Psikologi Pendidikan : Tanggapan dan Fantasi

1. TANGGAPAN

A. DEFINISI TANGGAPAN
Mengingat atau mengalami kembali sesuatu yang pernah kita amati, gambaran ingatan dari sesuatu pengamatan, disebut tanggapan. Penanggapan itu umumnya ialah pengalaman kembali atau pengahajatan kembali bekas-bekas yang diterima dahulu dari pengamatan, yang sekarang digambarkan kembali dalam kesadaran. Jadi tanggapan ialah bekas atau gambaran dari sesuatu pengamatan, yang tinggal dalam lubuk jiwa kita sehingga boleh disebut gambaran ingatan.

Gambaran pengindraan yang sebenarnya tentu lebih sempurna, lebih jelas dari gambaran ingatan, karena kita dalam hal ini tidak lagi melihat atau mengalami hal itu dimuka kita, benda atau hal yang sebenarnya. Umpamanya : waktu melihat ular yang sebenarnya masih jelas bagi kita bentuknya, warnanya dan sebagainya. Tetapi dalam gambaran ingatan atau tanggapan, apalagi jika lama sesudah kejadian yang sebenarnya, maka hal itu akan terngiang dengan tidak terlalu jelas lagi.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kuat atau tidaknya gambaran yang bisa di hidupkan kembali oleh manusia, yaitu:
  1. Kuat tidaknya kesan yang diterima, dan gambaran yang terjadi waktu pengamatan yang sebenarnya.
  2. Jelas tidaknya, sempurna tidaknya pengamatan yang berlangsung dahulu itu.
  3. Keadaan jiwa dan atau keadaan tubuh waktu menerima kesan itu dan sekarang waktu menggambarkannya kembali.
Biasanya apa yang tidak disukai. Lekas hilang dari jiwa sadar, lekas terpendam dalam lubuk jiwa terkecuali jika yang tidak disukai menimbulkan dan meninggalkan bekas yang sangat keras dan hebat. Umpamanya : kebencian kita terhadap sesuatu sehingga kita setiap hari marah-marah atau menyimpannya sebagai dendam. Kecemburuan kita terhadap seseorang teman bisa menimbulkan dan meninggalkan kesan dan bekas sehingga hal itu tidak dapat dilupakan bertahun-tahun lamanya.

Penanggapan biasanya lebih mudah, jika gambaran-gambaran yang hendak ditimbulkan dan dialami kembali itu, tidak berdiri sendiri dan tidak terpencil artinya ada hubungannya, ada pertaliannya bekas atau gambaran-gambaran, ada yang tersimpan. Dengan istilah pendidikan hal itu dikatakan “Pengetahuan yang baru mudah diterima jika sudah ada pengetahuan yang lama yang berhubungan atau bersamaan dengan itu”.

Tanggapan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
  1. Menurut alat indra yang berperanan dalam waktu mengamati : ada tanggapan Visual (penglihatan), Auditif (pendengaran), penciuman, dan sebagainya.
  2. Menurut terjadinya : ada tanggapan ingatan, ada tanggapan fantasi.
  3. Menurut terikatnya : tanggapan benda dan ada tanggapan kata.

B. HAKIKAT DAN JENIS TANGGAPAN
Tanggapan erat hubungannya dengan berfungsinya ingatan, ketetapan dan kejelasan. Tanggapan tergantung pada derajat kompleksitas situmulus yang asli dan pada ketelitian pengamatan indra, serta pada faktor ingatan. Ketika suatu tanggapan berlangsung maka terlebih dahulu banyangan dari hasil pengamatan akan muncul, dan bayangan itu tergolong kepada Bayangan Eidetik dan Bayangan Penggiring.

Bayangan Eidetik adalah bayangan yang jelas seperti berhadapan dengan objek secara langsung. Menurut Bimo Walgito, bayangan eidetik banyak terjadi pada anak-anak. Selain pada anak-anak, ada juga orang dewasa yang memiliki bayangan eidetik, yaitu para pelukis dan musisi.

Bayangan Penggiring adalah bayangan yang sgera timbul mengiringi proses pengamatan, setelah proses pengamatan berakhir. Contoh: setelah mata kita melihat suatu objek (misalnya lukisan), pada saat kita menatap dinding seolah-olah didinding tersebut terlihat lukisan yang baru kita lihat.

