Baris ke-tiga
Hadir di muka bumi, si bayi menangis, takut akan dosa
Di sisi lain sanak saudara dan keluarga tertawa girang akan hadirnya
Seorang ibu menatap wajahnya dengan kasih dan sayang
Seorang ayah melantun kan adzan, mengajar untuk mengenal tuhan
Berlari di lingkaran waktu, sang bayi kini pemuda kecil
Melompat kesana kemari, di belai dan di manja masih ia butuhi
Bercanda dan tertawa di hadapan malaikat, sang bunda tersenyum
Menangis di kala tersandung, melangkah di kala terlangkah
Lesat nya masa tanpa menunggu, pemuda gagah tampak
Mengenal alam dan lingkungan, tapi jangan terbawa arus kehidupan
Di sana ia menimba ilmu, di sini ummi menuang do’a
Duhai yang maha elok, tunjukkan iya sang bidadari
Kini.. durhaka sang istri membantah perkataannya
Langkah, rezeki, pertemuan, maut selalu iya jaga
Ibunda bangga tatkala suara tangis cucu menggema telinga
Kini.. setiap batu di pecahkan, mencari sebji nafkah kehidupan
Izrail menjemput, iya tersenyum, lepas dari pertambahan dosa
Di sisi nya ratapan ratapan mulai menggoncang istana
Mak… maafkan segala kedurhakaanku, aku mendahuluimu
Inna lillah wa inna ‘ilayhi raji’un, terbingkai photo untuk nya.
=========================
Ini bukan lagu Cinta
kau membuatku mengerti hidup ini
di keremangan hari-hariku
kumenemukan sebuah pintu yang indah
yang siap menuntunku menuju cahaya
hati nurani membisikkah dia..!! iya dia!!
sekli lagi iya ucapkan dia!!! dia!!!
kini….
senyummu, itu yang kudamba
tawamu, itu yang ku harap
bahagiamu, itu yang ku nanti
sedihmu, ku tak ingin kau begitu
ketertutupanku telah kuluahkan semua padaNya
walau ku tak pandai merangkai kata
ku tetap mencoba membingkai nya dengan ayat-ayatNya
Ya laitani, di tengah kemesraan ku denganNya
tak lupa kuselipkan surat untuk dia
terkadang aku malu untuk mengucapnya
surat2 ini ku sampaikan hanya padaMu
rahasiaku bukan lah rahasia di hadapanMu
biarlah dia tak menyadari
sikap nya tlah memperbaikiku
=========================
Merangkak
Di saat ku buka mataku.. tanpa kusadari diriku terombang-ambing di dalam terowong waktu, dan pada saat itu juga bak buih di lautan dosaku mulai berserakan..
Belum usai tidur panjangku, di iringi lamunan khayal
Uluran tangan, belaian indah..
jasad bertulang.. rindu akan keharuman tanah kala di sirami tangisan langit.
Ujar dan pintaku mulai bertoleh ke arah angkuh.. kosong
Kepakan rusuk kiriku mulai oleng di tengah kegelapan belantara ribuan neon
Mengadah ke atas pandangan jauh.. mencoba melawan terangnya sinar mentari
Gemuruh sayap malaikat pun mulai berkibar tatkala singgasana sang surya sejajar di ufuk kepala
Mulai Mekkah Hijrah ku ke Madinah
Di jauh hari kurasakan repihan kasih ilahi, tetapi Yang terdendang tidak seperti adzan yang saling sahut menyahut di selanya.
Segala puji bagiNya tuhanku dan tuhan engkau.. hanya kepadaMu aku menyembah dan berserah diri dan hanya di hadapanMu saja aku menutupi urat biru di pelipisku.
Suara menggeratak terdengar bagai suara derakan kaki kuda di telinga.
Tiada secuil terlintas tuk enggan berbuat ikhlas ketika Yin dan Yang bertolak faham.
Aku takut di jauhi.. tetapi dalam waktu itu pula aku takut akan menjauhiNya.
Ku hiaskan mahkota maharany di istana hati
Pelan demi perlahan usia pun merangkak menuju pintu ajal
Badan berselimutkan Kerinduan akan khaliq dan makhluk, akar putih bermekaran
Hingga semesta menyambut ruh.. tak lupa ku ucapkan salam di pintuNya
=========================
Aku dan Dia
Aku membencimu hingga nadiku menyatakan itu
Tetapi setiap degup jantungku hanya menyebut namamu
Ketika tombak - tombak panah itu meluncur gesit
Ketika prasasti - prasasti memecahkan kesunyian
Keletihan meronta - ronta ..
Menatap gelap suasana ketika cinta menjadi duka
Retak jiwa ini jika detik bersenandung cinta
Kokoh bathin ini ketika menit berganti masa
Jasadku meronta tatkala bayangan di depan kaca
Tanganku mencoba menggapai hal entah kemana
Terkadang kejenuhan melanda di dada
Ingin menjauh ke puncak bukit sana
Wahai engkau yang lihai lincah.. siapakah dirimu?
