1. TANGGAPAN
Gambaran pengindraan yang sebenarnya tentu lebih sempurna, lebih jelas dari gambaran ingatan, karena kita dalam hal ini tidak lagi melihat atau mengalami hal itu dimuka kita, benda atau hal yang sebenarnya. Umpamanya : waktu melihat ular yang sebenarnya masih jelas bagi kita bentuknya, warnanya dan sebagainya. Tetapi dalam gambaran ingatan atau tanggapan, apalagi jika lama sesudah kejadian yang sebenarnya, maka hal itu akan terngiang dengan tidak terlalu jelas lagi.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kuat atau tidaknya gambaran yang bisa di hidupkan kembali oleh manusia, yaitu:
Penanggapan biasanya lebih mudah, jika gambaran-gambaran yang hendak ditimbulkan dan dialami kembali itu, tidak berdiri sendiri dan tidak terpencil artinya ada hubungannya, ada pertaliannya bekas atau gambaran-gambaran, ada yang tersimpan. Dengan istilah pendidikan hal itu dikatakan “Pengetahuan yang baru mudah diterima jika sudah ada pengetahuan yang lama yang berhubungan atau bersamaan dengan itu”.
Tanggapan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
Bayangan Eidetik adalah bayangan yang jelas seperti berhadapan dengan objek secara langsung. Menurut Bimo Walgito, bayangan eidetik banyak terjadi pada anak-anak. Selain pada anak-anak, ada juga orang dewasa yang memiliki bayangan eidetik, yaitu para pelukis dan musisi.
Bayangan Penggiring adalah bayangan yang sgera timbul mengiringi proses pengamatan, setelah proses pengamatan berakhir. Contoh: setelah mata kita melihat suatu objek (misalnya lukisan), pada saat kita menatap dinding seolah-olah didinding tersebut terlihat lukisan yang baru kita lihat.
Adapun jenis-jenis Tanggapan dapat di golongkan kepada:
pengingatan kembali suatu benda, kejadian, atau situasi, yang memberikan suatu pengalaman sensoris atau pengamatan masa lalu. Setiap hal dari pengindraan dapat terlibat. Suatu tanggapan ingatan mungkin berupa pendengaran, penglihatan, suhu. Rasa sakit, penciuman, atau kinestesis. Suatu tanggapan yang diiangat tentang pengalaman-pengalaman lalu cenderung berbeda-beda dalam kejelasannya yaitu sesuai dengan kesederhanaannya atau kekompleksannya, dan juga sesuai dengan jumlah pengalaman mengenai situasi pengindraan yang asli. Misalnya, tanggapan uang logam lima sen akan jauh lebih jelas untuk sebagian besar orang-orang dari pada ruang tamu seorang teman.
Reproduksi ialah penjelmaan, penimbulan kembali sesuatu yang telah kita alami, Reproduksi dapat terjadi dengan sengaja tetapi dapat juga terjadi tidak dengan sengaja. Reproduksi dapat juga terjadi karena pengaruh dari luar.
Tentang asosiasi Reproduksi terdapat beberapa hukum-hukum.
2. FANTASI
Fantasi sengaja maupun tidak sama-sama bersifat mengabstrasikan (ada bagian-bagian yang dihilangkan), misal angan-angan tentang lapangan tanpa rumput, maka tercipta fantasi padang pasir, mendeterminasikan (berfantasi dengan skema yang sudah ada, tetapi diisi denga gambaran lain), misal gambar telaga yang diperbesar maka terciptalah fantasi lautan, dan mengkombinasikan (menggabungkan tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lain), misal gambaran kepala gajah digabungkan dengan badan manusia maka terciptalah fantasi ganesha. Ketiga sifat fantasi ini semua membentuk gambaran baru. Karena itu kegiatan pembelajaran hendaknya berusaha mengembangkan fantasi anak secara sehat karena akan mengembangkan intelektualnya menjadi lebih bermakna dan mampu mententramkan suasana bathinnya.
- A. DEFINISI TANGGAPAN
Gambaran pengindraan yang sebenarnya tentu lebih sempurna, lebih jelas dari gambaran ingatan, karena kita dalam hal ini tidak lagi melihat atau mengalami hal itu dimuka kita, benda atau hal yang sebenarnya. Umpamanya : waktu melihat ular yang sebenarnya masih jelas bagi kita bentuknya, warnanya dan sebagainya. Tetapi dalam gambaran ingatan atau tanggapan, apalagi jika lama sesudah kejadian yang sebenarnya, maka hal itu akan terngiang dengan tidak terlalu jelas lagi.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kuat atau tidaknya gambaran yang bisa di hidupkan kembali oleh manusia, yaitu:
- Kuat tidaknya kesan yang diterima, dan gambaran yang terjadi waktu pengamatan yang sebenarnya.
- Jelas tidaknya, sempurna tidaknya pengamatan yang berlangsung dahulu itu.
- Keadaan jiwa dan atau keadaan tubuh waktu menerima kesan itu dan sekarang waktu menggambarkannya kembali.
Penanggapan biasanya lebih mudah, jika gambaran-gambaran yang hendak ditimbulkan dan dialami kembali itu, tidak berdiri sendiri dan tidak terpencil artinya ada hubungannya, ada pertaliannya bekas atau gambaran-gambaran, ada yang tersimpan. Dengan istilah pendidikan hal itu dikatakan “Pengetahuan yang baru mudah diterima jika sudah ada pengetahuan yang lama yang berhubungan atau bersamaan dengan itu”.