Adapun jenis-jenis Tanggapan dapat di golongkan kepada:

1. Tanggapan Reproduksi
Suatu tanggapan dianggap sebagai reproduktif, bila tanggapan itu menunjukkan pengingatan kembali suatu benda, kejadian, atau situasi, yang memberikan suatu pengalaman sensoris atau pengamatan masa lalu. Setiap hal dari pengindraan dapat terlibat. Suatu tanggapan ingatan mungkin berupa pendengaran, penglihatan, suhu. Rasa sakit, penciuman, atau kinestesis. Suatu tanggapan yang diiangat tentang pengalaman-pengalaman lalu cenderung berbeda-beda dalam kejelasannya yaitu sesuai dengan kesederhanaannya atau kekompleksannya, dan juga sesuai dengan jumlah pengalaman mengenai situasi pengindraan yang asli. Misalnya, tanggapan uang logam lima sen akan jauh lebih jelas untuk sebagian besar orang-orang dari pada ruang tamu seorang teman.


2. Tanggapan Imaginer
Tanggapan bukanlah selalu hanya reproduksi pengalaman-pengalaman lalu. Banyak gambaran-gambaran mental (Tanggapan) adalah hasil dari suatu syntese pengalaman-pengalaman masa lalu yang mengambil suatu bentuk baru dan dapat dianggap sebagai “tanggapan produktif dan kreatif” hal ini disebut tanggapan imaginer. Penemuan, pembacaan hasil-hasil fiktif (khayalan dan arsitik) adalah contoh-contoh dari jenis tanggapan ini. Mimpi malam dan siang hari meliputi tanggapan reproduktif dan sintetis.

3. Tanggapan Halusinasi
Unsur-unsur emosi mimpi menjadi faktor-faktor yang kuat dalam perkembangan halusinasi. Tanggapan halusinasi meliputi pembentukan gambaran-gambaran yang tak berhubungan dengan kenyataan tetapi yang di proyeksi kepada dunia yang nyata. Dalam bentuk-bentuk tertentu gangguan emisional yang keras, misalnya, pasien dapat melaporkan melihat malaikat atau mendengar suara-suaranya.

4. Tanggapan Editis
Ada sementara orang yang sudah mengamati sesuatu mendapatkan tanggapan yang sangat jelas dan ingat betul sampai mendetail. Tanggapannya sangat terang seterang pengamatan. Tanggapan semacam ini disebut : Tanggapan Editis.

C. PERBEDAAN-PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM TANGGAPAN
Pembentukan tanggapan adalah suatu proses mental yang fundamental. Tanggapan bersifat pribadi, tanggapan reproduksi dan imaginer seseorang tidak dapat diketahui oleh orang lain kecuali pada saat mereka berfungsi yang diperlihatkan dalam tingkah laku. Walaupun latar belakang pengalaman memegang suatu peranan penting dalam proses imaginatif, tanggapan cenderung tidak stabil dan tidak dapat dipercaya karena mereka dapat menjadi bertambah kabur dari pembentukannya yang asli sesuai dengan bertambahnya waktu yang berlangsung.

D. REPRODUKSI DAN ASOSIASI
Asosiasi adalah dikeluarkannya tanggapan dari bagian ketidak sadaran kita kebahagiaan sadar kita, ketika mengingat kembali suatu yang telah kita amati dan kita alami. Asosiasi seterusnya kita pakai dalam arti perhubungan dan pertautan. Contohnya ketika kita melihat foto seseorang lalu tergambar peristiwa bersama dengan orang tersebut.

Reproduksi ialah penjelmaan, penimbulan kembali sesuatu yang telah kita alami, Reproduksi dapat terjadi dengan sengaja tetapi dapat juga terjadi tidak dengan sengaja. Reproduksi dapat juga terjadi karena pengaruh dari luar.

Tentang asosiasi Reproduksi terdapat beberapa hukum-hukum.
  1. Hukum sama waktu : Pengamatan yang bersamaan dapat menimbulkan banyangan. Misalnya ketika Mendengar lagu A lalu timbul gambaran tentang kejadian bersama orang tertentu karena pada saat kejadian lagu tersebut mereka dengar.
  2. Hukum berurutan : Contohnya Angka atau susunan abjad, maka ketika mengamati atau membayangkan objek tertentu (angka atau huruf) menimbulkan bayangan angka atau huruf berikutnya.
  3. Hukum Persamaan : Bayangan yang mempunyai persamaan tertentu akan berasosiasi dan saling mereproduksi. Melihat kucing ada tanggapan kucing menimbulkan tanggapan harimau.
  4. Hukum berlawanan : tanggapan yang berlawanan dan bertentangan (benda-benda ataupun pengertian ) juga diassosier dan direprodusier sesamanya bila terdengar kata pahit, maka teringatlah saya kata-kata manis.
  5. Hukum sebab-akibat : kemudian ditambah lagi dengan hukum sebab-akibat: tanggapan yang mempunyai pertalian sebab akibat berhubungan, bertautan dan timbul menimbulkan sesamanya.

