Instrument Penelitian

A. Hakekat dan kegunaan Instrumen pengumpulan data
Dalam penelitian tentu akan diketemukan berbagai istilah dan istilah tersebut tentunya merupakan bagian dari perangkat-perangkat penelitian. Instrument secara bahasa berasal dari bahasa Inggris yaitu "instrument" yang artinya "alat perkakas.[1] Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia instrumen diartikan dengan peralatan kerja;alat-alat kedokteran;orang yang dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan.[2]

Pada prinsifnya penelitian ataupun pengukuran digunakan untuk penelitian terhadap fenomena sosial maupun fenomena alam, kedua bentuk fenomena ini merupakan bagian-bagian dari penelitian yang telah menjadi variabel. Untuk melakukan penelitian tentunya perlu menetapkan instrument penelitian. Dalam perumusan instrument ada instrumen yang telah tersedia (baku) dan juga yang harus dibuat oleh peneliti termasuk dalam pengujian dan validitas instrumen penelitian.[3]

Pada umumnya akan berhasil apabila banyak menggunakan instrument, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui penelitian. Instrument sebagai alat penegumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data emfiris sebagaimananya adanya. Data yang salah atau tidak menggambarkan data emfiris bisa menyesatkan peneliti, sehingga kesimpulan peneliti yang ditarik/dibuat peneliti bisa keliru. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan instrument peneliti, antara lain :
  1. Masalah dan variable yang diteliti termasuk indikator variable, harus jelas spesifik sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis instrument yang akan digunakan.
  2. Sumber data/informasi baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika item dalam instrument penelitian.
  3. Keterampilan dalam instrument itu sendiri sebagai alat pengumpul data baik dari segi ejaan, keshahihan maupun objektivitas
  4. Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrument harus jelas, sehingga peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna pemecahan masalah penelitian
  5. Mudah dan praktis digunakan akan tetapi dapat menghasilkan data yang diperlukan.[4]
Apabila mengkaji hakikat penelitian, penelitian sebaiknya memperhitungkan terlebih dahulu jenis data manakah yang perlukan dalam penelitian. Apakah data kuantitatif atau kualitatif?[5] Apakah data nominal, ordinal, interval ataukah dara rasio? Apakah data primer atau data sekunder? Data kunatitatif data yang berkenaan dengan jumlah kuantitas, yang dapat dihitung dan disimbolkan dengan ukuran-ukuran kuantitas. Data kualitatif berkenaan dengan nilai kualitas, seperti baik, sedang, kurang dan sebagainya. Data kualitatif jika perlu dapat disimbolkan dalam bentuk kuantitatif, asal ada criteria yang jelas dan tegas penggunaannya.

B. Memilih dan menetapkan Instrumen penelitian
Selanjutnya, dalam sebuah penelitian tentunya peneliti akan menetapkan instrumen yang tepat dalam melakukan penelitian. Ada beberapa langkah umum yang biasa ditempuh dalam penyusunan instrumen penelitian. Langkah-langkah tersebut adalah :
  1. Analisa variabel penelitian, yakni mengkaji variabel menjadi subpenelitiansejelas-jelasnya, sehingga indicator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data yang diinginkan peneliti. Dalam membuat indikator variabel, peneliti dapat menggunakan teori atau konsep-konsep yang ada dalam pengetahuan ilmiah yang berkenaan dengan variable tersebut, atau menggunakan fakta emfiris berdasarkan pengamatan lapangan.
  2. Menetapkan jenis instrument yang digunakan untuk mengukur variable/sub-variabel dan indicator-indikator lainnya. Satu variable mungkin bisa diukur oleh satu jenis instrument, bisa pula lebih dari satu instrument.
  3. Setelah ditetapkan jenis instrument, peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out instrument. Kisi-kisi ini berisi lingkup materi pertanyaan, abalitas yang diukur, jenis pertanyaan, banyak petanyaan, waktu yang dibutuhkan. Materi atau lingkup materi pertanyaan yang didasarkan dari indicator variable. Artinya, setiap indicator akan menghasilkan beberapa luas lingkup isi pertanyaan, serta abalitas yang diukur.[6]
  4. Berdasarkan kisi-kisi tersebut lalu peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrument dan jumlah yang telah ditetapkan pada kisi-kisi. Jumlah pertanyaan bisa dibuat lebih dari yang telah ditetapkan sebagai item cadangan. Setiap item yang dibuat peneliti harus sudah punya gambaran jawaban yang diharapkan. Artinya, prakiraan jawaban yang betul ataupun hal yang diinginkan harus dibuat oleh peneliti.
  5. Instrument yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba dan digunakan untuk revisi instrumen, misalnya membuang instrument yang tidak perlu, dan mengganti dengan instrument yang baru, atau perbaikan isi dan redaksi bahasanya. Bagaimana uji coba validitas dan reliabilitas akan dibahas lebih lanjut.
Langkah umum diatas sekedar petunjuk untuk memudahkan peneliti sehingga instrument peneltian tidak dibuat dengan asal-asalan.[7]

