Populasi dan Sample Penelitian

Baik populasi dan sample merupakan dua hal yang sangat urgen untuk diperhatikan dalam penelitian, karena ketepatan dalam menetukan populasi dan sample sangat berpengaruh dalam menentukan kesimpulan penelitian. Lebih lanjut, karena sample merupakan bagian dari populasi maka ketepatan penetapan populasi tentu sangat menentukan terhadap teknik sampling dan sampel itu sendiri.

Secara sederhana populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti. Sementara sample adalah pilihan terhadap data tersebut yang akan digunakan sebagai bahan penelitian dan penilaian.

Lebih lanjut, makalah ini akan menguraikan tentang populasi dan sample dan hal-hal yang berkaitan dengan keduanya.

A. Populasi
Definisi.
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam sebuah ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Dengan demikian, populasi berhubungan dengan data bukan dengan manusianya. Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang menunjukkan ciri dari populasi tersebut, seperti: rata-rata, bentengan, rata-rata simpangan, variansi dan sebagainya.
Populasi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa yang menjadi sumbher data yang memliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian.

Pembagian Populasi
Populasi dalam sebuah ruang lingkup penelitian dapat dibagi kepada beberapa macam. Bila dikaitakan dengan batasannya, maka populasi terbagi kepada:
  1. populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang memliki batas jumlah secara jelas karena memiliki karakteristik khusus dan jelas yang membedakannya dengan objek lainnya.
  2. populasi tidak terbatas atau tidak terhingga, yakni populasi yang tidak bisa ditentukan batasan-batasannya sehingga tidak dapat dinyakatan dalam bentuk jumlah. Contohnya guru di Indonesia yang mencakup guru pertama hingga yang akan datang.
Populasi juga dapat dibedakan kepada:
  1. populasi teoritis yakni sejumlah populasi yang batas-batasnya ditetapkan secara kualitatif.
  2. populasi yang tersedia, yakni populasi yang secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan tegas.
Menurut sifatnya, populasi dapat dibedakan kepada:
  1. populasi homogen yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.
  2. populasi heterogen yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat atay keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

B. Sample
sample adalah bagian dari populasi. Dalam defenisi sederhana sample sejumlah data yang dipilih dari populasi sebagai bahan kajian penelitian. Kenapa sample dibutuhkan adalah karena kemungkinan objek penelitian sangat banyak hingga harus direduksi, dan untuk kepentingan generalisasi.

Lebih rinci lagi, mengapa sample sangat dibutuhkan dalam penelitian, dapat dikemukakan beberapa alasan berikut:
  1. Karena populasi mempunyai jumlah yang sangat banyak.
  2. karena meneliti seluruh populasi membutuhkan biaya yang besar, karena itu diambil sample yang dapat mewakili populasi.
  3. masalah waktu.
  4. menghindari percobaan yang sifatnya tidak menguntungkan penelitian, yang akan muncul bila seorang peneliti meneliti seluruh populasi.
  5. masalah ketelitian.
  6. Alasan ekonomis, artinya apakah penelitian seluruh populasi sepedan dengan waktu, biaya dan tenaga yang dikeluarkan.
Manfaat Sampel
Sampel adalah untuk memperoleh data yang representative dalam kaitanya dengan populasi yang menjadi sasaran penelitian. Bila metode pengambilan sampel yang dipakai tepat, diharapkan individu-individu samel yang diobservasi maupun mewakili seluruh anggota popuasi dan mampu memberi informasi yang terkait dengan populasi yang diteliti. Informasi yang diperoleh akan menjadi ahan baku bagi pengambilan keputusan. Dalam hal ini agar informasi yang diperoleh bias memenuhi tujuan tersebut dibutuhkan ketepatan dari data yang dikumpulkan. Agar data yang diambil berguna maka data tersebut haruslah objektif (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya), representative(mewakili keadaan yang sebenarnya), variasinya kecil, tepat waktu dan relevan untuk enjawab persoalan yang sedang menjadi pokok bahasan.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan penggunaan metode pengambilan sampel yang tepat agar dari sampel yang diambil dapat diperoleh statistic yang dapat digunakan sebagai penduga bagi parameter populasi. Statistic yang diperoleh akan menjadi penduga (estimator) yang baik jika memenuhi syarat berikut: (catatan: tinjauan ringkas terhadap ulasan berkut dapat anda temui di bab statistika ringkas.