2. FANTASI

A. PENGERTIAN FANTASI
Fantasi didefinisikan sebagai daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang sudah ada, dan tanggapan yang baru itu tidak harus sesuai dengan benda-benda yang ada. Fantasi berorientasi dalam alam imajinair, melampau dunia riil/nyata. Atau bisa juga di artikan dengan proses menciptakan gambaran-gambaran baru berdasarkan gambaran yg telah ada , yang diperoleh dari pengamatan.

B. KLASIFIKASI FANTASI

1. Fantasi sengaja atau yang Disadari
Adalah fantasi yang terjadi dengan disengaja, dan ada usaha dari subjek untuk masuk ke dunia imajinair. Misal pelukis yang melukis imajinasinya, tukang pahat yang membuat patung seperti imajinasi yang dia inginkan, dan lain-lain.

2. Fantasi Tak Disadari
Adalah fantasi yang terjadi dengan tidak disengaja, misalnya seseorang menyampaikan berita yang tidak benar tetapi sebenarnya dia tidak bermaksud untuk berdusta. Hal yang demikian itu banyak terjadi pada anak-anak (dusta khayal, dusta semu). Misalnya seorang anak memberikan berita yang tidak sesuai keadaan senyatanya, sekalipun ia tidak ada maksud berbohong.

Fantasi sengaja maupun tidak sama-sama bersifat mengabstrasikan (ada bagian-bagian yang dihilangkan), misal angan-angan tentang lapangan tanpa rumput, maka tercipta fantasi padang pasir, mendeterminasikan (berfantasi dengan skema yang sudah ada, tetapi diisi denga gambaran lain), misal gambar telaga yang diperbesar maka terciptalah fantasi lautan, dan mengkombinasikan (menggabungkan tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lain), misal gambaran kepala gajah digabungkan dengan badan manusia maka terciptalah fantasi ganesha. Ketiga sifat fantasi ini semua membentuk gambaran baru. Karena itu kegiatan pembelajaran hendaknya berusaha mengembangkan fantasi anak secara sehat karena akan mengembangkan intelektualnya menjadi lebih bermakna dan mampu mententramkan suasana bathinnya.

C. JENIS-JENIS FANTASI
Menurut jenisnya, fantasi dibagi menjadi :
  1. Fantasi Terpimpin: Yaitu fantasi yang mengikuti fantasi orang lain. Misalnya murid mendengarkan cerita dari guru atau membaca cerita.
  2. Fantasi Mencipta: Yaitu fantasi yang menciptakan tanggapan-tanggapan yang benar-benar baru. Misalnya pengarang cerita, orang yang membuat alat permainan.
  3. Fantasi Aktif: Fantasi yang terjadi-nya melibatkan secara aktif gejala-gejala jiwa lainnya seperti pikiran, kemauan, perasaan.
  4. Fantasi Pasif: Fantasi yang terjadi-nya tidak melibatkan gejala-gejala jiwa lainnya secara aktif. Pada fantasi pasif seolah-olah kedasaran dibiarkan untuk tempat bermainnya daya fantasi.

D. KEGUNAAN DAN BAHAYA FANTASI
Kegunaan fantasi dalam kehidupan :
  1. Dengan fantasi para seniman dapat menciptakan sesuatu yang baru kita nikmati
  2. Menimbulkan simpati kepada sesama manusia.
  3. Dapat mengambil kemanfaatan (inti) sejarah.
  4. Dapat merencanakan hidup kita di hari kemudian kelak.
  5. Dapat merintangi dan mengurangi kesedihan kita
Adapun sisi negatif dari fantasi ialah:
  1. Jika fantasi itu terjadi berlebih-lebih pada seseorang akan terjadi keputusan dalam lamunan.
  2. Karena kita dikuasai fantasi akan timbul rasa berdosa.
  3. Menimbulkan fantasi yang jauh dan liar, terutama akibat fantasi tanpa pimpinan

Artikel Terkait:

comment 0 comments:

Post a Comment

Delete this element to display blogger navbar

 


© 2010 Invest Scenery is proudly powered by Blogger