Menatap rona wajah sendu
Menerawang jauh khayal melanda surga
Melontar bayang menyelinap kalbu
Berserah menerima ketulusan
Mengalirkan kesah pada laut keabadian
Syukurku ratapan ikhtiyar
Kunanti dirimu wahai.. di Babussalam
=============
By : RetaK
Hadir di muka bumi, si bayi menangis, takut akan dosa
Di sisi lain sanak saudara dan keluarga tertawa girang akan hadirnya
Seorang ibu menatap wajahnya dengan kasih dan sayang
Seorang ayah melantun kan adzan, mengajar untuk mengenal tuhan
Berlari di lingkaran waktu, sang bayi kini pemuda kecil
Melompat kesana kemari, di belai dan di manja masih ia butuhi
Bercanda dan tertawa di hadapan malaikat, sang bunda tersenyum
Menangis di kala tersandung, melangkah di kala terlangkah
Lesat nya masa tanpa menunggu, pemuda gagah tampak
Mengenal alam dan lingkungan, tapi jangan terbawa arus kehidupan
Di sana ia menimba ilmu, di sini ummi menuang do’a
Duhai yang maha elok, tunjukkan iya sang bidadari
Kini.. durhaka sang istri membantah perkataannya
Langkah, rezeki, pertemuan, maut selalu iya jaga
Ibunda bangga tatkala suara tangis cucu menggema telinga
Kini.. setiap batu di pecahkan, mencari sebji nafkah kehidupan
Izrail menjemput, iya tersenyum, lepas dari pertambahan dosa
Di sisi nya ratapan ratapan mulai menggoncang istana
Mak… maafkan segala kedurhakaanku, aku mendahuluimu
Inna lillah wa inna ‘ilayhi raji’un, terbingkai photo untuk nya.
=========================
Ini bukan lagu Cinta
kau membuatku mengerti hidup ini
di keremangan hari-hariku
kumenemukan sebuah pintu yang indah
yang siap menuntunku menuju cahaya
hati nurani membisikkah dia..!! iya dia!!
sekli lagi iya ucapkan dia!!! dia!!!
kini….
senyummu, itu yang kudamba
tawamu, itu yang ku harap
bahagiamu, itu yang ku nanti
sedihmu, ku tak ingin kau begitu
ketertutupanku telah kuluahkan semua padaNya
walau ku tak pandai merangkai kata
ku tetap mencoba membingkai nya dengan ayat-ayatNya
Ya laitani, di tengah kemesraan ku denganNya
tak lupa kuselipkan surat untuk dia
terkadang aku malu untuk mengucapnya
surat2 ini ku sampaikan hanya padaMu
rahasiaku bukan lah rahasia di hadapanMu
biarlah dia tak menyadari
sikap nya tlah memperbaikiku
=========================
Merangkak
Di saat ku buka mataku.. tanpa kusadari diriku terombang-ambing di dalam terowong waktu, dan pada saat itu juga bak buih di lautan dosaku mulai berserakan..
Belum usai tidur panjangku, di iringi lamunan khayal
Uluran tangan, belaian indah..
jasad bertulang.. rindu akan keharuman tanah kala di sirami tangisan langit.
Ujar dan pintaku mulai bertoleh ke arah angkuh.. kosong
Kepakan rusuk kiriku mulai oleng di tengah kegelapan belantara ribuan neon
Mengadah ke atas pandangan jauh.. mencoba melawan terangnya sinar mentari
Gemuruh sayap malaikat pun mulai berkibar tatkala singgasana sang surya sejajar di ufuk kepala
Mulai Mekkah Hijrah ku ke Madinah
Di jauh hari kurasakan repihan kasih ilahi, tetapi Yang terdendang tidak seperti adzan yang saling sahut menyahut di selanya.
Segala puji bagiNya tuhanku dan tuhan engkau.. hanya kepadaMu aku menyembah dan berserah diri dan hanya di hadapanMu saja aku menutupi urat biru di pelipisku.
Suara menggeratak terdengar bagai suara derakan kaki kuda di telinga.
Tiada secuil terlintas tuk enggan berbuat ikhlas ketika Yin dan Yang bertolak faham.
Aku takut di jauhi.. tetapi dalam waktu itu pula aku takut akan menjauhiNya.
Ku hiaskan mahkota maharany di istana hati
Pelan demi perlahan usia pun merangkak menuju pintu ajal
Badan berselimutkan Kerinduan akan khaliq dan makhluk, akar putih bermekaran
Hingga semesta menyambut ruh.. tak lupa ku ucapkan salam di pintuNya
=========================
Aku dan Dia
Aku membencimu hingga nadiku menyatakan itu
Tetapi setiap degup jantungku hanya menyebut namamu
Ketika tombak - tombak panah itu meluncur gesit
Ketika prasasti - prasasti memecahkan kesunyian
Keletihan meronta - ronta ..
Menatap gelap suasana ketika cinta menjadi duka
Retak jiwa ini jika detik bersenandung cinta
Kokoh bathin ini ketika menit berganti masa
Jasadku meronta tatkala bayangan di depan kaca
Tanganku mencoba menggapai hal entah kemana
Terkadang kejenuhan melanda di dada
Ingin menjauh ke puncak bukit sana
Wahai engkau yang lihai lincah.. siapakah dirimu?
Menatap rona wajah sendu
Menerawang jauh khayal melanda surga
Melontar bayang menyelinap kalbu
Berserah menerima ketulusan
Mengalirkan kesah pada laut keabadian
Syukurku ratapan ikhtiyar
Kunanti dirimu wahai.. di Babussalam
=============
By : RetaK
0 comments:
Post a Comment