Tarekat safawiyah berkembang setelah safi al-din mengubah bentuk dari majlis pengajian tasawuf menjadi suatu gerakan keagamaan. Syekh safi al-din mulai memimpin tarekat ini dari tahun 1301 sampai 1334 M. sepeninggal syekh safi pimpinan tarekat dipegang oleh putranya yang bernama sadr al-din musa (1334-1391 M).
Pada masa kepemimpinan berikutnya, tarekat safawi dipegang oleh putra ibrahim yang bernama junaid (1447-1460) keadaan telah berubah. Gerakan tarekat tersebut yang asal bercorak murni keagamaan telah menjadi gerakan politik yang berorientasi pada kekuasaan.
Pada masa Ismail, gerakan safawi mencapai puncaknya. Sewaktu ia menjadi mursyd, ia mengkonsolidasikan kekuatan politik selama kurang lima tahun (1494-1499 M) sampai berhasil menghimpun kekuatan yang cukup besar yang akhirnya mampu menaklukkan penguasa shirvan. Lalu ia menaklukkan ak koyunlu di kota sharur (dekat nakhehivan). Setelah itu, ia bersama tenteranya (qizilbas) memasuki tabriz, ibukota ak koyunlu. Di kota ini ia memproklamasikan dirinya sebagai syekh pertama kerajaan safawi pada tahun 907H / 1501 M.[1]
Perkembangan Dan Kemajuan Kerajaan Safawi
Ismail (Syah Ismail 1) pemimpin gerakan dan pendiri kerajaan safawi. Ia lahir pada tanggal 17 juli 1487 M. pemerintahannya berlangsung sekitar 23 tahun (1501-1524 M). sekitar sepuluh tahun pada awal pemerintahannya, ia manfaatkan dengan memantapkan mazhab syiah sebagai aliran negara. Di samping itu, ia memperluas kerajaannya meliputi Persia. Pada tahun 1503 M tentera Ismail berhasil melakukan penaklukan terhadap propinsi Kaspia di Mazandaran, Gurgan, Yazdshirvan, dan Samarqand. Sementara itu kerajaannya meliputi Fars, Kerman, Khuzistan, Khurasan, Balkhmerv, Irak, Azarbaijan, dan Diyarbakr. Setelah itu, ia melakukan pembersihan terhadap tentera al wand yang menguasai sebagian besar Persia (termasuk Isfahan dan Shiraz)[2]. Pada tahun 1510 M ia melakukan peperangan dengan raja Turkistan. Dalam peperangan itu, ia memperoleh kemenangan. Kemenangan demi kemengan yang di raihnya secara gemilang telah membuat popularitas ismail I menjadi semakin meningkat, baik didalam maupun diluar negerinya.
Sepeninggal ismail I, raja – raja yang menggantikannya tidak begitu berartidalam mengembangkan kerajaan safawi, seperti syah tahmasp (1524-1576 M) ismail II (1576-1577 M) dan mahmud (1577-1588 M) .
Raja yang dianggap paling berjasa dalam memulihkan kebesaran kerajaan safawi, sekaligus membawanya kepuncak kemajuan adalah syah abbas I (1587-1629 M).
Usaha – usaha yang dilakukan oleh syah abbas I antara lain:
Dinamika Politik
Dinasti safawi bekuasa di Persia sekitar dua setenagh abad (1501-1789 M). tercatat dalam sejarah ada sebelas raja yang menduduki singgasana kerajaan safawi.
Kemajuan politik yang telah dicapai tergambar dalam perluasan wilayahnya yang mencakup daerah Khurasan sebelah Timur, sekitar Laut Kaspia di sebelah Utara, Asia Kecil di sebelah Barat, dan Kepulauan Hormuz disebelah Selatan. Kekuatan militer dinasti Safawi yang militan baik dari pasukan inti Qizalbash maupun gulam merupakan faktor yang dominan bagi perluasan wilayah. Adapun faktor lain yang mendukungnya antara lain:
Dinamika Ekonomi
Safawiah mampu membangun proyek – proyek mercusuar. Misalnya Istana, mesjid, jembatan besar, taman, dan lain-lain. Mereka juga dapat memajukan industri permadani, brokad (kain sutera), porselin, memajukan seni lukis, dekorasi, dan seni arsitektur.
Kemunduran Dan Kehancuran Kerajaan Safawi
Sebab-sebab kemunduran Dinasti Safawiyah adalah sebagai berikut:
==============
Endnote
[1]PM. Holt, dkk, The Cambridge History of Islam ( London : Cambridge University Press, 1970), h. 398.
[2]Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah kebudayaan Islam (Yogyakarta: Kota Kembang, t.th.), h. 336.
Pada masa kepemimpinan berikutnya, tarekat safawi dipegang oleh putra ibrahim yang bernama junaid (1447-1460) keadaan telah berubah. Gerakan tarekat tersebut yang asal bercorak murni keagamaan telah menjadi gerakan politik yang berorientasi pada kekuasaan.
