Aliran Kalam Jabariyah

Pada masa keadaan keamanan sudah sudah pulih dengan tercapainya perjanjian antara Muawiyah dengan Hasan bin Ali bin Abi thalib, yang tidak mampu lagi menghadapi kekuatan Muawiyah. Maka Muawiyah mencari jalan untuk memperkuat kedudukannya dengan bermain politik yang licik. Ia ingin memasukkan diri di dalam pikiran rakyat jelata bahwa pengangkatan dirinya sebagai kepala negara dan memimpin umat islam adalah berdasarkan “ Qadha dan Qadhar / ketentuan dan keputusan Allah semata-mata tidak ada unsur manusia.

Pertama kali muncul di khurasan (Persia) pada saat munculnya golongan Qadariyah, yaitu kira-kira pada tahun 70 H. aliran ini di pelopori oleh Jahm bin Shafwan, aliran ini juga di sebut Jahmiyah.

Namun pendapat lain mengatakan bahwa orang yang pertama mempelopori jabariyah adalah Al-ja’ad bin dirham, dia juga di sebut sebagai orang yang pertama kali menyebut bahwa Al-Quran makhluk dan sifat-sifat Allah SWT.


A. Pengertan Aliran Jabariah
Kata “Jabariyah” berasal dari kata arab “Jabara” yang artinya memaksa. Dan yang di maksud adalah suatu golongan atau aliran ataupun kelompok yang bertahan bahwa semua perbuatan manusia bukan atas kehendak sendiri, namun di tentukan oleh Allah SWT.

Jabariyah adalah pendapat yang tumbuh dalam masyarakat islam yang melepaskan diri dari tanggung jawab. Dengan kata lainmanusia itu ibarat benda mati.

Aliran jabariah terbagi dua yaitu jabariah ekstrim dan jabariah moderat. Dalam masalah perbuatan manusia kedua aliran ini memiliki perbedaan. Jabariah eksterim berpendapat bahwa segala perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya sendiri tetapi perbuatan yang dipaksakan atas dirinya.

Adapun jabariah moderat mengatakan bahwa tuhan menciptakan perbutan manusia baik jahat maupun baik, tetapi manusia mempunyai peranan didalamnya, tenaga yang diciptakan dalam diri manusia mempunyai efek untuk mewujudkan perbuatannya.

B. Pemimpin Aliran Jabariah
  • 1. Ja’ad bin Dirham
Ia adalah seorang hamba dari Bani Hakam dan tinggal di damsyik. Ia di bunuh pancung oleh gubernur kuffah yaitu khamid bin Abdullah El-Qasri.
  • 2. Jahm bin Shafwan
Ia berasal dari persia dan meninggal tahun 128 H dalam suatu peperangan di marwa dengan Bani Umayah.

C. Ciri-ciri Aliran Jabariah
  1. Bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan, dan ikhtiar apapun, setiap perbuatannya baik yang jahat, buruk atau baik semata-mata Allah yang menentukannya.
  2. Bahwa Allah tidak mengetahui sesuatu apapun sebelum terjadi.
  3. Ilmu Allah bersifat hudust (baru).
  4. Bahwa Allah tidak mempunyai sifat yang sama dengan mahluk ciptaan-Nya.
  5. Bahwa surga dan neraka tidak kekal, dan akan hancur dan musnah bersama penghuninya, karena yang kekal dan abadi hanyalah Allah semata.
  6. Bahwa Allah tidak dapat dilihat di surga oleh penduduk surga.
  7. Bahwa Al-Qur’an adalah mahluk, bukan kalamullah.
Taham bin shafwan mengatakan bahwa manusia adalah dalam keadaan terpaksa, tidak bebas dan tidak mempunyai kekuasaan sedikit juapun untuk bertindak mengerjakan sesuatu. Allah-lah yang menentukan sesuatu itu kepada seseorang, apa yang dikerjakannya, baik dikehendaki oleh manusia itu ataupun tidak. Jadi Allah ta’ala-lah yang memperbuat segala pekerjaan manusia.

Taham selain penggerak jabariyah, juga pemimpin ajaran yang mengatakan bahwa Allah ta’ala itu tiada mempunyai sifat-sifat. Menurut taham, Tuhan hanyalah mempunyai zat saja dan dia mengatakan bahwa Allah itu sekali-kali tidak mungkin dapat terlihat oleh manusia walaupun di akhirat kelak.


D. I’tiqad Aliran Jabariah
I’ tiqad kaum jabariah yang bertentangan dengan kaum ahlussunnah waljamaah. Kaum jabariyah beri’tiqad, bahwa manusia itu “majbur” (terpaksa) dalam gerak-geriknya, seperti bulu ayam diudara yang dipermainkan angin, atau kayu dilaut yang diperminkan ombak, manusia tidak mempunyai daya upaya, ikhtiar atau “kasab”.

Kaum ahlussunnah wal jama’ah berpendapat bahwa semuanya dijadikan oleh Tuhan, tetapi Tuhan pula yang menjadikan adanya “ikhtiar” atau “kasab” bagi manusia. Manusia berikhtiar dan manusia berusaha.

Paham “wahdatul wujud” yang bersasal dan berpangkal dari kaum jabariyah, adalah paham yang sesat lagi menyesatkan, harus dijauhi oleh orang mu’min dan muslim. Kaum jabariyah berfatwa, bahwa “iman” itu cukup kalau sudah mengakui dalam hati saja, walaupun tidak diikrarkan dengan lisan. Dan ini sangat bertentangn dengan ahlussunnah wal jama’ah yang berpendapat bahwa iman itu, ialah membenarkan dalam hati dan mengakui dengan lisan serta mengamalkannya dengan anggota


=============
Daftar Pustaka
Abbas, Siradjuddin, 2005, I’tiqad Ahlussunnah wal Jama’ah, Pustaka Tarbiyah, Jakarta.
Nasution, Harun, 2008, Teologi Islam, Universitas Indonesia (UI Press), Jakarta.
Anwar, Rosihan. 2001. Ilmu Kalam. Pustaka setia. Bandung

Artikel Terkait:

comment 0 comments:

Post a Comment

Delete this element to display blogger navbar

 


© 2010 Invest Scenery is proudly powered by Blogger