
|
2. Ruang
|
X adalah tempat di Y atau bagian dari Y
|
Apa saja bagian keseluruhan dari sebuah iklan?
|
3. Sebab - Akibat
|
X adalah akibat dari Y
|
Apa sebab warna iklannya tidak cocok?
|
4. Alasan
|
X merupakan alasan melakukan Y
|
Apa saja alasannya membuat iklan dengan warna hitam putih?
|
5. Lokasi untuk melakukan
|
X merupakan tempat melakukan Y
|
Dimana saja iklan tersebut ditayangkan / dipasang?
|
6 Cara ke Tujuan
|
X merupakan cara melakukan / mencapai Y
|
Apa saja cara untuk mencapai bentuk desain iklan yang komunikatif?
|
7. Urutan / tahap
|
X merupakan urutan atau tahap dalam Y
|
Apa saja tahapan keseluruhan dalam membuat desain iklan?
|
8. Fungsi
|
X digunakan untuk Y
|
Apa saja fungsi iklan tersebut?
|
9. Karaktersitik
|
X merupakan karaktersitik dari Y
|
Apa saja karakteristik keseluruhan iklan yang menarik?
|
Analisa Taksonomi: analisa taksonomi didasarkan pada focus terhadap salah satu domain (struktur internal domain) dan pengumpulan hal-hal / elemen yang sama.
1. a. Taksonomi Logo: taksonomi logi dapat digambarkan seperti di bawah ini:
Analisa Komponensial: analisa komponensial menekankan pada kontras antar elemen dalam suatu domain; hanya karakteristik-karaktersitik yang berbeda saja yang dicari.
Contoh: Cari karakteristik yang berbeda dalam Fungsi Logo suatu perusahaan dengan dimensi-dimensi kontras seperti di bawah ini:
Kategori
Karaktersitik Logo
|
Tidak Standar
|
Semi Standar
|
Standar
|
Bentuk
| |||
Warna
| |||
Ukuran
| |||
Tulisan
| |||
Jarak Pandang/ Durasi
|
Analisa Tema Kultural: cara melakukan analisa tema kultural ialah dengan mencari benang merah yang ada yang dikaitkan dengan nilai-nilai, orientasi nilai, nilai dasar / utama, premis, etos, pandangan dunia dan orientasi kognitif. Analisa berpangkal pada pandangan bahwa segala sesuatu yang kita teliti pada dasarnya merupakan suatu yang utuh (keseluruhan), tidak terpecah-pecah; oleh karena itu peneliti dalam menganalisa data sebaiknya menggunakan pendekatan yang utuh (holistic approach).[8]
Teknik Analisa: Teknik analisanya ialah peneliti melakukan hal-hal seperti di bawah ini:
- Melarutkan / menyatukan diri seoptimal mungkin selama melakukan penelitian untuk menghayati apa yang diteliti.
- Melakukan analisa komonensial lintas domain.
- Mengidentifikasi domain-domain yang mencakup informasi yang dominan dibandingkan dengan domain lainnya.
- Membuat diagram skematis yang menunjukkan katerkaitan segenap domain.
- Mencari kesamaan diantara dimensi yang kontras untuk memunculkan tema-tema dari gejala yang sedang diteliti.
- Mencari tema-tema universal yang biasanya dimuat pada sejumlah teori yang ada.
- Membuat iktisar /ringkasan semua data / informasi yang ada untuk tidak hanya melihat fakta saja, tetapi juga menjalinnya antara satu dengan yang lainnya.
- Membuat suatu perbandingan untuk melacak kesamaan dan perbedaan agar dapat memunculkan tema-tema alternatif lainnya.
- Mengumpulkan data untuk menyusun / menemukan suatu teori baru.
- Berkonsentrasi pada deskripsi yang rinci mengenai sifat atau cirri dari data yang dikumpulkan untuk menghasilkan pernyataan teoritis secara umum.
- Membuat hipotesa jalinan hubungan antara gejala yang ada, kemudian mengujinya dengan bagian data yang lain.
- Didasarkan dari akumulasi data yang telah dihipotesakan, peneliti mengembangkan suatu teori baru.
- Menulis catatan: menulis hal-hal yang pokok, dan kemudian mendiskripsikan atau merinci lebih detil dengan cara memberi penjelasan secara lengkap, misalnya konteks kejadiannya, kronologi peristiwa dan sebab musababnya, mengungkapkan data faktual dan penilaian peneliti.
- Memulai dari data ke konsep.
- Memodifikasi konsep dengan cara membuat hal-hal yang spesifik menjadi abstrak.
- Melakukan analisa bergelombang, dari yang sempit menjadi meluas.
- Pengembangan tema inheren menjadi suatu teori[9].
===============
Catatan Kaki:
[1]Nuryanti Reni dan Peno Suryanto, Penelitian : Sebuah Pengantar. (Yogyakarta: UKM Penelitian UNY, 2006), H. 6.
[2[Sukardi dkk. Pedoman Penelitian Edisi 2004 (Yogyakarta: Lembaga Penelitian UNY, 2004), h. 15.
[3]Muhadjir Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000), h. 139.
[4]L. J. Moleong,, Metologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosydakarya, 2001), h. 197.
[5]Muhadjir Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 189.
[6]Sanapiah.Faisal, Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasinya. (Malang: YA3, 1990), h. 34.
[7]Ibid.
[8]Catherine Marshal, dan Gretchen B Rossman, Designing Qualitative Research. California: Sage Publication,. Inc, 1995), h. 78.
[9]Ibid.
===============
Daftar Pustaka
Faisal, Sanapiah. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasinya. Malang: YA3. 1990.
Marshal, Catherine dan Gretchen B Rossman. Designing Qualitative Research. California: Sage Publication,. Inc. 1995.
Moleong, L. J. Metologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosydakarya, 2001.
Noeng Muhadjir. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi IV. Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000.
0 comments:
Post a Comment