Pada masa Ismail, gerakan safawi mencapai puncaknya. Sewaktu ia menjadi mursyd, ia mengkonsolidasikan kekuatan politik selama kurang lima tahun (1494-1499 M) sampai berhasil menghimpun kekuatan yang cukup besar yang akhirnya mampu menaklukkan penguasa shirvan. Lalu ia menaklukkan ak koyunlu di kota sharur (dekat nakhehivan). Setelah itu, ia bersama tenteranya (qizilbas) memasuki tabriz, ibukota ak koyunlu. Di kota ini ia memproklamasikan dirinya sebagai syekh pertama kerajaan safawi pada tahun 907H / 1501 M.[1]
Perkembangan Dan Kemajuan Kerajaan Safawi
Ismail (Syah Ismail 1) pemimpin gerakan dan pendiri kerajaan safawi. Ia lahir pada tanggal 17 juli 1487 M. pemerintahannya berlangsung sekitar 23 tahun (1501-1524 M). sekitar sepuluh tahun pada awal pemerintahannya, ia manfaatkan dengan memantapkan mazhab syiah sebagai aliran negara. Di samping itu, ia memperluas kerajaannya meliputi Persia. Pada tahun 1503 M tentera Ismail berhasil melakukan penaklukan terhadap propinsi Kaspia di Mazandaran, Gurgan, Yazdshirvan, dan Samarqand. Sementara itu kerajaannya meliputi Fars, Kerman, Khuzistan, Khurasan, Balkhmerv, Irak, Azarbaijan, dan Diyarbakr. Setelah itu, ia melakukan pembersihan terhadap tentera al wand yang menguasai sebagian besar Persia (termasuk Isfahan dan Shiraz)[2]. Pada tahun 1510 M ia melakukan peperangan dengan raja Turkistan. Dalam peperangan itu, ia memperoleh kemenangan. Kemenangan demi kemengan yang di raihnya secara gemilang telah membuat popularitas ismail I menjadi semakin meningkat, baik didalam maupun diluar negerinya.
Sepeninggal ismail I, raja – raja yang menggantikannya tidak begitu berartidalam mengembangkan kerajaan safawi, seperti syah tahmasp (1524-1576 M) ismail II (1576-1577 M) dan mahmud (1577-1588 M) .
Raja yang dianggap paling berjasa dalam memulihkan kebesaran kerajaan safawi, sekaligus membawanya kepuncak kemajuan adalah syah abbas I (1587-1629 M).
Usaha – usaha yang dilakukan oleh syah abbas I antara lain:
- mengganti pasukan Qizilbash dengan pasukan baru dari kalangan budak berasal dari tawanan perang yang berkebangsaan Georgia, Armenia, dan Sircassia.
- Mengadakan perjanjian damai dengan turki usmani pada tahun 1589.
- Mengadakan hubungan dengan dua penasehat militer inggris Sir Antony Sherley dan Sir Robert Sherley untuk belajar membuat meriam dalam rangka menandingi tentera inkisyariyah.
Dinamika Politik
Dinasti safawi bekuasa di Persia sekitar dua setenagh abad (1501-1789 M). tercatat dalam sejarah ada sebelas raja yang menduduki singgasana kerajaan safawi.
Kemajuan politik yang telah dicapai tergambar dalam perluasan wilayahnya yang mencakup daerah Khurasan sebelah Timur, sekitar Laut Kaspia di sebelah Utara, Asia Kecil di sebelah Barat, dan Kepulauan Hormuz disebelah Selatan. Kekuatan militer dinasti Safawi yang militan baik dari pasukan inti Qizalbash maupun gulam merupakan faktor yang dominan bagi perluasan wilayah. Adapun faktor lain yang mendukungnya antara lain:
- Besarnya ambisi para raja untuk mewujudkan kerajaan besar dibawah kekuasaan aliran Syiah.
- Gencarnya melakukan propaganda ajaran Syiah.
- Lemahnya kontrol militer didaerah yang berada dibawah kekuasaan Turki Utsmani maupun Mongol karena jauh dari pusat kekuasaan mereka masing – masing.
- Lihainya para raja dalam melakukan strategi perang.
Dinamika Ekonomi
Safawiah mampu membangun proyek – proyek mercusuar. Misalnya Istana, mesjid, jembatan besar, taman, dan lain-lain. Mereka juga dapat memajukan industri permadani, brokad (kain sutera), porselin, memajukan seni lukis, dekorasi, dan seni arsitektur.
Kemunduran Dan Kehancuran Kerajaan Safawi
Sebab-sebab kemunduran Dinasti Safawiyah adalah sebagai berikut:
- Terjadinya kemelut dalam negeri.
- Terjadinya konflikdalam keluarga raja.
- Lemahnya para sultan.
- Lemahnya pasukan kerajaan.
- Konflik dengan turki yang berkepanjangan.
==============
Endnote
[1]PM. Holt, dkk, The Cambridge History of Islam ( London : Cambridge University Press, 1970), h. 398.
[2]Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah kebudayaan Islam (Yogyakarta: Kota Kembang, t.th.), h. 336.
0 comments:
Post a Comment