Tanggapan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
- Menurut alat indra yang berperanan dalam waktu mengamati : ada tanggapan Visual (penglihatan), Auditif (pendengaran), penciuman, dan sebagainya.
- Menurut terjadinya : ada tanggapan ingatan, ada tanggapan fantasi.
- Menurut terikatnya : tanggapan benda dan ada tanggapan kata.
- B. HAKIKAT DAN JENIS TANGGAPAN
Bayangan Eidetik adalah bayangan yang jelas seperti berhadapan dengan objek secara langsung. Menurut Bimo Walgito, bayangan eidetik banyak terjadi pada anak-anak. Selain pada anak-anak, ada juga orang dewasa yang memiliki bayangan eidetik, yaitu para pelukis dan musisi.
Bayangan Penggiring adalah bayangan yang sgera timbul mengiringi proses pengamatan, setelah proses pengamatan berakhir. Contoh: setelah mata kita melihat suatu objek (misalnya lukisan), pada saat kita menatap dinding seolah-olah didinding tersebut terlihat lukisan yang baru kita lihat.
Adapun jenis-jenis Tanggapan dapat di golongkan kepada:
- 1. Tanggapan Reproduksi
- 2. Tanggapan Imaginer
- 3. Tanggapan Halusinasi
- 4. Tanggapan Editis
- C. PERBEDAAN-PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM TANGGAPAN
- D. REPRODUKSI DAN ASOSIASI
Reproduksi ialah penjelmaan, penimbulan kembali sesuatu yang telah kita alami, Reproduksi dapat terjadi dengan sengaja tetapi dapat juga terjadi tidak dengan sengaja. Reproduksi dapat juga terjadi karena pengaruh dari luar.
Tentang asosiasi Reproduksi terdapat beberapa hukum-hukum.
- Hukum sama waktu : Pengamatan yang bersamaan dapat menimbulkan banyangan. Misalnya ketika Mendengar lagu A lalu timbul gambaran tentang kejadian bersama orang tertentu karena pada saat kejadian lagu tersebut mereka dengar.
- Hukum berurutan : Contohnya Angka atau susunan abjad, maka ketika mengamati atau membayangkan objek tertentu (angka atau huruf) menimbulkan bayangan angka atau huruf berikutnya.
- Hukum Persamaan : Bayangan yang mempunyai persamaan tertentu akan berasosiasi dan saling mereproduksi. Melihat kucing ada tanggapan kucing menimbulkan tanggapan harimau.
- Hukum berlawanan : tanggapan yang berlawanan dan bertentangan (benda-benda ataupun pengertian ) juga diassosier dan direprodusier sesamanya bila terdengar kata pahit, maka teringatlah saya kata-kata manis.
- Hukum sebab-akibat : kemudian ditambah lagi dengan hukum sebab-akibat: tanggapan yang mempunyai pertalian sebab akibat berhubungan, bertautan dan timbul menimbulkan sesamanya.
2. FANTASI
- A. PENGERTIAN FANTASI
- B. KLASIFIKASI FANTASI
- 1. Fantasi sengaja atau yang Disadari
- 2. Fantasi Tak Disadari
Fantasi sengaja maupun tidak sama-sama bersifat mengabstrasikan (ada bagian-bagian yang dihilangkan), misal angan-angan tentang lapangan tanpa rumput, maka tercipta fantasi padang pasir, mendeterminasikan (berfantasi dengan skema yang sudah ada, tetapi diisi denga gambaran lain), misal gambar telaga yang diperbesar maka terciptalah fantasi lautan, dan mengkombinasikan (menggabungkan tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lain), misal gambaran kepala gajah digabungkan dengan badan manusia maka terciptalah fantasi ganesha. Ketiga sifat fantasi ini semua membentuk gambaran baru. Karena itu kegiatan pembelajaran hendaknya berusaha mengembangkan fantasi anak secara sehat karena akan mengembangkan intelektualnya menjadi lebih bermakna dan mampu mententramkan suasana bathinnya.
- C. JENIS-JENIS FANTASI
- Fantasi Terpimpin: Yaitu fantasi yang mengikuti fantasi orang lain. Misalnya murid mendengarkan cerita dari guru atau membaca cerita.
- Fantasi Mencipta: Yaitu fantasi yang menciptakan tanggapan-tanggapan yang benar-benar baru. Misalnya pengarang cerita, orang yang membuat alat permainan.
- Fantasi Aktif: Fantasi yang terjadi-nya melibatkan secara aktif gejala-gejala jiwa lainnya seperti pikiran, kemauan, perasaan.
- Fantasi Pasif: Fantasi yang terjadi-nya tidak melibatkan gejala-gejala jiwa lainnya secara aktif. Pada fantasi pasif seolah-olah kedasaran dibiarkan untuk tempat bermainnya daya fantasi.
- D. KEGUNAAN DAN BAHAYA FANTASI
- Dengan fantasi para seniman dapat menciptakan sesuatu yang baru kita nikmati
- Menimbulkan simpati kepada sesama manusia.
- Dapat mengambil kemanfaatan (inti) sejarah.
- Dapat merencanakan hidup kita di hari kemudian kelak.
- Dapat merintangi dan mengurangi kesedihan kita
- Jika fantasi itu terjadi berlebih-lebih pada seseorang akan terjadi keputusan dalam lamunan.
- Karena kita dikuasai fantasi akan timbul rasa berdosa.
- Menimbulkan fantasi yang jauh dan liar, terutama akibat fantasi tanpa pimpinan
0 comments:
Post a Comment