C. Pertimbangan dalam Memilih dan Menetapkan Instrumen Penelitian
Penelitian merupakan suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu. Langkah-langkah yang dilakukan itu harus serasi dan memberikan kesimpulan-kesimpulan yang tidak diragukan. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan instrument penelitian diantaranya adalah :
  1. Apakah hasil penelitian itu akan bermanfaat bagi masyarakat waktu ini, 
  2. Apakah penelitian itu dapat dilaksanakan. [8]
Kemudian penelitian akan dilanjutkan pada penetapan data apa yang akan dipakai dalam instrument penelitian tersebut, menurut Lofland (1984:47) sumber data utama dalam penelitian adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lainnya. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi kedalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, fhoto dan statistik.[9]

Selanjutnya, untuk mengetahui data yang telah didapatkan, data tersebut akan digunakan sebagai bentuk instrument penelitian tentunya akan dilakukan verifikasi data, sebagaimana akan diuraikan dibawah ini :
  1. Mendemonstrasikan nilai yang benar
  2. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, dan
  3. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya.
Keabsahan data merupakan konsep penting yang perbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (realibitas) menurut versi 'positifisme' dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, criteria dan paradigmanya sendiri. Hal tersebut diperbahaui untuk diperoleh pandangan dan pendapat tentang validitas internal dan validitas eksternal.[10] Selanjutnya perlu dilakukan penganalisaan data, menurut Patton, analisa data adalah proses pengurutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu dengan memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis data, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian. Tahap pengalisaan tersebut meliputi : pembacaan dan penelitian cacatan lapangan, memberikan kode pada beberapa judul pembicaraan hasil dari wawancara, menyusun tipologi, membaca data-data kepuskaan yang berkaitan dengan data.[11]


Dari berbagai langkah-langkah dalam penetapan instrument penelitian tentunya peneliti harus tetap hati-hati dalam menentukan instrument dalam penelitian karena hal tersebut merupakan alat yang sangat vital dalam melakukan penelitian. Instrumen sebagai alat dalam mengumpul data seharusnya dapat digunakan sesuai dengan objek yang akan diteliti, hal ini juga sangat mempengaruhi data akhir dari hasil penelitian.

D. Komponen instrument dan langkah-langkah perumusan
Penelitian, disamping perlu menggunakan metode yang tepat, juga memilih tekhnik dan alat pengumpulan data yang relevan. Penggunaan tekhnik dan pengumpulan data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang objektif. Dibawah ini akan diuraikan tekhnik penelitian sebagaimana cara yang dapat ditempuh untuk mengumpulkan data.