Sampel Probalitas dan Non Probalitas
1. Pengambilan Sampel Probabilitas / Acak
Pengambilan sampel probabilitas / acak adalah suatu metode pemilihan sampel, di mana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Metode ini sering disebut sebagai prosedur yang terbaik. Dari beberapa cara pengambilan sampel dengan metode ini, tiga diantaranya dipaparkan berikut ini.

a. Cara Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Ada beberapa cara pengambilan sampel dengan teknik ini, dua dianataranya yang sering digunakan dalam riset bisnis dijelaskan berikut:
  • Cara Undian
Cara ini memberi nomor-nomor pada seluruh anggota populasi, lalu secara acak dipilih nomor-nomor sesuai dengan banyaknya jumlah sampel yang dibutuhkan. Ada dua cara pengambilan sampel dengan cara ini. Yang pertama adalam pengambilan sampel tanpa pengembalian dengan cara mengembalikan sampel yang terpilih sehingga nilai probabilaitas menjadi konstan.
  • Cara Sistematis/Ordinal
Cara ini merupakan teknik untuk memilih anggota sampel melalui peluang dan teknik di mana pemilihan anggota sampel dilakukan setelah terlebih dahulu dimulai dengan pemilihan secara acak untuk data pertama, sedangkan data berikutnya menggunakan interval tertentu. Misalnya, akan diambil sampel sebanyak 100 dari 1000 anggota populasi. Kita akan memilih data pertama dari sampel pertama secara acak antara 1 sampai 10. Jika terambil nomor 4 maka untuk data kedua akan diambil sampel kedua, yaitu nomor 14 dan seterusnya. Agar sampel dapat terdistribusi dengan baik, maka polpulasi harus juga dibuat acak, jangan diurut, misal kalau kita akan memilih nama-nama orang dari suatu perusahaan, janganlah nama-nama itu diurutkan berdasarkan struktur organisasi yang ada, nanti yang diambil tidak menyebar ke seluruh bidang yang ada di dalam perusahaan.

b. Cara Stratifikasi (Stratified Random Sampling)
Suatu populasi yang dianggap heterogen menurut suatu karakteristik tertentu dikelompokkan ke dalam beberapa populasi, sehingga setiap kelompok akan memiliki anggota sampel yang relative homogen. Lalu dari tiap subpopulasi ini secara acak diambil anggota sampelnya. Dasar penentuan strata bisa dilakukan secara geografis atau dengan cara lainnya.

c. Cara Kluster (Cluster Sampling)
Pengambilan sampel dengan cara ini mirip dengan cara stratifikasi di atas. Bedanya, jika cara stratifikasi mengakibatkan adanya sub-populasi yang unsur-unsurnya homogen. Maka dengan cara kluster, unsure-unsurnya menjadi heterogen. Selanjutnya, dari masing-masing kluster dipilih sampel secara random sebanyak yang dibutuhkan. Cluster Sampling sering digunakan misalnya dalam penyebaran kuesioner di wilayah tetentu yang memang respondennya heterogen.

2. Pengambilan Sampel Non-Probabilitas/Non Acak
Dengan cara ini semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Hal ini terjadi, misalnya karena ada bagian tertentu secara sengaja tidak dijadikan sampel berdasarkan pertimbangan, karena dalam pelaksanaannya digunakan pertimbangan tertentu oleh periset.

Berikut ini dipaparkan lima macam teknik sampling yang non probabilitas.

a. Cara Keputusan (Judgment Sampling)
Cara ini sebagian buku teks dianggap sama dengan Purposive Sampling, misalnya dipakai pada saat kita ingin mengetahui pendapat karyawan tentang produk yang akan dibuat. Peneliti telah beranggapan bahwa karyawan akan lebih banyak tahu daripada orang-orang lain, peneliti telah melakukan pertimbangan. Cara ini lebih cocok dipakai pada saat tahap awal studi eksploratif.

b. Cara Kuota (Quato Sampling)
Apabila riset diarahkan untuk mengkaji suatu fenomena dari beberapa sisi, responden yang akan dipilih adalah orang-orang yang diperkirakan dapat menjawab semua sisi itu. Misalnya, akan diteliti perihal aktivitas mahasiswa di kelas, membaca buku-buku perpustakaan, turut serta dalam riset-riset kecil. Sasaran kuesioner diarahkan pada dosen-dosen yang aktif mengajar, aktif juga berada di perpustakaan, dan aktif dalam riset. Dosen-dosen seperti jika dijadikan sampel dapat digunakan sebagai wakil dari populasi seluruh dosen yang ada.