1. Angket
Dalam penelitian, angket sangat diperlukan yaitu data yang didasari atas pendapat objek yaitu data yang diinginkan ataupun pernyataan tertulis mengenai, data yang perlukan dengan ruang untuk memilih jawaban atau mengisi jawaban setiap pertanyaan yang diberikan peneliti kepada objek. Digunakan apabila responden jumlahnya besar, dapat membaca dengan baik dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia. Untuk pengumpulan data atau pengetahuan yang akan diperoleh perlu kiranya mencatat data hasil observasi tersebut yang diantaranya adalah :
  • a) Cacatan anekdot : yaitu alat untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian.
  • b) Cacatan berkala yaitu pencacatan yang dilakukan secara berturut menurut waktu munculnya suatu gejala dan tidak dilakukan secara terus menerus, melainkan pada waktu tertentu, dan terbatas pula pada jangka waktu yang ditetapkan untuk setiap pengamatan
  • c) Daftar cek yaitu penataan data yang dilakukan dengan mempergunakan sebuah daftar yang memuat nama obsever disertai dengan jenis gejala yang akan diamati
  • d) Skala nilai yaitu pentatan data dengan cara men-chek list. Perbedaannya terletak pada kategorisasi gejala yang dicatat
  • e) Peralatan mekanis yaitu pencatatan data tidak dilakukan pada saat observasi langsung, karena data diambil denga cara menggunakan alat elektronik dan sesuai dengan keperluan.
2. Observasi
Observsi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa sehingga observasi berada bersama objek yang diselidiki, disebut dengan observasi langsung, sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diselidiki. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orang yang melakukan observasi agar penggunaa tekhnik ini dapat menghimpun data secara efektif berikut ini :[12]
  1. Pemilikan pengetahuan yang cukup mengenai objek yang di observasi.
  2. Pemahanman tujuan umum dan tujuan khusus penelitian yang dilaksanakannya.
  3. Penentuan cara dan alat yang pergunakan dalam mencatat data
  4. Penentuan kategori pendapatan gejala yang diamati, apakah dengan menggunakan skala tertentu atau sekedar mentatat frekuensi munculnya gejala tanpa klasifikasi tingkatannya sehingga perumusan dengan tegas dan jelas ciri-ciri setiap kategori sangat perlu
  5. Pengamatan dan pencatatan harus dilakukan secara cermat dan kritis
  6. Pencacatan setiap gejala harus dilakukan secara terpisah agar tidak saling mempengaruhi dan seterusnya.
3. Wawancara
Yaitu alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan. Ciri utama dari wawancara ini adalah dengan kontak langsung atau tatap muka antara peneliti dengan objek. Untuk mendapatkan informasi yang tepat dan objektif harus menciptakan hubungan baik dengan responden dan mengadakan raport ialah suatu situasi psikologis yang menunjukkan bahwa responden bersedia bekerjasama, bersedia menjawab pertanyaan dan memberi informasi sesuai dengan pikiran dan keadaan yang sebenarnya. Keadaan ini akan menciptakan suatu suasana, dimana responden meresahkan adanya kehangatan dan sikap simpatik, merasakan kebebasan untuk berbicara bahkan terangsang untuk berbicara dan yang terpenting lagi, bahwa kesan pertama dari penampilan peneliti sangatlah penting untuk menjalin kerjasama.[13] Untuk mencipatakan kerjasama dan membina hubungan manusiawi yang baik ini dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut di bawah ini :
  • Partisipasi yaitu penerimaan dan keikutsertaan interviewer dalam kegiatan interviu sehingga tanya-jawab berlangsung dalam suasana yang wajar.
  • Identifikasi yaitu perkenalan dan pendekatan interviewer sehingga dapat dirsakan sebagai teman atau orang seperjuangan yang memiliki cita-cita yang sama. Interviewer jangan bersikap egoistic yang mementingkan diri sendiri dan tidak menghargai orang yang diinterview
  • Persuasi yaitu sikap sopan dan ramah dalam bertanya. Menumbuhkan keyakinan pada diri interviewer bahwa informasi yang akan disampaikan sangat penting sehingga harus dekemukakan secara lengkap dan sejujurnya.
Selanjutnya akan dilakukan penguian validitas instrument yang diantaranya : pengujian validitas internal (rasional)[14] Selanjutnya pengujian validitas isi dengan membendingkan isi instrument dengan isi objek yang telah diperoleh dan selanjutnya dan validitas eksternal yaitu membandingkan antara criteria yang ada pada instrument dengan fakta-fakta emfiris yang didapatkan setelah melakukan observasi.

4. Gabungan Angket, observasi dan wawancara
Ketiganya digunakan apabila ingin mendapatkan data lebih lengkap, akurat dan konsisten.