c. Cara Dipermudah (Convinience Sampling)
Sampel ini nyaris tidak dapat diandalkan, tetapi biasanya paling murah dan cepat dilakukan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang mereka temui. Meskipun ada ketidakteraan dalamnya, cara ini masih bermanfaat, misalnya pada tahap awal penelitian eksplororatif saat mencari petunjuk-petunjuk penelitian. Hasilnya dapat menunjukan bukti-bukti yang berlimpah, sehingga prosedur pengambilan sampel yang lebih canggih tidak diperlukan lagi.

d. Cara Bola Salju (Snowball Sampling)
Cara ini adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih responden lain untuk dijadikan sampel lagi, begitu seterusnya sehingga jumlah sampel terus menjadi banyak.

e. Area Sampling
Pada prinsipnya cara ini menggunakan perwakilan bertingkat. Populasi dibagi atas beberapa bagian populasi, dimana bagian populasi ini dapat dibagi-bagi lagi. Dari bagian populasi yang paling kecil diambil sampel sebagai wakilnya untuk masuk kepada bagian populasi yang lebih besar. Dari bagian populasi yang lebih besar ini akan diambil lagi sampel yang akan dipakai lagi dan seterusnya.

1. Sampel Probalitas
Rancangan sample probalitas disebut juga dengan rancangan sampel secara random. Dikatakan sampel probalitas, karena unit-unit sampelnya (n) diambil atau dipilih dengan mengikuti hokum probalitas. Menurut hokum probalitas, masing-masing warga populasi mempunyai peluang dan kemungkinan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Berdasarkan hokum probalitas, dari suatu populasi yang jumlah warganya 1000 setiap warganya mempunyai peluang 1/1000 untuk dipilih sebagai sampel.


Agar setiap warga populasi mempunyai peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel, maka pengambilannya haruslah dengan teknik random atau acak.Unit Analisa ialah unit yanga akan diteliti atau penelitian. Dalam Pembicaraan tentang populasi atau unverse diatas, seluruh BKPRMI di daerah penelitian merupakan unit penelitian atau unit elementer. Seiring unit penelitian sama dengan unsure sampling, misalnya kita mengambil BKPRMI sebagai sample, dan BKPRMI tersebut juga yang akan diteliti.

Kadang-kadang unit penelitian tidak sama dengan unsure sampling. Sebagai contoh pada pembicaraan tentang populasi atau universe di atas, kita mengambil Daerah Kabuapten sebagai sample (jadi BKPRMI Daerah Kabupten adalah sebagai sampling), sedangkan yang diteliti hanyalah Pengurus BKPRMI Kabupaten sebagai pengurus unit penelitian.

Ukuran Sampel
Pengalaman penulis menunjukkan bahwa dalam semua penelitian suevei demografi (kependudukan) ukuran sample sangat ditentukan oleh dana yang tersedia untuk melakukan pengumpulan data yang diperlukan, dan kespakatan antara pihak pelaksana dengan pihak sponsor. Akan teatpi, adakalanya seseorang lebih menekankan pada ukuran sample yang diprakirakan dengan menerapkan rumus tertentu, tanpa mempelajari secara rinci kelemahan atau keterbatasan hasil prakiraan berdasarkan rumus tersebut.

Secara statistika, dinyatakan bahwa dengan memamnfaatkan ukuran sample yang semakin besar, maka sasil yang diperoleh diharapkan akan semakin baik untuk melakukan generalisasi. Akan tetapi kita tidak akan pernah merasayakin dan dapat menyatakan bahwa berdasarkan sampel berukuran 1.500 misalnya untuk satu propinsi, akan memberikan hasil yang lebih baik dari sampel berukuran 1.000 untuk semua permasalahan yang diteliti.

Dipihak lain, dalam banyak penelitian eksprimen dipakai ukuran setiap sel atau kelompok yang diperhatikan. Akan tetapi penulis menganjurkan untuk memakai ukuran minimal 5 (lima); atas dsara pemikiran kemudahan untuk menghitung nilai rata-rata dan standard deviasinya. Bahkan, sumbangan yang sangat besar terhadapa pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti ujicoba dibidang medis.

Selanjutnya, dalam kehidupan sehari-hari banyak aktifitas atau uji kualitas dengan memanfaatkan sampel ukuran satu, karena disertai dengan asumsi bahwa populasi yang ditinjau homogen atau hampir homogen.


=============
Daftar Bacaan

Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Singarimbun, Masri, METODE PENELITIAN SURVAI. Jakarta: LP3ES, 1995.

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2000.

Artikel Terkait:

comment 0 comments:

Post a Comment

Delete this element to display blogger navbar

 


© 2010 Invest Scenery is proudly powered by Blogger