=============
Catatan Kaki
[1]John M.Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia. Judul asli, An English-Indonesia Dictionary.Jakarta:PT.Gramedia,1990,h.325
[2]Umi Chulsum &Windy Novia,Kamus Besar Bahasa Indonesia.Surabaya:Kashiko,2006,h.303
[3]Selamat Triono Ahmad, Kumpulan Makalah Medologi Peneltian (Medan,tt)
[4]Margono,Metodologi Penelitian Pendidikan(Semarang:Rineka Cipta, 1996),h.155-156
[5]Triono Ahmad, Kumpulan Makalah. Menurut Kirk dan Miller (1986) peneltitian kualitatif pada awalnya bersumber pada pengamatan kualitattif yang dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif. Pengamatan kuantitatif melibatkan pengukuran tingkatan suatu cirri tertentu. Untuk menemukan sesuatu dalam pengamatan tersebut, pengamatan harus mengetahui apa yang menjadi ciri-ciri penelitian dengan kata lain penelitian kuantitatif melibatkan diri pada perhitungan atas "angka"atau "kuantitas". Sedangkan penelitian kualitatif berasal dari kata "kualitas" merujuk pada segi "ilmiah"(natural) yang pertent angkan dengan quantum atau jumlah. Atas dasar ini maka, penelitian kualitatif diartikan sebagai penelitian yang tidak melakukan perhitungan.
[6]Margono,Metodologi Penelitian,h.157.Abalitas yang dimaksudkan adalah kemampuan yang diharapkan dari subjek yang akan diteliti. Misalnya kalau diukur prestasi belajar, maka abalitas prestasi tersebut dilihat dari kemampuan subjek kedalam hal pengenalan, pemahaman, aplikasi analisa, sistesis, evaluasi. Atau bila diukur sikap seseorang, maka lingkup abalitas sikap maka peneliti akan membedakannya dalam aspek kognisi, afeksi dan konasinya
[7]Nana Sudjana,Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung:Sinar Baru, 1989),h.99
[8]Lihat Margono,h.76
[9]Lexy J.Moleong, Metologi Penelitian Kualitatif(Bandung:Rosdakarya, 2006),h.157. kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau wawancara merupakan sumber data utama, sumber data utama dicatat melalui cacatan tertulis atau melalui perekaman video dsb. Sumber data tertulis adalah seperti buku, majalah ilmiah, arsif, dokumen pribadi dan dokumen resmi
[10].Ibid,h.321-322.vadilitas internal adalah sebagai variasi yang terjadi pada variable terikat dapat ditandai pada variable bebas dapat dikontrol. Karena factor yang mungkin berpengaruh dalam hubungan sebab-akibat, maka digunakn control randominasi sebagai upaya mengisolasi variable bebasnya. Sedangkan validitas eksternal adalah perkiraan validitas yang diinferensikan berdasarkan sebab-akibat yang diduga terjadi, dan dapat digeneralisasikan pada dan diantara ukuran alternative sebab-akibat dan diantara jenis orang, latar dan waktu.
[11]Lihat, Moleong,h.282-283
[12]Lihat Margono,h.158-160
[13]Ibid,h.161
[14]Lihat Triono Ahmad.Experts judgement yaitu setelah instrument dikonstruksi tentang aspek-aspek yang diukur dengan berlandaskan teori tertentu dan dikonsultasi kepada para ahli dan analisis factor yaitu persetujuan para ahli instrumen akan diuji-cobakan kepada sampel yang rata-rata 30 orang kemudian data akan ditabulasi dan dianalisis.


=============
Daftar Pustaka

Harjanto,Perencanaan Pengakaran.Jakarta:Rineka Cipta, 2005

I Nyoman Sudana Sugeng,Ilmu Taksonomi Variabel. Jakarta:Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi dan Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, 1989

Ivor K.Davies,Pengelolaan Belajar:Seri pusyala Tekhnologi Pendidikan N0.8.Jakarta: Rajawali Pers.1986

John M.Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia. Judul asli, An English-Indonesia Dictionary.Jakarta:PT.Gramedia,1990,

Margono,Metodologi Penelitian Pendidikan.Semarang:Rineka Cipta, 1996

Nana Sudjana,Penelitian dan Penilaian Pendidikan .Bandung:Sinar Baru, 1989

Lexy J.Moleong, Metologi Penelitian Kualitatif.Bandung:Rosdakarya, 2006

Umi Chulsum &Windy Novia,Kamus Besar Bahasa Indonesia.Surabaya:Kashiko,2006,

Selamat Triono Ahmad, Kumpulan Makalah Medologi Peneltian.Medan,tt

Artikel Terkait:

comment 0 comments:

Post a Comment

Delete this element to display blogger navbar

 


© 2010 Invest Scenery is proudly powered by Blogger